KOTBAH MINGGU 2 SETELAH EPIPHANIAS Minggu, 18 Januari 2025 “BANGSA-BANGSA MELIHAT KEBENARAN DAN KEMULIAAN TUHAN” (Yesaya 62:1-5)

 KOTBAH MINGGU 2 SETELAH EPIPHANIAS

Minggu, 18 Januari 2025

 

“BANGSA-BANGSA MELIHAT KEBENARAN DAN KEMULIAAN TUHAN”

Khotbah: Yesaya 62:1-5  Bacaan: Yohanes 2:1-11


 

Kita telah memasuki Minggu kedua Epiphanias. Tema yang akan kita renungkan adalah “Bangsa-bangsa Melihat Kebenaran dan Kemuliaan TUHAN”.  Tema ini merupakan bagian dari nubuat Yesaya yang berbicara tentang pemulihan Yerusalem dan umat Allah. Perikop ini menggambarkan sebuah masa di mana Zion (atau Yerusalem) akan menjadi pusat perhatian dunia, memancarkan cahaya kebenaran dan kemuliaan Allah.

 

Mari kita lihat makna dari frasa "Bangsa-bangsa melihat Kebenaran dan Kemuliaan TUHAN":

 

Makna Kebenaran: Dalam konteks ini, "kebenaran" merujuk pada kebenaran Allah yang menyelamatkan. Ini adalah kebenaran tentang siapa Allah, rencana-Nya bagi umat manusia, dan jalan keselamatan yang Ia sediakan melalui Yesus Kristus. Ketika bangsa-bangsa "melihat kebenaran", artinya mereka akan menyadari bahwa hanya dalam Allah saja mereka menemukan jawaban atas segala pertanyaan hidup dan kepastian akan masa depan.

 

Makna Kemuliaan TUHAN: "Kemuliaan TUHAN" merujuk pada sifat Allah yang sempurna, kuasa-Nya yang tak terbatas, dan kasih-Nya yang tak terukur. Ketika bangsa-bangsa "melihat kemuliaan TUHAN", artinya mereka akan terpukau oleh keagungan Allah dan menyadari bahwa hanya Dialah yang layak disembah dan dipuji.

 

Ada beberapa pelajaran penting yang kita peroleh dari perikop ini, yakni:

 

Pertama, Zion sebagai Pusat perhatian Allah. Ketika kita berbicara tentang Zion dalam konteks Alkitab, kita tidak hanya merujuk pada sebuah kota fisik di Yerusalem. Zion memiliki makna yang jauh lebih dalam dan spiritual. Zion melambangkan umat Allah yang sejati, yakni orang-orang percaya yang telah ditebus oleh darah Kristus.

 

Mengapa Zion Menjadi Pusat Perhatian Allah? Zion Menjadi Pusat Perhatian Allah karena:

a.       Janji Allah: Allah telah memilih Zion sebagai tempat kediaman-Nya dan pusat ibadah. Dalam Perjanjian Lama, Sion adalah tempat Bait Suci dibangun, tempat Allah menyatakan kehadiran-Nya.

b.      Umat Tebusan: Di Perjanjian Baru, Zion dihubungkan dengan gereja, yakni tubuh Kristus yang terdiri dari orang-orang percaya dari segala bangsa. Kita sebagai anggota tubuh Kristus adalah rohani baru yang telah ditebus dari kuasa kegelapan dan dijadikan milik Allah.

c.       Pusat Penyembahan: Zion adalah tempat di mana umat Allah datang untuk menyembah dan memuji Allah. Meskipun kita dapat menyembah di mana saja, Zion tetap menjadi simbol pusat penyembahan universal.

d.      Cahaya bagi Bangsa-bangsa: Zion dipanggil untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Umat Allah harus menjadi saksi Kristus di dunia, membawa kabar baik tentang keselamatan kepada semua orang.

 

Kedua, Kebenaran dan Keadilan sebagai identitas Zion. Kebenaran dan keadilan merupakan dua atribut utama yang melekat pada karakter Allah. Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk mencerminkan karakter Allah dalam hidup kita.Kebenaran dan keadilan adalah dua pilar penting dalam identitas umat Allah. Dengan hidup dalam kebenaran dan keadilan, kita tidak hanya menyenangkan hati Allah, tetapi juga menjadi berkat bagi dunia. Panggilan untuk menjadi saksi-saksi kebenaran adalah panggilan untuk membawa harapan dan perubahan di dunia.

 

Kebenaran Allah adalah dasar dari segala sesuatu. Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran, yaitu hidup sesuai dengan firman Tuhan. Kebenaran ini bukan hanya sekadar doktrin, tetapi juga sebuah gaya hidup yang tercermin dalam tindakan dan sikap kita sehari-hari.  Keadilan Allah adalah manifestasi dari kasih-Nya. Allah adalah Hakim yang adil, tetapi juga penuh belas kasihan. Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk memperlakukan semua orang dengan adil, tanpa memandang status sosial, ras, atau agama.

 

Ketiga, Kemuliaan Allah terpancar melalui Zion.  Kemuliaan Allah adalah sifat-Nya yang sempurna, keindahan-Nya yang tak terukur, dan kuasa-Nya yang tak terbatas. Ketika kemuliaan Allah terpancar melalui umat-Nya, artinya karakter dan sifat Allah yang sempurna tercermin dalam kehidupan kita. Ini terjadi ketika kita: Hidup dalam Roh. Ketika kita dipenuhi oleh Roh Kudus, buah-buah Roh seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri akan nyata dalam kehidupan kita.

 

Hidup di dalam Roh berarti kita Hidup Kudus untuk memantulkan Kemuliaan Allah. Hidup kudus adalah syarat mutlak agar kemuliaan Allah dapat bersinar melalui kita. Ketika kita hidup dalam dosa, cahaya Kristus akan tertutupi oleh kegelapan. Namun, ketika kita bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak Allah, kita menjadi wadah yang layak untuk menerima kemuliaan-Nya.

 

Keempat, Zion sebagai Kota yang tidak dapat ditinggalkan. Salah satu tema sentral dalam Alkitab adalah perlindungan Allah atas umat-Nya. Allah digambarkan sebagai gembala yang melindungi domba-domba-Nya, sebagai benteng yang kokoh, dan sebagai ayah yang menyayangi anak-anak-Nya. Perlindungan Allah ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari perlindungan fisik hingga perlindungan rohani. 

 

Salah satu janji Allah yang paling menghibur adalah jaminan-Nya untuk tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Hal ini dinyatakan dalam berbagai ayat Alkitab, seperti Ibrani 13:5: "Janganlah kamu lupa akan perintah-Nya, sebab Ia telah berfirman: 'Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau.'" Janji Allah ini memberikan kita kepastian dan keamanan. Tidak peduli seberapa sulit keadaan yang kita hadapi, kita dapat yakin bahwa Allah selalu bersama kita.

 

RENUNGAN

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu 2 Setelah Epiphanis ini? Ada beberapa hal yang perlu kita refleksikan dalam kehidupan sehari-hari:

Pertama, jadilah Saksi Kristus. Setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di lingkungannya. Ini berarti hidup sesuai dengan ajaran Kristus, menunjukkan kasih kepada sesama, dan berani bersaksi tentang iman kita.

 

Kedua, perdalamlah hubungan kita dengan Allah. Tema ini mendorong kita untuk memperdalam hubungan pribadi dengan Allah melalui doa, membaca Alkitab, dan ibadah.

 

Ketiga, hiduplah Kudus. Kita dipanggil untuk hidup kudus sebagai refleksi kemuliaan Allah. Ini berarti menghindari dosa dan berusaha untuk semakin menyerupai Kristus.

 

Keempat, terimalah Perlindungan Allah. Memahami bahwa Allah selalu melindungi umat-Nya memberikan kita kedamaian dan keberanian dalam menghadapi segala tantangan hidup.

 

Tema ini mengajak kita untuk tidak hanya menjadi penerima berkat dari Allah, tetapi juga menjadi pembawa berkat bagi orang lain. Kita dipanggil untuk menjadi saksi-saksi Kristus di dunia yang penuh kegelapan. Dengan hidup dalam kebenaran dan mengizinkan kemuliaan Allah bersinar melalui kita, kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang dan membawa mereka kepada keselamatan. Karena itu, marilah kita berkomitmen untuk hidup sesuai dengan panggilan kita sebagai umat Allah. Marilah kita menjadi terang dunia dan garam bumi. Marilah kita bersama-sama membawa kebenaran dan kemuliaan Allah kepada seluruh bangsa. (rsnh)

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Komentar

Postingan Populer