KOTBAH MINGGU ADVENT II Minggu, 08 Desember 2024 “PERSIAPKAN JALAN UNTUK TUHAN” (Yesaya 40:1-5)
Minggu, 08 Desember 2024
“PERSIAPKAN JALAN UNTUK TUHAN”
Kotbah: Yesaya 40:1-5 Bacaan: Yohanes 1:19-28
Minggu ini kita memasuki Minggu Advent II. Advent II adalah waktu untuk refleksi pribadi mengenai bagaimana kita menyambut Tuhan. Dalam menyambut kedatangan Yesus kali kedua kita perlu membersihan hati dan pikiran kita.Advent II mengajak kita untuk menghilangkan apa yang menghalangi kita untuk mengalami kehadiran Tuhan. Seperti yang dijelaskan dalam Yesaya, kita harus "meninggikan lembah" (memperbaiki kelemahan dan penderitaan kita) dan "merendahkan gunung" (menghilangkan kesombongan dan kebanggaan).
Tema Adventi II yang akan kita renungkan adalah “Persiapkan Jalan untuk TUHAN”. Ungkapan "Persiapkan jalan untuk TUHAN" yang terdapat dalam mengandung pesan teologis yang mendalam dan mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita bisa mempersiapkan hati dan hidup kita agar layak menyambut kedatangan Tuhan. Ungkapan ini digunakan dalam konteks nubuat Yesaya yang mengingatkan umat Israel tentang kedatangan Tuhan yang penuh dengan penghiburan dan keselamatan. Secara spiritual, ini bukan hanya berkaitan dengan persiapan menjelang kedatangan Yesus Kristus yang pertama di Betlehem (Natal), tetapi juga berkaitan dengan kesiapan hati kita untuk menyambut kedatangan-Nya yang kali kedua sebagai Hakim dan Raja yang akan memulihkan segala sesuatu.
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah makna "Persiapkan Jalan untuk TUHAN"? Berikut ini adalah makna dari "Persiapkan Jalan untuk TUHAN" secara lebih mendalam:
Pertama, kita harus mempersiapkan hati untuk kehadiran Tuhan (ay. 3). Persiapan pertama yang dimaksud adalah membersihkan hati dan pikiran kita agar dapat menerima Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam Yesaya 40:3, "Ada suara yang berseru-seru: 'Persiapkan di padang gurun jalan bagi TUHAN, luruskanlah di dataran yang tandus jalan bagi Allah kita!'"
Jalan bagi Tuhan ini adalah gambaran dari hati dan hidup kita. Dalam dunia zaman Yesaya, jalan yang tidak rata harus diratakan agar perjalanan raja atau pemimpin bisa lancar. Demikian pula, hati yang keras, penuh dosa, dan kesombongan harus dibersihkan agar Tuhan bisa hadir dalam hidup kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dipanggil untuk membersihkan hidup kita dari dosa, kebencian, kesombongan, dan segala hal yang menghalangi kita untuk benar-benar membuka hati kepada Tuhan. (Ilustrasi: Rumah Kotor – Kedatangan tamu Istimewa)
Kedua, kita harus merendahkan ego dan kesombongan kita (ay. 4). “Setiap gunung dan bukit direndahkan” (ay. 4). Dalam pengertian ini, gunung dan bukit melambangkan segala bentuk kesombongan, kebanggaan, atau hal-hal yang menempatkan diri kita lebih tinggi dari orang lain, bahkan lebih tinggi dari Tuhan. Menghadapi Tuhan berarti kita harus merendahkan hati dan ego kita. Kita harus menanggalkan kebanggaan, rasa cukup dengan diri sendiri, dan kesombongan kita. Ini adalah ajakan untuk memiliki kerendahan hati, mengakui bahwa kita membutuhkan Tuhan,dan tidak merasa lebih tinggi atau lebih baik daripada orang lain. Dalam hidup sehari-hari, ini bisa berarti bersedia untuk melayani orang lain dan mengutamakan kasih serta kerendahan hati dalam tindakan kita. (Ilustrasi: Dua orang Petani di desa).
Ketiga, kita harus mengangkat dan memperbaiki yang terlupakan dan terluka (ay. 4). “Setiap lembah harus ditinggikan” (ay. :4). Lembah di sini melambangkan tempat-tempat rendah, mungkin tempat yang terlupakan atau terluka dalam hidup kita. Dalam pengertian ini, kita diminta untuk memberi perhatian pada orang-orang yang terpinggirkan, yang menderita, atau yang merasa terabaikan dalam masyarakat.
"Meninggikan lembah" berarti memberikan perhatian kepada mereka yang membutuhkan penghiburan dan kasih Tuhan. Ini juga berarti memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan sesama yang mungkin terputus atau terluka. Ini adalah undangan untuk memperbaiki hubungan kita dengan sesama, mengampuni orang yang telah menyakiti kita, dan menjadi saluran damai bagi orang yang sedang menderita. Ini juga mengajak kita untuk membuka diri untuk merasakan penderitaan orang lain dan menjadi tangan Tuhan yang membawa penghiburan. (Ilustrasi: Jembatan yang rusak -melambangkan banyak aspek dalam hidup kita yang mungkin terlupakan, baik itu hubungan yang rusak, orang yang terluka, atau bahkan hal-hal yang kita anggap sepele dan tidak perlu diperhatikan. Kadang-kadang kita membiarkan hal-hal ini terus memburuk karena kita terlalu sibuk dengan masalah kita sendiri atau merasa tidak ada gunanya memperbaikinya).
