Renungan hari ini: “PERASAAN YANG SANGAT DALAM DARI SEORANG YANG SEDANG MENDERITA” (Mazmur 31:10)

 Renungan hari ini:

 

“PERASAAN YANG SANGAT DALAM DARI SEORANG YANG SEDANG MENDERITA”


Mazmur 31:10 (TB) "Kasihanilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak; mataku kabur, dan jiwa ragaku merana karena sakit hati"

 

Psalms 31:9 (NET) "Have mercy on me, for I am in distress! My eyes grow dim from suffering. I have lost my strength"

 

Nas hari ini menggambarkan perasaan yang sangat dalam dari seorang yang sedang menderita, baik secara fisik maupun emosional. Pemazmur mengungkapkan keadaan hatinya yang penuh dengan kesedihan dan penderitaan, dan ia memohon kepada Tuhan untuk belas kasihan. "Kasihanilah aku, ya TUHAN," adalah seruan yang tulus dan penuh harapan, menunjukkan bahwa pemazmur mengakui bahwa hanya Tuhan yang mampu memberikan pertolongan dalam keadaan yang demikian.

 

Bait ini mengungkapkan dua hal yang sering kali kita alami dalam kehidupan sehari-hari: rasa sesak dan sakit hati. "Aku merasa sesak" merujuk pada perasaan tertekan, sempit, atau terjebak dalam situasi yang tidak bisa diatasi dengan kekuatan sendiri. Sementara itu, "mataku kabur" menggambarkan kesulitan untuk melihat jalan keluar atau solusi, baik secara harfiah maupun secara mental atau emosional. Bahkan, "jiwa ragaku merana" menandakan bahwa penderitaan itu tidak hanya dirasakan oleh tubuh, tetapi juga menghimpit jiwa.

 

Ketika kita merasa berada dalam situasi seperti ini, Mazmur 31:10 mengingatkan kita untuk datang kepada Tuhan dengan segala keluhan dan kepedihan hati kita. Tuhan tidak hanya melihat tindakan lahiriah kita, tetapi Dia juga mendalamkan pandangan-Nya pada kondisi batin kita yang terluka. Tuhan tahu setiap rasa sesak dan sakit hati yang kita rasakan. Oleh karenanya, pemazmur meminta belas kasihan Tuhan, mengharapkan pertolongan yang hanya bisa datang dari-Nya.

 

Renungan ini mengajak kita untuk tidak takut atau ragu dalam membawa segala bentuk penderitaan kita kepada Tuhan. Meskipun hidup sering kali membawa kita ke dalam kesulitan yang membuat hati dan tubuh kita lelah, kita diajarkan untuk mengandalkan kasih dan kuasa Tuhan yang mampu memberi kekuatan dan pemulihan. Saat kita merasa "kabur" atau kehilangan arah, kita diingatkan bahwa Tuhan adalah terang yang akan memimpin kita keluar dari kegelapan tersebut.

 

Dalam kesulitan kita, mari kita tetap berdoa dengan penuh iman, seperti pemazmur yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Percayalah bahwa kasih-Nya akan menolong kita, memberi pemulihan bagi jiwa dan tubuh kita yang lelah. Tuhan mendengar setiap doa, dan dalam Dia, kita menemukan penghiburan dan harapan yang tidak akan pernah mengecewakan.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Beberapa hal yang perlu direnungkan dari ayat ini adalah:

 

Pertama, kejujuran dalam mengungkapkan perasaan. Pemazmur tidak menyembunyikan penderitaannya, melainkan dengan terbuka mengungkapkan perasaan sesaknya, matanya yang kabur, dan jiwa raganya yang merana. Ini mengajarkan kita bahwa kita tidak perlu menyembunyikan perasaan kita dari Tuhan. Kita dapat datang kepada-Nya dengan segala keluh kesah dan kepedihan hati. Kejujuran dalam berdoa dan mengungkapkan perasaan kita adalah bagian dari hubungan yang intim dengan Tuhan.

 

Kedua, rasa tertekan dan keterbatasan manusia. "Aku merasa sesak" menggambarkan perasaan tertekan atau terjepit, mungkin oleh berbagai tantangan hidup yang datang secara bertubi-tubi. Kadang-kadang kita merasa seolah-olah tidak ada jalan keluar atau solusi dari masalah kita. Mazmur ini mengingatkan kita bahwa kita tidak sendiri dalam perasaan ini. Tuhan tahu betul bagaimana rasanya merasa tertekan dan terhimpit. Pada saat-saat seperti itu, kita diingatkan untuk mencari Tuhan sebagai sumber pertolongan.

 

Ketiga, kehilangan arah atau penglihatan yang tidak jelas. "Mataku kabur" menggambarkan kesulitan dalam melihat dengan jelas jalan keluar atau solusi dalam hidup. Ini bisa merujuk pada kebingungan yang muncul saat kita dihadapkan pada masalah yang besar atau perasaan kehilangan arah dalam hidup. Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan betapa pentingnya mengandalkan Tuhan yang dapat memberi terang dalam kegelapan kita. Tuhan adalah sumber terang yang dapat mengarahkan langkah kita kembali ke jalan yang benar.

 

Keempat, penderitaan yang melibatkan jiwa dan tubuh. "Jiwa ragaku merana karena sakit hati" menunjukkan bahwa penderitaan bukan hanya berhubungan dengan fisik, tetapi juga dengan keadaan batin yang sangat tertekan. Sakit hati akibat kekecewaan, pengkhianatan, atau kehilangan dapat meresap jauh ke dalam jiwa kita. Mazmur ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Tuhan memahami penderitaan kita, baik fisik maupun emosional. Dia adalah penyembuh yang dapat memulihkan seluruh diri kita—jiwa, tubuh, dan pikiran.

 

Kelima, panggilan untuk meminta belas kasihan Tuhan. Pemazmur dengan rendah hati memohon kepada Tuhan untuk "kasihanilah aku". Ini adalah pengakuan bahwa hanya Tuhan yang dapat memberikan belas kasihan dan pertolongan yang sejati. Dalam kesulitan dan penderitaan, kita diundang untuk datang kepada Tuhan dengan hati yang rendah, mengakui keterbatasan kita, dan meminta kasih karunia-Nya.

 

Dalam kehidupan ini, kita semua menghadapi berbagai tantangan, dan kadang kita merasa terperangkap atau kebingungan. Tetapi Mazmur 31:10 mengingatkan kita bahwa dalam segala kesulitan, kita dapat datang kepada Tuhan dengan segala perasaan kita—termasuk ketidakpastian, kesedihan, dan kekecewaan. Tuhan mendengar dan Dia akan memberikan penghiburan dan pertolongan. Karena itu, dalam setiap penderitaan, kita dipanggil untuk tetap berharap pada belas kasihan-Nya dan mengandalkan-Nya sebagai sumber kekuatan kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer