KOTBAH TAHUN BARU Rabu, 01 Januari 2025 “MENJADI HAMBA YANG DAPAT DIPERCAYA” (Matius 25:14-30)

 KOTBAH TAHUN BARU

Rabu, 01 Januari 2025

 

“MENJADI HAMBA YANG DAPAT DIPERCAYA”

Kotbah: Matius 25:14-30  Bacaan Alkitab: Yeremia 17:7-8


Selamat Tahun Baru 2025 bagi kita semua!

 

Tahun baru adalah waktu yang penuh harapan, resolusi, dan refleksi. Kita sering bertanya, "Apa yang bisa saya lakukan lebih baik tahun ini?" Dalam Matius 25:14-30, Yesus memberikan perumpamaan tentang talenta, mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi hamba yang dapat dipercaya dengan apa yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Tema yang akan kita gumuli dalam mengawali perajalanan hidup kita di 2025 ini adalah “Menjadi Hamba yang dapat Dipercaya”.Tema ini erat kaitannya dengan pemberian talenta kepada kita oleh TUHAN. Talenta adalah segala apa yang ada pada tangan kita, apa yang ada di pikiran kita, dan apa yang ada di hati kita, kita gunakan untuk memuliakan TUHAN dan membawa damai sejatera bagi sesama manusia.

 

Ada beberapa hal yang perlu kita pelajari mengenai hamba yang dapat dipercaya dalam perikop kotbah awal tahun ini, yakni:

 

Pertama, semua talenta adalah pemberian Tuhan (ay. 14-15). Setiap hamba menerima talenta sesuai kemampuan mereka. Segala sesuatu yang kita miliki—talenta, waktu, bahkan hidup kita—adalah pemberian Tuhan. Jangan meremehkan talenta yang kita miliki, sekecil apa pun itu. Tuhan mempercayakan talenta untuk dikembangkan, bukan disembunyikan. Seorang petani yang menabur benih kecil tetapi menuai panen besar. Tuhan ingin kita menggunakan apa yang kita punya, berapa pun jumlahnya.

 

Kedua, hamba yang dipercaya adalah orang yang bertanggung jawab atas apa yang telah dipercayakan kepadanya (ay. 16-18). Hamba yang setia langsung mengelola talenta mereka, sedangkan hamba yang malas menyembunyikannya. Kepercayaan Tuhan membawa tanggung jawab. Bagaimana kita mengelola talenta menunjukkan sikap kita terhadap Tuhan. Tahun ini, periksa hidup kita. Apakah kita sudah bertanggung jawab atas apa yang Tuhan percayakan? Ini bisa berupa pekerjaan, keluarga, pelayanan, atau bahkan komunitas kita. Seorang mahasiswa yang rajin belajar akan lulus dengan hasil yang baik, tetapi yang malas akan tertinggal. Begitu pula dengan hidup kita: usaha kita mencerminkan rasa tanggung jawab kita kepada Tuhan.

 

Ketiga, hamba yang setia akan mendapatkan upah (ay. 19-23). Hamba yang setia dipuji dan diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Tuhan tidak hanya melihat hasil, tetapi juga kesetiaan kita dalam mengelola apa yang diberikan. Jangan takut untuk mengambil langkah iman. Jika kita setia, Tuhan akan mempercayakan lebih banyak kepada kita. Seorang karyawan yang setia dalam tugas kecil akhirnya mendapatkan promosi besar. Begitu juga Tuhan akan memberkati mereka yang setia dalam hal-hal kecil.

 

Keempat, ada akibat ketidaksetiaan yakni kehilangan segalanya (ay. 24-30). Hamba yang malas kehilangan talenta dan dihukum. Ketidaksetiaan bukan hanya membuat kita kehilangan berkat, tetapi juga mengecewakan hati Tuhan.Jangan seperti hamba yang menyembunyikan talentanya karena takut atau malas. Tahun ini, keluarlah dari zona nyaman dan lakukan sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Bayangkan kita diberikan tugas penting di tempat kerja, tetapi kita tidak melakukannya. Akibatnya, Anda kehilangan kepercayaan dari atasan Anda. Begitu pula ketidaksetiaan kepada Tuhan dapat membuat kita kehilangan kepercayaan-Nya.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakan cara kita agar kita “Menjadi Hamba yang dapat Dipercaya” berdasarkan kitab Matius 25:14-30? Agar kita dapat menjadi hamba yang dapat dipercaya berdasarkan Matius 25:14-30, ada beberapa prinsip penting yang bisa kita pelajari dari perumpamaan tentang talenta. Berikut adalah langkah-langkah praktis berdasarkan ayat tersebut:

 

Pertama, sadari bahwa segala sesuatu berasal dari TUHAN (ay. 14-15). Setiap hamba menerima talenta sesuai kemampuannya. Tuhan adalah pemberi segala sesuatu dalam hidup kita, baik itu bakat, waktu, sumber daya, maupun kesempatan. Kita bersyukur atas apa yang telah Tuhan percayakan, sekecil apa pun itu. Jangan membandingkan diri dengan orang lain, karena Tuhan memberikan sesuai kemampuan kita.

