Renungan hari ini: “TETAP TAAT DALAM MENGERJAKAN KESELAMATAN” (Filipi 2:12)

 Renungan hari ini:

 

“TETAP TAAT DALAM MENGERJAKAN KESELAMATAN”


 

Filipi 2:12 (TB) "Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir"

 

Philippians 2:12 (NET) "So then, my dear friends, just as you have always obeyed, not only in my presence but even more in my absence, continue working out your salvation with awe and reverence"

 

Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Rasul Paulus mengingatkan mereka untuk tetap taat dalam mengerjakan keselamatan, bahkan ketika ia tidak lagi hadir di tengah-tengah mereka. Ayat ini menekankan kedewasaan rohani—bagaimana seseorang menjalani iman bukan karena pengawasan manusia, tetapi karena kesadaran akan panggilan Tuhan.

 

Paulus tidak mengatakan bahwa kita bisa memperoleh keselamatan melalui perbuatan, karena keselamatan adalah anugerah Tuhan (Efesus 2:8-9). Namun, setelah diselamatkan, kita memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keselamatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti kita harus menunjukkan buah pertobatan melalui ketaatanperubahan hidup, dan pelayanan yang mencerminkan kasih Kristus.

 

Mengapa kita harus mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar? Ini bukan ketakutan yang membuat kita menjauh dari Tuhan, tetapi rasa hormat yang mendalam dan kesadaran akan tanggung jawab kita di hadapan-Nya. Takut dan gentar mencerminkan sikap hati yang serius dalam menanggapi panggilan Tuhan, bukan asal-asalan atau hanya beribadah ketika ada orang lain yang mengawasi.

 

Paulus mengingatkan jemaat di Filipi untuk tetap taat, bukan hanya saat ia hadir, tetapi juga ketika ia tidak ada. Ini adalah tanda iman yang dewasa—ketaatan yang tidak tergantung pada pengaruh manusia, melainkan hubungan pribadi dengan Tuhan. Dalam kehidupan kita, mungkin ada saat-saat ketika kita tidak mendapat bimbingan langsung dari seorang pemimpin rohani atau komunitas gereja, tetapi itu bukan alasan untuk menjadi lemah. Justru, di situlah iman kita diuji: apakah kita tetap setia bahkan saat tidak ada yang melihat?

 

Filipi 2:12 mengajarkan bahwa hidup Kristen bukan sekadar mengaku percaya, tetapi juga menunjukkan ketaatan yang nyata dalam keseharian. Kita dipanggil untuk terus bertumbuh, menghidupi keselamatan dengan kesadaran yang penuh hormat kepada Tuhan, dan membangun iman yang tidak tergantung pada manusia, tetapi berakar kuat dalam hubungan pribadi dengan Kristus.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang bisa kita renungkan dari ayat ini:

 

Pertama, keselamatan adalah Anugerah yang harus dihidupi. Paulus tidak mengatakan bahwa keselamatan bisa diperoleh dengan usaha manusia, sebab keselamatan adalah anugerah dari Tuhan (Efesus 2:8-9). Namun, keselamatan bukan sekadar status yang kita terima, tetapi suatu kehidupan yang harus diwujudkan dalam ketaatan dan pertumbuhan rohani. Ini berarti kita perlu terus bertumbuh dalam iman, meninggalkan dosa, dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

 

Kedua, ketaatan yang konsisten, bukan karena pengawasan. Paulus menegaskan bahwa jemaat Filipi harus tetap taat bukan hanya saat ia hadir, tetapi juga saat ia tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa iman yang sejati tidak bergantung pada kehadiran seorang pemimpin rohani, melainkan pada hubungan pribadi dengan Tuhan.

 

Ketiga, mengerjakan keselamatan dengan “Takut dan Gentar”. Paulus menyuruh jemaat untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Ini bukan berarti kita hidup dalam ketakutan yang melumpuhkan, tetapi dalam sikap hormat dan kesungguhan di hadapan Tuhan.

  • “Takut” dalam hal ini berarti sikap hati yang rendah hati, menyadari bahwa kita bertanggung jawab di hadapan Tuhan.
  • “Gentar” menunjukkan kesadaran bahwa kita tidak boleh meremehkan atau menganggap remeh perjalanan iman kita.

Tuhan menginginkan kita untuk memiliki sikap sungguh-sungguh dalam menjalani hidup sebagai orang percaya, bukan dengan sembarangan atau suam-suam kuku.

 

Keempat, hidup Kristen adalah perjalanan, bukan sekali jadi. Ayat ini juga mengingatkan bahwa hidup sebagai orang percaya bukanlah sesuatu yang selesai dalam satu waktu, tetapi sebuah proses pertumbuhan yang terus berlangsung. Setiap hari adalah kesempatan untuk semakin menyerupai Kristus, menjauhi dosa, dan semakin mendekat kepada Tuhan.Karena itu, renungan ini mengajarkan kita bahwa iman sejati diwujudkan dalam ketaatan yang konsisten, bukan karena pengawasan manusia, tetapi karena kesadaran akan Tuhan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer