KOTBAH NATAL 1 Rabu, 25 Desember 2024 “MENYEMBAH YESUS ANAK ALLAH” (Ibrani 1:5-12)

 KOTBAH NATAL 1 

Rabu, 25 Desember 2024

 

“MENYEMBAH YESUS ANAK ALLAH”

Kotbah: Ibrani 1:5-12 Bacaan: Mazmur 97:1-13


 

Selamat Hari Raya Natal bagi kita semua!

 

Kita telah memasuki Minggu Natal Pertama, artinya pada saat ini kita merayakan peringatan Hari Kelahiran Yesus Kristus di dunia ini ribuan tahun yang lalu. Perlu kita pahami bahwa hari ini bukan perayaan “Ulang Tahun” Yesus. Sebab ada bersileweran perayaan Natal dikaitkan dengan hari ulang tahun. Apa bedanya? Peringatan Hari Kelahiran Yesus (Natal) adalah merayakan momen penting dalam sejarah keselamatan, yaitu ketika Yesus, Anak Allah, lahir ke dunia sebagai manusia. Natal adalah pengakuan atas inkarnasi (Allah menjadi manusia) untuk membawa keselamatan bagi umat manusia. Fokus Natal bukan pada usia Yesus, melainkan pada makna teologis dari kehadiran-Nya di dunia. Sementara Hari Ulang Tahun adalah merayakan momen bertambahnya usia seseorang yang hidup sebagai manusia ciptaan. Fokusnya pada perjalanan hidup individu, pencapaian, dan kebahagiaan pribadi.

 

Tema Natal I yang akan kita renungkan adalah “Menyembah Yesus Anak Allah”. Menyembah Yesus berarti mengakui Dia sebagai Anak Allah dalam arti yang unik dan Ilahi. Anak Allah bukan berarti Yesus adalah makhluk ciptaan, tetapi bahwa Dia memiliki hubungan kekal dengan Bapa sebagai bagian dari Tritunggal. Dia adalah Tuhan yang setara dengan Allah Bapa (Ibr. 1:3), yang memiliki kemuliaan, otoritas, dan sifat kekal. Menyembah Yesus sebagai Anak Allah adalah mengakui keilahian-Nya, bahwa Dia lebih dari sekadar guru atau nabi, melainkan Tuhan yang layak menerima penyembahan sejati.

 

Ada beberapa hal yang kita pelajari dari Perikop Natal ini, yakni: 

 

Pertama, Yesus adalah Anak Allah yang Unik (ay. 5). Ibrani 1:5 berkata: Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia berkata: “Engkau adalah Anak-Ku! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini? Dan lagi: Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?” Yesus bukan sekadar nabi, guru, atau tokoh sejarah. Dia adalah Anak Allah yang unik, satu-satunya yang menerima panggilan sebagai Anak dalam hubungan ilahi dengan Allah Bapa. Inilah dasar dari penyembahan kita. Ketika kita menyembah Yesus, kita menyembah Dia bukan hanya sebagai seorang yang luar biasa, tetapi sebagai Anak Allah yang memiliki otoritas atas segalanya. 

 

Kedua, penyembahan kepada Yesus adalah Kehendak Allah (ay. 6). Ibrani 1:6 menegaskan: Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.” Allah sendiri memerintahkan para malaikat untuk menyembah Yesus. Jika malaikat yang begitu kudus dan agung diperintahkan untuk menyembah Dia, maka apalagi kita, manusia yang telah ditebus oleh darah-Nya. Natal adalah momen untuk mengarahkan hati kita kepada Dia dalam penyembahan yang tulus, sebab hanya Dialah yang layak menerima hormat dan kemuliaan. 

 

Ketiga, Yesus adalah Raja yang Kekal (ay. 8). Ibrani 1:8 berkata: Tetapi tentang Anak Ia berkata: “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat keadilan.” Yesus bukan hanya seorang bayi yang lahir di kandang, tetapi Dia adalah Raja Kekal. Natal mengingatkan kita bahwa kerajaan-Nya tidak akan pernah berakhir, dan pemerintahan-Nya penuh dengan keadilan dan kebenaran. Ketika kita menyembah Yesus, kita menundukkan hidup kita di bawah pemerintahan-Nya yang sempurna.