 

Kedua, gunakan talenta dengan setia dan maksimal (ay. 16-17). Hamba yang setia segera mengelola dan menggandakan talenta mereka. Kesetiaan terlihat dari bagaimana kita menggunakan apa yang telah Tuhan percayakan.Kita mengidentifikasi apa yang Tuhan sudah berikan kepada Anda (kemampuan, waktu, hubungan, dll.). Berkomitmen untuk mengembangkan talenta melalui kerja keras, pelatihan, dan disiplin. Menggunakan talenta kita untuk memberkati orang lain dan memuliakan Tuhan.

 

Ketiga, hindari rasa takut dan malas (ay. 18 dan 24-25). Hamba yang malas menyembunyikan talentanya karena takut.Ketakutan dan kemalasan adalah penghalang utama dalam memenuhi panggilan Tuhan. Jangan takut mengambil risiko dalam pelayanan atau pekerjaan yang Tuhan taruh di hati kita. Kita tingkatkan iman dan keberanian melalui doa, firman, dan komunitas yang mendukung. Lawan rasa malas dengan menetapkan tujuan dan bertindak secara konsisten.

 

Keempat, fokus pada tanggung jawab, bukan hasil akhir (ay. 19-23). Hamba yang setia dipuji karena kesetiaannya, bukan hanya karena hasilnya. Tuhan menghargai usaha dan kesetiaan kita, bukan hanya keberhasilan yang terlihat. Karenanya, lakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati, seperti untuk Tuhan (Kol. 3:23). Jangan berkecil hati jika hasil tidak sesuai harapan. Tetaplah setia karena Tuhan melihat hati kita. Berdoalah agar pekerjaan kita dapat menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan.

 

Kelima,  berani mempertanggungjawabkan apa yang diberikan TUHAN (ay. 20-21). Hamba yang setia datang kepada tuannya dengan berani untuk melaporkan hasil pekerjaannya. Menjadi hamba yang dapat dipercaya berarti siap mempertanggungjawabkan apa yang telah Tuhan percayakan. Renungkan secara rutin bagaimana kita menggunakan waktu, talenta, dan sumber daya kita. Jadilah orang yang jujur, transparan, dan bertanggung jawab dalam setiap aspek hidup kita. Libatkan Tuhan dalam setiap keputusan melalui doa dan pencarian kehendak-Nya.

 

Menjadi hamba yang dapat dipercaya berarti memahami bahwa semua yang kita miliki berasal dari Tuhan dan harus dikelola dengan setia, penuh tanggung jawab, dan keberanian. Hindari rasa takut, gunakan talenta dengan maksimal, dan fokus pada panggilan Tuhan. Tahun ini, mari kita hidup untuk mendengar ucapan Tuhan: "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik dan setia." Apa talenta yang Tuhan telah percayakan kepada kita, dan bagaimana kita akan mengelolanya di Tahun 2025 ini?

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita refleksikan dalam Ibadah Tahun Baru 2025 ini? Berikut adalah beberapa poin refleksi yang dapat diambil dari kotbah Tahun Baru 2025 dengan tema "Menjadi Hamba yang Dapat Dipercaya" berdasarkan Matius 25:14-30:

 

Pertama, kelolalah talenta sebagai tanggung jawab. Setiap orang telah menerima talenta yang berbeda-beda dari Tuhan sesuai dengan kapasitas masing-masing. Tahun baru ini adalah momen untuk merenungkan bagaimana kita telah mengelola waktu, kemampuan, dan sumber daya yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Apakah kita menggunakan semuanya untuk kemuliaan-Nya atau hanya untuk kepentingan pribadi?

 

Kedua, kesetiaan dalam hal-hal kecil. Tuhan tidak meminta hasil yang sama dari setiap hamba, tetapi menuntut kesetiaan dan tanggung jawab. Refleksikan bagaimana kita dapat lebih setia dalam hal-hal kecil yang Tuhan percayakan sehingga kita layak menerima tanggung jawab yang lebih besar.

 

Ketiga, pentingnya sikap proaktif dan tidak takut bertindak. Hamba yang menerima satu talenta memilih untuk menyembunyikannya karena takut. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak membiarkan rasa takut, malas, atau rasa kurang percaya diri menghambat kita. Tahun ini, tantang diri untuk lebih berani mengambil langkah iman dan menggunakan apa yang ada di tangan kita.

 

Keempat, hidup dengan perspektif kekekalan. Kisah ini mengingatkan bahwa ada hari pertanggungjawaban ketika kita akan diminta memberikan laporan tentang apa yang telah kita lakukan dengan talenta yang Tuhan berikan. Refleksikan bagaimana kita dapat menjalani tahun 2025 dengan lebih terarah pada tujuan kekal daripada fokus pada hal-hal sementara.

 

Kelima, hamba yang dapat dipercaya sebagai panggilan hidup. Tuhan memanggil kita untuk menjadi hamba yang dapat dipercaya, bukan hanya dalam aspek rohani tetapi juga dalam pekerjaan, keluarga, dan komunitas. Renungkan bagaimana kita dapat membawa karakter Kristus—kesetiaan, tanggung jawab, dan ketaatan—ke dalam semua aspek hidup di tahun yang baru. Karena itu, kotbah awal tahun ini dapat menjadi panduan untuk memulai 2025 dengan hati yang diperbarui, siap melayani, dan menjalani panggilan sebagai hamba yang dipercaya Tuhan. (rsnh)

 

Selamat Tahun Baru 2025

Komentar

Postingan Populer