KOTBAH MINGGU IV SETELAH EPIPHANIAS Minggu, 02 Pebruari 2025 “TUHAN ADALAH BUKIT BATU DAN PERTAHANAN KITA” (Mazmur 71:1-6)
KOTBAH MINGGU IV SETELAH EPIPHANIAS
Minggu, 02 Pebruari 2025
“TUHAN ADALAH BUKIT BATU DAN PERTAHANAN KITA”
Kotbah: Mazmur 71:1-6 Bacaan: Ibrani 2:14-18
Dalam Minggu ini kita memasuki Minggu IV Setelah Epipahnias. Tema kotbah yang akan kita renungkan “TUHAN adalah Bukit Batu dan Pertahanan Kita”. Istilah “TUHAN adalah Bukit Batu dan Pertahanan” memiliki makna mendalam yang menggambarkan peran Tuhan sebagai perlindungan, kekuatan, dan tempat bersandar dalam kehidupan umat-Nya. "Bukit Batu" memiliki makna bahwa Tuhan adalah fondasi yang kokoh. Bukit batu melambangkan kekokohan, kestabilan, dan tempat perlindungan. Batu yang besar dan kokoh tidak mudah terguncang oleh badai atau gempa. Hal ini menggambarkan bahwa Tuhan adalah fondasi yang kuat dan tidak tergoyahkan dalam kehidupan kita. Contoh dalam Alkitab: "Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!" (Mzm. 18:2). Yesus mengajarkan bahwa hidup yang dibangun di atas batu karang (Firman Tuhan) tidak akan roboh meskipun diterpa badai (Mat. 7:24-25).
"Pertahanan" melambangkan Tuhan adalah Pelindung dan Penjaga. Kata pertahanan mengacu pada benteng, perisai, atau tempat perlindungan yang menjaga dari serangan musuh. Dalam dunia kuno, benteng atau kota berkubu menjadi tempat paling aman ketika terjadi peperangan. Ini melambangkan bahwa Tuhan adalah pelindung bagi umat-Nya dari segala bahaya, baik secara fisik maupun rohani. Contoh dalam Alkitab: "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti" (Mzm. 46:1). "Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat" (Ams. 18:10).
Jika kita mendalami perikop kotbah Minggu ini, maka kita akan menemukan beberapa hal yang perlu kita pelajari, yakni:
Pertama, TUHAN adalah tempat Perlindungan (ay. 1-3). Pemazmur memulai seruannya dengan mengatakan, "Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu!" (ay. 1). Ini menunjukkan bahwa ketika kita menghadapi bahaya dan ketidakpastian, hanya Tuhan yang dapat menjadi tempat perlindungan yang sejati. Dalam kehidupan ini, kita bisa memiliki banyak cara untuk melindungi diri, baik melalui kekuatan, harta, atau pengaruh. Namun, semua itu terbatas dan tidak bisa diandalkan sepenuhnya. Tuhanlah yang menjadi benteng yang kokoh dan tidak tergoyahkan. Pemazmur menyebut Tuhan sebagai bukit batu dan kubu pertahanan yang bisa kita andalkan dalam segala keadaan.
Kedua, TUHAN setia sejak dulu, kini, dan selamanya (ay. 4-5). Di dalam ayat 4 dan 5, pemazmur mengakui bahwa Tuhan telah menjadi harapannya sejak masa muda. Ini menunjukkan bahwa Tuhan setia menyertai umat-Nya dari generasi ke generasi. Sejak dahulu Tuhan telah menyatakan kasih-Nya, dan hingga saat ini Dia tetap menjadi penolong bagi mereka yang berharap kepada-Nya. Banyak orang mencari perlindungan di dunia ini dalam hal-hal yang bersifat sementara. Namun, hanya Tuhan yang tidak pernah berubah dan tetap setia mendampingi kita. Apapun yang kita hadapi, Tuhan tidak akan meninggalkan kita.
Ketiga, TUHAN menopang kita sejak kelahiran kita (ay. 6). Mazmur 71:6 mengatakan, "Kepada-Mulah aku bertopang sejak aku lahir, dari kandungan ibuku Engkau telah mengeluarkan aku; Engkau yang selalu kupuji-puji." Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan bukan hanya hadir di tengah masalah kita, tetapi Dia telah menopang kita sejak lahir. Hal ini mengingatkan kita bahwa Tuhan sudah memiliki rencana bagi hidup kita sejak awal, dan Dia tidak pernah berhenti memelihara kita. Banyak dari kita mungkin merasa bahwa perjalanan hidup ini berat dan penuh tantangan. Tetapi ingatlah, Tuhan yang telah memelihara kita sejak lahir tidak akan meninggalkan kita di masa sulit. Dia tetap menjadi sumber kekuatan dan pertahanan bagi kita.
