KOTBAH MINGGU ADVENT I Minggu, 01 Desember 2024 “BERJAGA-JAGA DAN BERDOA SENANTIASA” (Lukas 21:25-36)

 KOTBAH MINGGU ADVENT I

Minggu, 01 Desember 2024

 

BERJAGA-JAGA DAN BERDOA SENANTIASA

Kotbah: Lukas 21:25-36  Bacaan: Mazmur 25:1-5


 

Minggu ini kita memasuki Minggu Advent I.  Advent berasal dari kata Latin adventus, yang berarti "kedatangan" atau "kehadiran". Musim Advent terdiri dari empat minggu yang dimulai pada hari Minggu terdekat dengan 1 Desember, dan berakhir pada malam Natal (24 Desember). Advent I merupakan Minggu pertama dari musim ini. Advent I memiliki makna yang mendalam dalam kehidupan gereja Kristen. Pada Advent I, umat Kristen diingatkan untuk merenungkan kedatangan Kristus yang pertama kali sebagai bayi di palungan di Betlehem, tetapi juga menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali pada akhir zaman. Ini adalah masa penantian yang penuh harapan, baik dalam konteks kelahiran Yesus yang sudah terjadi maupun dalam pengharapan akan kedatangan-Nya yang akan datang dalam kemuliaan.

 

Tema yang akan kita renungkan pada Advent I ini adalah “Berjaga-jaga dan Berdoa Senantiasa”. Ada dua kata kunci dalam tema kotbah Advent I ini, yakni: “Berjaga-jaga” dan “Berdoa Senantiasa”. 

 

Pertama, berjaga-jaga. Berjaga-jaga berarti tetap waspada dan siap menghadapi berbagai situasi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks iman. Dalam ajaran Yesus, ini mengandung beberapa aspek penting:

a.    Kesiapan SpiritualBerjaga-jaga mengajarkan kita untuk selalu siap secara rohani, menjaga iman kita tetap teguh, dan tidak terjebak dalam kebiasaan atau dosa yang bisa membuat kita jauh dari Tuhan. Ini melibatkan kewaspadaan terhadap godaan atau pengaruh buruk yang bisa melemahkan iman.

b.    Menghadapi Tantangan HidupKehidupan penuh dengan tantangan, ujian, dan bahkan peristiwa besar yang bisa mengguncang iman kita. Berjaga-jaga berarti memiliki ketekunan untuk tetap percaya pada Tuhan di tengah kesulitan dan ketidakpastian.

c.    Menantikan Kedatangan KristusDalam konteks liturgis atau eskatologis (mengenai akhir zaman), berjaga-jaga berarti menantikan kedatangan Kristus yang kali kedua. Ini mengingatkan umat Kristen untuk hidup dengan penuh kesadaran akan kenyataan bahwa kedatangan Kristus bisa terjadi kapan saja, dan kita harus siap menghadapinya.

 

Kedua, berdoa Senantiasa. Berdoa senantiasa berarti menjaga hubungan dengan Tuhan melalui doa yang konsisten dan terus-menerus. Doa adalah cara kita berkomunikasi dengan Tuhan, meminta petunjuk-Nya, dan mengandalkan kekuatan-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Makna dari berdoa senantiasa meliputi:

a.    Mengandalkan Tuhan dalam segala halBerdoa senantiasa mengingatkan kita untuk tidak mengandalkan kekuatan atau kebijaksanaan kita sendiri. Dalam doa, kita menyadari keterbatasan kita dan berserah kepada Tuhan yang lebih besar. Ini adalah pengakuan bahwa hidup kita perlu bimbingan dan kekuatan dari Tuhan setiap saat.

b. Meningkatkan kualitas kehidupan Rohani. Doa yang teratur dan berkesinambungan memperdalam kehidupan rohani kita. Itu adalah sarana untuk memurnikan hati, menguatkan iman, dan memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan.

c. Menghadapi pencobaan dan ujianYesus mengajarkan bahwa dalam menghadapi tantangan hidup, kita harus berdoa agar diberi kekuatan untuk bertahan (Luk. 21:36). Doa menjadi sarana untuk mendapatkan kekuatan rohani dalam menghadapi ujian, baik dalam situasi pribadi maupun dalam konteks yang lebih besar seperti kedatangan Kristus yang kedua kali.

