KOTBAH MINGGU ADVENT IV Minggu, 22 Desember 2024 “BANGKIT MENJADI TERANG” (Yesaya 60:1-7)

 KOTBAH MINGGU ADVENT IV

Minggu, 22 Desember 2024

 

BANGKIT MENJADI TERANG

Kotbah: Yesaya 60:1-7       Bacaan: Roma 13:12-14


 

Saat ini kita memasuki Minggu Adent IV. Minggu Advent IV adalah bagian terakhir dari periode empat minggu yang mempersiapkan umat Kristen untuk merayakan kedatangan Yesus Kristus pada Natal. Minggu Advent IV berfokus pada harapan dan penantian yang semakin mendalam, serta mengingatkan kita akan makna kedatangan Kristus yang penuh kasih dan damai.

 

Minggu Advent IV adalah waktu yang sangat dekat dengan perayaan Natal. Dalam konteks ini, minggu ini mengajak kita untuk mempersiapkan hati dan pikiran untuk menyambut kelahiran Yesus dengan lebih penuh pengertian. Ini adalah saat untuk merenungkan kehadiran-Nya yang begitu berarti dalam hidup kita—bukan hanya sebagai bayi yang lahir di Bethlehem, tetapi juga sebagai Tuhan dan Juru Selamat yang membawa keselamatan.

 

Dalam Minggu Advent IV ini kita akan merenungkan tema “Bangkit menjadi Terang”.  "Bangkit" dalam konteks ini mengandung arti menyerukan umat Allah untuk keluar dari kegelapan—baik itu kegelapan dosa, keputusasaan, atau kondisi hidup yang terpuruk. Dalam Yesaya 60:1, Allah memanggil umat-Nya untuk bangkit karena "terangmu telah datang," yang berarti bahwa saatnya bagi umat-Nya untuk keluar dari kondisi yang suram dan menemukan cahaya Allah yang membawa pemulihan. Bangkit menjadi terang mengandung pengertian bahwa kita, sebagai individu atau gereja, dipanggil untuk mengalami perubahan rohani, beralih dari kehidupan yang gelap menuju kehidupan yang penuh harapan dan kemuliaan yang datang dari Tuhan.

 

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi terang bagi dunia. Terang tersebut bukanlah berasal dari diri kita sendiri, tetapi dari Allah yang hadir dalam hidup kita. Dalam Yesaya 60:2-3, dikatakan bahwa "kemuliaan TUHAN terbit atasmu," yang berarti bahwa kita dipanggil untuk memancarkan terang-Nya, yaitu kebenaran, kasih, dan kehidupan yang penuh dengan integritas. Ketika kita hidup dalam terang Allah, kita menjadi saksi bagi dunia. Kehidupan kita yang penuh kasih, pengampunan, dan kebenaran menjadi daya tarik yang mengundang orang lain kepada Tuhan. Dalam konteks ini, "menjadi terang" adalah menunjukkan kepada dunia siapa Tuhan kita melalui perbuatan dan kata-kata kita.

 

Yesaya 60:3 berbicara tentang bangsa-bangsa yang datang kepada terang umat Tuhan. Ini menggambarkan bagaimana kehidupan yang bercahaya dapat menarik orang lain kepada Allah. Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk menjadi pembawa terang bagi mereka yang hidup dalam kegelapan. Terang yang kita pancarkan akan membawa orang lain untuk mengenal Tuhan dan mengalami keselamatan-Nya. Melalui hidup yang bersinar, kita mengundang orang lain untuk datang kepada Tuhan, baik melalui kesaksian pribadi maupun melalui pelayanan. Ini mencakup berbagi kasih, kebenaran, dan harapan yang kita terima dari Tuhan.

 

Terang yang kita pancarkan adalah cerminan dari kemuliaan Tuhan yang hadir dalam hidup kita. Dalam Yesaya 60:1, kemuliaan Tuhan disebut sebagai sumber terang kita. Ketika kita hidup dengan benar di hadapan Tuhan, hidup kita menjadi medium bagi orang lain untuk melihat bagaimana Allah bekerja dalam kehidupan kita. Bangkit menjadi terang berarti kita hidup untuk memuliakan Tuhan melalui perbuatan kita, baik dalam pekerjaan, pelayanan, maupun interaksi kita dengan orang lain. Setiap aspek hidup kita, jika dijalani dalam terang Tuhan, akan memancarkan kemuliaan-Nya.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara kita bangkit menjadi terang bagi dunia? Berdasarkan Yesaya 60:1-7, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk bangkit menjadi terang:

 

Pertama, kita harus menyadari panggilan dari Tuhan (ay. 1). "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu." Kita adalah umat yang dipilih untuk memancarkan terang-Nya (1 Ptr. 2:9). Terang yang kita pancarkan berasal dari kemuliaan Tuhan. Dengan hidup dekat kepada Tuhan, kita menerima terang-Nya untuk dibagikan kepada dunia. Bangkit berarti keluar dari keadaan yang pasif atau terpuruk. Kita harus memiliki iman yang aktif dan semangat untuk melayani Tuhan.