 

Keempat, Yesus adalah Pencipta dan Pemelihara Segala Sesuatu (ay. 10-12). Ibrani 1:10-12 menyatakan bahwa Yesus adalah Pencipta: “Engkau, ya Tuhan, pada mulanya telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian.” Yesus, yang lahir dalam kesederhanaan, adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Semua yang ada di dunia ini akan berlalu, tetapi Dia tetap ada. Penyembahan kita kepada Yesus adalah respons terhadap siapa Dia sebagai Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara kita “Menyembah Yesus Anak Allah” berdasarkan kitab Ibrani 1:5-12? Ada beberapa cara menyembah Yesus, Anak Allah, yakni: 

 

Pertama, mengakui Identitas Yesus sebagai Anak Allah (ay. 5-6). Ayat 5-6: “Engkau adalah Anak-Ku! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini... Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.” Penyembahan kepada Yesus dimulai dengan pengakuan bahwa Dia adalah Anak Allah, pribadi yang unik dan memiliki hubungan khusus dengan Bapa. Menyembah Yesus berarti mengakui otoritas-Nya sebagai Anak Allah. Ini dilakukan melalui doa, pujian, dan pengakuan iman. Cara praktik: Memuji Yesus dalam doa dan nyanyian, menyatakan Dia sebagai Tuhan dan Anak Allah. Mengarahkan hati untuk menghormati Dia sebagai yang tertinggi dalam hidup kita. 

 

Kedua, menempatkan Yesus sebagai Pusat Penyembahan (ay. 6). Ayat 6: “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.” Allah sendiri memerintahkan para malaikat untuk menyembah Yesus. Artinya, penyembahan kepada Yesus adalah kehendak Allah. Jika malaikat, makhluk surgawi, menyembah Dia, maka kita pun harus menjadikan Dia pusat penyembahan kita. Cara praktik: Menjadikan Yesus prioritas utama dalam hidup. Menghindari hal-hal yang membuat hati kita lebih terarah pada dunia daripada pada Yesus. Beribadah dengan sungguh-sungguh, baik secara pribadi maupun bersama komunitas. 

 

Ketiga, menghormati Yesus sebagai Raja Kekal (ay. 8-9). Ayat 8-9: “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat keadilan.” Menyembah Yesus berarti tunduk kepada-Nya sebagai Raja atas hidup kita. Dia memerintah dengan keadilan dan kebenaran. Penyembahan bukan hanya dalam bentuk kata-kata, tetapi juga melalui ketaatan kepada perintah-Nya. Cara praktik: Menyerahkan hidup kepada-Nya sebagai Raja, dengan tunduk kepada kehendak-Nya. Hidup dalam kebenaran dan keadilan sebagai respons terhadap karakter-Nya yang adil. 

 

Keempat, mengagumi Keagungan dan Kekekalan Yesus (ay. 10-12). Ayat 10-12: “Engkau, ya Tuhan, pada mulanya telah meletakkan dasar bumi... tetapi Engkau tetap ada.” Menyembah Yesus berarti mengagumi dan memuliakan Dia sebagai Pencipta dan Pemelihara. Penyembahan kita adalah respons atas kebesaran dan kekekalan-Nya. Cara praktik: Mengucap syukur atas segala ciptaan dan pemeliharaan-Nya. Memuliakan Yesus melalui karya kita di dunia, dengan menjaga ciptaan-Nya dan menggunakan karunia yang diberikan untuk kemuliaan-Nya. 

 

Kelima, menyembah dalam Kesederhanaan dan KetulusanKetika Yesus datang ke dunia, Dia lahir dalam kesederhanaan di kandang domba. Penyembahan kita kepada-Nya tidak harus mewah, tetapi harus tulus dari hati. Cara praktik: Menyembah Yesus dalam kesederhanaan, dengan hati yang bersih dan tulus. Memberikan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (Rm.  12:1). Menyembah Yesus Anak Allah adalah tentang mengarahkan seluruh hidup kita untuk memuliakan Dia, baik melalui doa, pujian, ketaatan, maupun pelayanan. Berdasarkan Ibrani 1:5-12, penyembahan ini melibatkan pengakuan akan identitas-Nya, penghormatan atas kekuasaan-Nya, dan respons atas keagungan-Nya. Mari kita hidup dalam penyembahan yang sejati, menjadikan Dia pusat segala sesuatu.

 

RENUNGAN

 

Apa yang perlu direnungkan dalam Peringatan Hari Kelahiran Yesus hari ini? Berikut adalah beberapa poin yang perlu direnungkan dari tema Natal “Menyembah Yesus Anak Allah”: 

 

Pertama, mari merenungkan keunikan Yesus sebagai Anak Allah (ay. 5-6)Yesus bukan hanya seorang manusia yang dilahirkan di dunia, tetapi Dia adalah Anak Allah yang kekal, memiliki hubungan unik dengan Bapa. Natal mengingatkan kita bahwa Allah mengutus Anak-Nya, bukan malaikat atau nabi, untuk menyelamatkan kita. Apakah kita benar-benar mengakui Yesus sebagai Anak Allah dalam hidup kita? Apakah penyembahan kita kepada-Nya mencerminkan penghormatan kita kepada-Nya sebagai Tuhan yang unik dan berkuasa?

 

Kedua, marilah kita patuh terhadap Kehendak Allah untuk menyembah Yesus (ay. 6). Jika Allah memerintahkan makhluk surgawi yang sempurna seperti malaikat untuk menyembah Yesus, maka manusia yang telah ditebus oleh-Nya seharusnya lebih lagi menghormati dan menyembah-Nya. Apakah penyembahan kita kepada Yesus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tulus, dan penuh hormat? Atau kita masih sering lalai dalam memberikan penyembahan yang layak bagi-Nya? 

 

Ketiga, yakninilah Yesus sebagai Raja Kekal dan Pusat Penyembahan Kita (ay. 8-9). Yesus bukan hanya bayi yang lahir di Betlehem, tetapi Dia adalah Raja yang memerintah dengan keadilan dan kekudusan. Natal adalah momen untuk kembali menundukkan diri kita di bawah pemerintahan-Nya. Apakah kita sudah menempatkan Yesus sebagai Raja dalam setiap aspek hidup kita? Apakah kita tunduk pada keadilan-Nya dan hidup dalam kebenaran-Nya? 

 

Keempat, yakinilah Kebesaran dan Kekekalan Yesus (ay. 10-12). Natal mengingatkan kita bahwa Dia yang lahir dalam kesederhanaan adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Dunia ini bersifat sementara, tetapi Yesus adalah Tuhan yang kekal dan tidak berubah. Apakah kita menyadari keagungan Yesus yang melampaui dunia ini? Apakah kita menjadikan Dia sebagai pusat hidup kita atau masih terlalu fokus pada hal-hal duniawi yang sementara? 

 

Kelima, milikilah sikap Penyembahan yang benar kepada Yesus. Menyembah Yesus bukan hanya tentang tindakan lahiriah seperti doa atau nyanyian, tetapi juga tentang sikap hati. Natal adalah momen untuk menilai kembali apakah kita menyembah Yesus dalam kesederhanaan, ketulusan, dan penghormatan yang sejati. Apakah penyembahan kita hanya rutinitas atau benar-benar tulus dari hati? Apakah hidup kita menjadi refleksi dari penyembahan kepada Dia sebagai Tuhan?

 

Tema “Menyembah Yesus Anak Allah” mengundang kita untuk merenungkan siapa Yesus sebenarnya dan bagaimana respons kita terhadap kehadiran-Nya. Natal adalah waktu untuk memperbarui penyembahan kita kepada Dia, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan hidup yang mencerminkan penghormatan, ketaatan, dan kasih kita kepada Anak Allah yang kekal. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Hari Natal 25 Desember 2024 bagi kita semua!

Komentar

Postingan Populer