 

Dalam Lukas 21, Yesus mengajarkan tentang tanda-tanda akhir zaman, bencana, dan kesulitan yang akan datang. Berjaga-jaga dan berdoa senantiasa dalam konteks ini adalah seruan untuk mempersiapkan diri menghadapi hari-hari sulit yang akan datang, baik di akhir zaman maupun dalam hidup kita yang penuh tantangan. Ini adalah pengingat untuk tidak terjebak dalam keputusasaan, tetapi untuk terus mengandalkan Tuhan dalam doa dan tetap setia dalam pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali.

 

Timbul pertanyaan kita, mengapa kita harus berjaga-jaga dan berdoa senantiasa? Ada beberapa alasan mengapa kita harus berjaga-jaga dan berdosa senantiasa, yakni:

 

Pertama, kita berjaga-jaga karena keadaan dunia yang tidak stabil (ay. 25-26). Dunia ini penuh dengan tantangan, kesulitan, dan kecemasan. Keadaan dunia sering kali tidak dapat diprediksi. Namun, sebagai orang Kristen, kita diajak untuk berjaga-jaga, tidak terhanyut dalam ketakutan atau kekhawatiran. Kita percaya bahwa Tuhan memegang kendali atas segala sesuatu. Kita tidak perlu takut, karena Tuhan selalu bersama kita.

 

Yesus memberi gambaran tentang dunia yang akan mengalami berbagai bencana besar, seperti kegoncangan alam, peperangan, kelaparan, dan kematian (ay. 25-26). Dia menggambarkan suatu waktu yang penuh dengan ketakutan dan kekacauan, di mana manusia akan merasa cemas dan tidak berdaya menghadapi dunia yang berantakan. Dalam situasi ini, berjaga-jaga dan berdoa adalah tindakan yang diperlukan untuk menjaga keteguhan hati dan iman.

 

Mengapa ini penting? Karena dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini akan menggoda orang-orang untuk kehilangan harapan dan iman. Berjaga-jaga berarti kita tidak boleh lengah atau terhanyut oleh keadaan, sementara doa adalah cara kita tetap terhubung dengan Tuhan, yang memberi kita kekuatan untuk tetap teguh dalam iman meskipun menghadapi tantangan.

 

Kedua, karena kedatangan Kristus kali kedua (ay. 27).

Yesus tidak hanya berbicara tentang bencana dan penderitaan di dunia ini, tetapi juga tentang kedatangan-Nya yang kali kedua (ay. 27). Kedatangan Kristus yang kali kedua adalah suatu peristiwa yang luar biasa dan penuh kemuliaan, di mana segala penderitaan akan berakhir dan kerajaan Allah akan dinyatakan secara penuh.

 

Mengapa ini penting? Yesus ingin agar para murid-Nya tidak hanya fokus pada kesulitan dunia ini, tetapi juga menantikan kedatangan-Nya yang penuh harapan. Berjaga-jaga adalah persiapan agar kita tetap siap dan waspada, tidak terjebak dalam hal-hal duniawi yang sementara. Doa membantu kita memperkuat hati dan iman kita agar tetap siap menyambut kedatangan-Nya.

 

Sebagai orang Kristen, kita tidak hanya menantikan kehidupan dunia ini, tetapi juga kedatangan Kristus yang kali kedua. Ini adalah pengharapan kita yang terbesar. Dunia ini hanya sementara, tetapi kerajaan Tuhan adalah kekal. Marilah kita hidup dengan penuh pengharapan, berjaga-jaga dan berdoa, agar kita siap menyambut kedatangan-Nya.

 

Ketiga, agar hati kita tidak dibebani oleh dunia (ay. 34). Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk tidak membiarkan hati mereka dibebani oleh “kemabukan, kecemaran hidup, dan kekhawatiran dunia ini” (ay. 34). Kekhawatiran hidup, termasuk kekayaan, masalah pribadi, dan kesibukan sehari-hari, dapat membuat kita lalai dan tidak siap untuk kedatangan Tuhan.

 

Mengapa ini penting? Dunia sering kali menawarkan banyak hal yang bisa membuat kita terikat dan lupa akan panggilan kita sebagai orang Kristen. Berjaga-jaga dan berdoa adalah cara untuk menjaga agar hati kita tetap fokus pada Tuhan dan bukan pada kekhawatiran atau godaan dunia. Dengan berdoa, kita menyerahkan segala kekhawatiran kepada Tuhan dan memusatkan perhatian pada hal-hal kekal.

 

Keempat, agar kita beroleh kekuatan menghadapi pencobaan dan menguatkan iman (ay. 36). Dalam dunia yang penuh tantangan ini, iman kita akan diuji. Yesus menasihati para murid untuk berdoa agar mereka diberi kekuatan untuk menghadapinya (ay. 36). Pencobaan dan kesulitan hidup dapat membuat kita lemah, dan kita membutuhkan kekuatan rohani dari Tuhan untuk tetap berdiri teguh.

 

Mengapa ini penting? Berdoa senantiasa membantu kita menjaga hubungan yang erat dengan Tuhan, yang memberi kita kekuatan, penghiburan, dan petunjuk hidup. Dalam menghadapi pencobaan dan kesulitan hidup, kita tidak sendirian. Tuhan memberikan kita daya tahan melalui doa dan ketekunan dalam berjaga-jaga.

 

Yesus menasihati para murid-Nya untuk berjaga-jaga dan berdoa senantiasa karena dunia akan penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, dan kedatangan Kristus yang kedua kali semakin dekat. Kita diajak untuk tidak terjebak oleh kecemaran hidup dan kekhawatiran dunia, tetapi untuk memperkuat iman kita melalui doa dan persiapan rohani. Berjaga-jaga dan berdoa adalah cara kita menjaga hati tetap waspada, tetap siap menyambut kedatangan Tuhan, dan terus bertumbuh dalam iman, meskipun dunia ini penuh dengan kesulitan.

 

Pertanyaan berikutnya adalah apa yang dapat kita lakukan dalam Masa Adven I Ini?

 

Pertama, berjaga-jaga dalam Iman. Marilah kita menjaga iman kita tetap hidup dengan terus memperdalam hubungan kita dengan Tuhan melalui doa, membaca Firman Tuhan, dan bersekutu dengan sesama orang percaya. Jangan biarkan dunia ini mengaburkan fokus kita pada Tuhan.

 

Kedua, meningkatkan kehidupan doa. Masa Adven ini adalah waktu yang tepat untuk memperbaharui komitmen kita dalam kehidupan doa. Berdoalah tidak hanya untuk kebutuhan kita, tetapi juga untuk kedatangan Kristus yang penuh kemuliaan. Berdoalah agar Tuhan memberi kita kekuatan untuk tetap setia, meskipun dalam menghadapi tantangan hidup.

 

Ketiga, membagikan pengharapan kepada sesama. Ketika kita berjaga-jaga dan berdoa, kita juga dipanggil untuk membagikan pengharapan kita kepada dunia. Dalam masa Adven, kita dapat menunjukkan kasih Kristus melalui tindakan nyata, berbagi dengan mereka yang membutuhkan, dan menjadi saksi akan keselamatan yang hanya ada dalam Kristus.

 

RENUNGAN

 

Apa yang perlu direfleksikan dari tema “berjaga-jaga dan Berdoa Senantiasa”? Berdasarkan Lukas 21:25-36 dapat dilihat dalam beberapa aspek penting yang mengajak kita untuk menilai kehidupan iman kita, terutama dalam konteks kedatangan Yesus yang kali kedua dan tantangan hidup di dunia ini. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diefleksikan:

 

Pertama, kesiapan dalam menghadapi ketidakpastian dunia. Lukas 21:25-26 menggambarkan dunia yang akan mengalami kegoncangan besar — alam semesta yang terbalik, gelombang laut yang mengamuk, dan ketakutan yang menyelimuti manusia. Kita hidup dalam dunia yang penuh ketidakpastian: bencana alam, perang, ketegangan politik, krisis ekonomi, dan berbagai permasalahan sosial yang kadang-kadang membuat kita merasa takut dan cemas. Bagaimana kita merespons ketidakpastian dalam hidup kita? Apakah kita cenderung menyerah pada ketakutan atau malah menjadi lebih kuat dalam iman? Apakah kita mampu menjaga iman dan fokus kita pada Tuhan, meskipun dunia sekitar kita tampak kacau?