 

Kedua, kita harus hidup dudus di tengah dunia yang gelap (ay. 2). "Kegelapan menutupi bumi dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu." Dunia yang penuh dosa memerlukan orang-orang percaya yang hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Kekudusan adalah cara kita memantulkan terang Tuhan. Walaupun kegelapan meliputi bumi, kita tidak boleh takut, sebab terang Tuhan selalu lebih besar daripada gelapnya dunia. Terang kita terlihat ketika kita menunjukkan karakter Kristus—kasih, pengampunan, keadilan, dan kerendahan hati.

 

Ketiga, kita harus memiliki fokus yang berorientasi pada Kerajaan Allah (ay. 3). "Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu." Terang yang kita miliki tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk membawa orang lain kepada Allah. Hidup kita adalah kesaksian yang dapat menarik bangsa-bangsa kepada terang Tuhan. Kita harus bersedia dipakai untuk memberkati dan membawa orang lain kepada keselamatan. Jangan hanya fokus pada masalah atau situasi pribadi, tetapi pikirkan dampak terang kita untuk keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa-bangsa.

 

Keempat, kita berdoa dan memiliki hati yang bersyukur (ay. 4-5). "Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling: mereka semua datang berhimpun kepadamu." Jangan terus-menerus memandang ke bawah atau merasa tertekan. Kita dipanggil untuk melihat Tuhan dan apa yang Dia kerjakan dalam hidup kita. Kita membutuhkan hubungan yang intim dengan Tuhan melalui doa, sehingga terang-Nya terus bersinar dalam hidup kita. Ketika kita melihat karya Tuhan dalam hidup kita, bersyukurlah dan terus percayakan masa depan kita kepada-Nya.

 

Kelima, kita melayani sesama dan menjadi saluran berkat (ay. 6-7). "Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot tersedia untuk ibadahmu." Ayat ini menunjukkan bagaimana bangsa-bangsa membawa persembahan kepada Tuhan. Kita juga bisa menjadi terang dengan memberi dan melayani sesama. Jadikan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Tuhan (Rm. 12:1). Tuhan memakai hidup kita untuk memberkati orang lain, baik secara rohani maupun jasmani. 

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan pada Minggu Advent IV ini? Berikut adalah beberapa poin refleksi dari tema "Bangkit menjadi Terang" adalah:

 

Pertama, sadarilah identitas kita sebagai umat Tuhan. Apakah saya sudah menyadari bahwa saya dipanggil untuk menjadi terang bagi dunia? Yesaya 60:1 menyebut bahwa kemuliaan Tuhan terbit atas umat-Nya, menunjukkan bahwa identitas kita adalah sebagai pembawa terang. Kita bukanlah orang biasa, tetapi umat yang dipilih untuk memancarkan kemuliaan Tuhan.

 

Kedua, beranilah bangkit dari keterpurukan. Apakah saya telah bangkit dari keadaan yang menghalangi saya untuk menjadi terang? Perintah "Bangkitlah" menandakan bahwa kita harus mengambil langkah aktif untuk keluar dari kegelapan, dosa, atau keputusasaan. Kadang-kadang, rasa takut, malu, atau luka masa lalu membuat kita sulit untuk bangkit.

 

Ketiga, kita dipanggilan untuk menjadi Terang di tengah dunia yang gelap. Apakah saya sudah membawa terang Tuhan ke lingkungan saya? Dunia saat ini penuh dengan kegelapan—dosa, ketidakadilan, dan penderitaan. Namun, Yesaya 60:2 menyebutkan bahwa terang Tuhan terbit atas kita. Tuhan ingin menggunakan kita untuk membawa harapan dan kasih-Nya kepada mereka yang hidup dalam kegelapan.

 

Keempat, mari membawa bangsa-bangsa kepada Tuhan. Apakah saya memiliki ketrbebanan untuk membawa keluarga, bangsa-bangsa, dan orang lain kepada Tuhan? Yesaya 60:3 menyebutkan bahwa bangsa-bangsa dan raja-raja akan datang kepada terang umat Tuhan. Ini adalah visi besar tentang bagaimana hidup kita dapat menjadi saksi yang menarik orang lain kepada Allah.

 

"Bangkit Menjadi Terang" mengajak kita untuk mengalami transformasi rohani yang mendalam: beralih dari kehidupan yang penuh kegelapan menjadi kehidupan yang penuh dengan terang dan kemuliaan Tuhan. Terang yang kita pancarkan bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk menarik orang lain kepada Tuhan, memberikan berkat, dan membawa harapan bagi dunia. Karena itu, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam terang Tuhan, memancarkannya melalui setiap aspek kehidupan kita, dan menjadi saksi-Nya di tengah dunia yang membutuhkan cahaya-Nya. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Advent IV dan merasakan lawatan TUHAN!

Komentar

Postingan Populer