Keempat, kita menjadi alat yang membawa Kemuliaan Tuhan (ay. 5). Yesaya 40:5 berkata, "Kemuliaan TUHAN akan dinyatakan, dan segala umat manusia bersama-sama akan melihatnya." Persiapan jalan untuk Tuhan bukan hanya tentang diri kita sendiri, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat menjadi bagian dari rencana Tuhan untuk membawa kemuliaan-Nya kepada dunia. Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya kepada umat manusia, dan kita dipanggil untuk menjadi saksi dan alat-Nya dalam dunia ini. Dengan hidup yang disucikan, kita akan mencerminkan kemuliaan Tuhan bagi orang lain. Menjadi saluran berkat Tuhan yang memancarkan terang-Nya di dunia ini. Dalam kehidupan kita sehari-hari, ini bisa berarti hidup dalam kasih, keadilan, dan kebenaran yang mencerminkan karakter Tuhan, sehingga orang lain dapat melihat dan merasakan kemuliaan-Nya.
Kelima, kita mempersiapkan Jalan bagi Kedatangan Yesus yang Kedua. Walaupun Yesaya berbicara tentang kedatangan pertama Mesias, tema ini juga relevan bagi kita dalam konteks penantian akan kedatangan Kristus yang kali kedua. Sebagai umat yang percaya, kita tidak hanya merayakan kelahiran Yesus di Natal, tetapi kita juga menantikan kedatangan-Nya yang kali kedua sebagai Raja dan Hakim dunia. Persiapan jalan untuk Tuhan adalah panggilan untuk hidup dalam pengharapan, dengan kesadaran bahwa hidup kita harus mencerminkan kesiapan untuk kedatangan-Nya.
Bagaimanakah cara kita untuk “Mempersiapkan Jalan untuk TUHAN” berdasarkan kitab Yesaya 40:1-5? Untuk "mempersiapkan jalan untuk Tuhan" berdasarkan Yesaya 40:1-5, kita dapat memahami langkah-langkah yang harus kita lakukan dalam kehidupan rohani kita, yakni:
Pertama, menerima penghiburan dan pengampunan (ay. 1-2). Yesaya mulai dengan seruan penghiburan bagi umat Israel yang sedang dalam pembuangan. Tuhan berkata kepada mereka, "Nyatakanlah bahwa segala dosa mereka telah diampuni." Ini mengingatkan kita bahwa langkah pertama dalam mempersiapkan jalan untuk Tuhan adalah dengan menerima penghiburan dan pengampunan-Nya. Kita harus datang kepada Tuhan dengan hati yang rendah, mengakui dosa-dosa kita, dan memohon pengampunan-Nya. Merenungkan dosa-dosa kita dan bertobat. Mengakui kesalahan kita kepada Tuhan dalam doa dan memohon agar Dia mengampuni kita. Ini adalah langkah pertama yang penting agar hati kita terbuka untuk kedatangan-Nya.
Kedua, mengenal dan menghapus penghalang dalam hidup kita (ay. 3-4). Yesaya menyampaikan seruan untuk "persiapkan di padang gurun jalan bagi TUHAN, luruskanlah di dataran yang tandus jalan bagi Allah kita!" Ini menggambarkan tindakan konkret untuk menghapuskan hambatan-hambatan dalam hidup kita. Jalan yang berliku-liku dan bergunung-gunung menggambarkan keadaan hati kita yang penuh dengan keangkuhan, kesombongan, atau bahkan kecemasan. Menyadari apa saja dalam hidup kita yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan—baik itu dosa, kebiasaan buruk, atau bahkan keraguan dan ketakutan. Kita harus merendahkan diri, menghilangkan kesombongan, dan membersihkan hati dari segala hal yang menghalangi kita untuk mengalami kehadiran Tuhan.
Ketiga, meninggikan lembah dan merendahkan gunung (ay. 4). Yesaya mengajak kita untuk "meninggikan lembah dan merendahkan gunung." Ini merupakan gambaran metaforis tentang bagaimana kita perlu memperbaiki sikap hati kita. Lembah mewakili kelemahan, penderitaan, atau kerendahan hati, sementara gunung mewakili kesombongan, keangkuhan, dan kebanggaan. Meninggikan lembah artinya kita perlu memiliki hati yang lembut dan rendah hati, mengakui ketidakmampuan kita tanpa Tuhan. Merendahkan gunung artinya kita harus menghilangkan segala bentuk keangkuhan, kebanggaan, dan ego yang menghalangi kita untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Keempat, menyambut Kedatangan Tuhan dengan hati yang siap (ay. 5). Yesaya 40:5 mengatakan, "Kemuliaan TUHAN akan dinyatakan, dan segala umat manusia bersama-sama akan melihatnya." Ini mengingatkan kita bahwa persiapan kita bukan hanya untuk menyambut Yesus yang datang dalam kemuliaan, tetapi juga untuk membuka hati agar kita bisa melihat kemuliaan Tuhan yang nyata. Menyambut kedatangan Tuhan dengan penuh sukacita dan kerinduan. Ini berarti kita harus hidup dengan pengharapan yang penuh, mempersiapkan hati kita untuk melihat karya Tuhan yang dinyatakan dalam hidup kita dan di dunia ini. Kita mengundang Tuhan untuk datang dalam segala aspek kehidupan kita—baik dalam ibadah, pekerjaan, keluarga, dan hubungan kita dengan sesama.
Kelima, mengalami perubahan hidup yang nyata *(ay. 4). Yesaya 40:4 menggambarkan bagaimana jalan yang tidak rata harus diratakan. Artinya, hidup kita harus mengalami perubahan, bukan hanya dalam bentuk penyesalan, tetapi dalam tindakan nyata yang mencerminkan buah-buah pertobatan. Menerapkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa berarti memperbaiki hubungan dengan orang lain, lebih banyak melayani sesama, memperdalam kehidupan doa, dan hidup lebih sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Persiapkan diri untuk hidup dalam ketaatan, bukan hanya menunggu kedatangan Tuhan, tetapi juga memperlihatkan persiapan melalui buah-buah rohani dalam tindakan sehari-hari.
Memperkenalkan jalan bagi Tuhan dalam hidup kita adalah tindakan yang mengundang-Nya untuk hadir dengan penuh kemuliaan. Berdasarkan Yesaya 40:1-5, kita dipanggil untuk:
- Menerima pengampunan dan penghiburan Tuhan.
- Menghapus segala penghalang dalam hidup kita.
- Merendahkan hati dan menghilangkan kesombongan.
- Menyambut Tuhan dengan hati yang siap dan penuh sukacita.
- Mengalami perubahan hidup yang nyata melalui pertobatan.
Masa Advent adalah waktu yang penuh dengan harapan dan persiapan untuk menerima kedatangan Kristus. Mari kita gunakan waktu ini untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan di dalam hati kita, sehingga kemuliaan-Nya bisa dinyatakan dalam hidup kita, dan kita siap menerima Dia dalam sukacita dan damai sejahtera.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dalam merayakan Adven II ini? Dari tema "Persiapkan Jalan untuk Tuhan" berdasarkan Yesaya 40:1-5, ada beberapa hal yang perlu kita refleksikan secara mendalam:
Pertama, hati yang siap untuk pengampunan. Yesaya 40:1-2 mengingatkan kita bahwa Tuhan datang untuk menghibur umat-Nya dan mengampuni dosa-dosa mereka. Kita perlu merenungkan apakah hati kita sudah siap menerima pengampunan-Nya. Apakah kita sudah siap bertobat dan membiarkan Tuhan membersihkan hidup kita dari segala dosa dan kesalahan?
Kedua, menghapus penghalang dalam hidup. Dalam Yesaya 40:3-4, ada gambaran tentang mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan merendahkan gunung dan meninggikan lembah. Ini mengajak kita untuk merenungkan penghalang-penghalang apa dalam hidup kita yang perlu dibersihkan. Apakah ada kesombongan, kebanggaan, atau rasa takut yang menghalangi kita untuk menyambut kedatangan Tuhan dengan hati yang terbuka?
Ketiga, persiapan dalam menyambut Kedatangan Tuhan. Yesaya 40:5 menyatakan bahwa kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, dan semua umat akan melihat-Nya. Kita perlu bertanya, apakah kita sudah hidup dengan kesiapan dan kerinduan untuk menyambut kedatangan Tuhan? Apakah kita menjalani hidup kita dengan pengharapan yang penuh dan kesadaran bahwa setiap tindakan kita bisa menjadi bagian dari persiapan bagi kedatangan-Nya?
Keempat, panggilan untuk perubahan hidup. Persiapan jalan bagi Tuhan bukan hanya sebuah tindakan eksternal, tetapi perubahan internal. Apakah kita sudah siap untuk mengalami transformasi hidup—baik dalam sikap, tindakan, dan relasi kita dengan Tuhan dan sesama? Adakah perubahan nyata dalam cara kita hidup yang mencerminkan pertobatan dan kesiapan kita menerima Tuhan?
Kelima, menghadirkan Kemuliaan Tuhan di dunia. Persiapan jalan juga berarti kita menjadi saluran kemuliaan Tuhan. Refleksikan bagaimana kita bisa membawa kemuliaan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari—melalui pelayanan, kasih, dan kesaksian kita. Bagaimana kita bisa membuat dunia ini lebih siap untuk menerima kedatangan Tuhan melalui tindakan kita? Karena itu, dengan refleksi ini, kita diundang untuk menyadari bahwa "memperbaiki jalan untuk Tuhan" adalah tentang membuka hati kita, membersihkan hidup kita, dan hidup dengan kesiapan yang penuh untuk menyambut kehadiran-Nya dalam segala aspek kehidupan kita. (rsnh)
Selamat Advent II
Komentar
Posting Komentar