Oleh karena itu, marilah kita selalu bersandar kepada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Ketika kita menghadapi tantangan, jangan mencari perlindungan di tempat yang salah, tetapi datanglah kepada Tuhan yang adalah bukit batu dan pertahanan kita yang sejati.
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara kita agar kita mampu menjadikan TUHAN sebagai bukit batu dan pertahanan kita? Berikut beberapa cara kita dapat menjadikan Tuhan sebagai Bukit Batu dan Pertahanan kita dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan ajaran Alkitab:
Pertama, percaya penuh kepada Tuhan dalam segala hal (ay. 1). Mazmur 71:1 berkata, “Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu!” Artinya, kita harus menaruh kepercayaan penuh kepada Tuhan, bukan pada kekuatan atau hikmat manusia. Dalam setiap masalah, kita perlu mengandalkan Tuhan dengan berdoa dan menyerahkan hidup kita kepada-Nya.
Kedua, kita mencari Tuhan dalam doa dan Firman-Nya (ay. 3). Mazmur 71:3 menyebut Tuhan sebagai “bukit batu tempat kediamanku”. Kita menjadikan Tuhan sebagai benteng pertahanan dengan hidup dalam doa dan membaca Firman Tuhan setiap hari. Saat kita berdoa dan merenungkan Firman-Nya, kita memperoleh kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup.
Ketiga, kita harus hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Ketika kita menaati perintah Tuhan, kita berada dalam perlindungan-Nya. Seperti dalam Amsal 18:10, “Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.” Ketaatan kepada Tuhan membawa kita ke dalam perlindungan-Nya, menjauhkan kita dari bahaya yang diakibatkan oleh dosa.
Keempat, kita harus bersandar pada kesetiaan Tuhan sejak dulu hingga sekarang (ay. 5-6). Dalam Mazmur 71:5-6, pemazmur menyatakan bahwa ia telah berharap kepada Tuhan sejak masa mudanya. Kita perlu mengingat bagaimana Tuhan telah menolong kita di masa lalu, dan tetap percaya bahwa Dia akan menolong kita di masa depan.
Kelima, kita harus mengandalkan Tuhan dalam setiap pergumulan hidup. Banyak orang mencari solusi di luar Tuhan saat menghadapi masalah. Namun, kita harus menjadikan Tuhan sebagai sumber kekuatan kita. Filipi 4:6-7 mengatakan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Menjadikan Tuhan sebagai Bukit Batu dan Pertahanan berarti hidup dalam iman, doa, firman, dan ketaatan kepada-Nya. Saat kita menghadapi kesulitan, jangan mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi datanglah kepada Tuhan sebagai benteng perlindungan kita. Percaya, berserah, dan taat kepada-Nya adalah kunci untuk mengalami perlindungan dan pertolongan Tuhan dalam hidup kita.
RENUNGAN
Apa yang perlu kita renungkan dalam Minggu IV Setelah Epiphanias ini? Ketika kita merenungkan Mazmur 71:1-6, ada beberapa hal yang perlu kita refleksikan dalam kehidupan kita:
Pertama, jadikanlah Tuhan sebagai Perlindungan kita. Pemazmur berkata, "Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu!" (ay. 1). Dalam kehidupan sehari-hari, apakah kita lebih mengandalkan Tuhan atau kekuatan kita sendiri? Saat menghadapi tantangan, apakah kita datang kepada Tuhan dalam doa terlebih dahulu, atau justru mencari solusi duniawi lebih dulu?
Kedua, tetaplah percaya kepada TUHAN dalam menghadapi Pergumulan. Pemazmur mengalami banyak tantangan dan serangan, tetapi dia tetap percaya bahwa Tuhan adalah benteng dan tempat perlindungannya (ay. 3). Bagaimana sikap kita ketika menghadapi masalah? Apakah kita tetap percaya kepada Tuhan atau justru kehilangan harapan? Mazmur ini mengajarkan bahwa kita harus bersandar kepada Tuhan dengan keyakinan penuh dalam setiap situasi hidup.
Ketiga, kita harus bersyukur atas Kesetiaan Tuhan sejak dulu bagi kita. “Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda.” (ay. 5) Tuhan sudah memelihara kita sejak masa lalu. Pernahkah kita meluangkan waktu untuk mengenang bagaimana Tuhan telah menolong kita?
Keempat, jadikan Tuhan sebagai Sumber Kekuatan kita. Tuhan adalah Bukit Batu—artinya Dia adalah fondasi yang kokoh dalam hidup kita. Tuhan adalah Pertahanan Kita—artinya Dia adalah tempat perlindungan dari segala ancaman.Karena itu, jika kita ingin mengalami Tuhan sebagai Bukit Batu dan Pertahanan, kita harus percaya, berserah, dan membangun hubungan yang erat dengan-Nya melalui doa, firman, dan ketaatan. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN
Komentar
Posting Komentar