 

Kedua, berjaga-jagalah dalam keseharian hidup. Yesus menasihati kita untuk berjaga-jaga, yaitu untuk tetap waspada dan tidak lengah meskipun dunia ini penuh godaan dan keinginan duniawi. Lukas 21:34-35 mengingatkan kita untuk tidak membiarkan hati kita dibebani oleh "kemabukan, kecemaran hidup, dan kekhawatiran dunia ini." Kecenderungan kita sering kali terjerat dalam hal-hal duniawi yang tidak kekal, seperti kesibukan kerja, hiburan, atau kekayaan. Apakah kita menjaga hati dan pikiran kita agar tetap fokus pada Tuhan dan kehidupan rohani, bukan pada hal-hal duniawi yang mengalihkan perhatian kita? Apakah kita membiarkan kekhawatiran atau kecemaran hidup menguasai kita dan menjauhkan kita dari kedamaian yang datang dari Tuhan?

Bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan antara hidup sehari-hari dan hidup rohani yang menyenangkan hati Tuhan?

 

Ketiga, pentingnya doa dalam hidup sehari-hari. Berdoa senantiasa adalah salah satu ajaran utama dalam nasihat Yesus. Doa bukan hanya tentang meminta, tetapi juga tentang menjaga hubungan yang intim dengan Tuhan. Dalam Lukas 21:36, Yesus mengingatkan kita untuk berdoa agar kita diberi kekuatan untuk menghadapinya, yaitu menghadap situasi yang penuh dengan ujian dan tantangan. Seberapa sering kita berdoa? Apakah doa kita hanya untuk meminta ataukah juga sebagai cara untuk mendengarkan Tuhan dan bersekutu dengan-Nya? Apakah kita berdoa dengan penuh kesadaran akan kebutuhan kita akan pertolongan Tuhan, atau kita cenderung mengandalkan kekuatan kita sendiri? Apakah doa kita menjadi kekuatan rohani yang memampukan kita tetap teguh dan siap menghadapinya di tengah dunia yang penuh tantangan?

 

Keempat, menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan. Lukas 21:27-28 menggambarkan kedatangan Yesus yang kedua kali, yang penuh kemuliaan dan kuasa. Ini adalah saat yang penuh harapan bagi orang-orang yang setia, tetapi juga peringatan bagi mereka yang lalai dan tidak berjaga-jaga. Kedatangan-Nya adalah puncak dari keselamatan kita, di mana segala penderitaan dan ketidakadilan dunia akan berakhir. Apakah kita hidup dengan harapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali? Apakah hidup kita mencerminkan pengharapan itu? Dalam menghadapi kesulitan dunia, apakah kita mampu melihat ke depan dengan harapan bahwa Yesus akan datang membawa pemulihan dan kedamaian? Bagaimana kita dapat mempersiapkan diri untuk kedatangan-Nya? Apakah hidup kita sudah mencerminkan kesiapan itu, melalui ketaatan dan pengabdian kita kepada Tuhan?

 

Kelima, menghadapi tantangan dengan kekuatan Rohani. Yesus mengingatkan kita bahwa dunia ini penuh dengan pencobaan dan kesulitan, tetapi kita perlu tetap kuat dengan pertolongan Tuhan melalui doa dan berjaga-jaga (ay. 36). Dalam konteks ini, "berjaga-jaga" berarti tetap setia dan tidak terpengaruh oleh hal-hal duniawi yang mengganggu hubungan kita dengan Tuhan. Ketika kita menghadapi ujian atau pencobaan dalam hidup, apakah kita cenderung bergantung pada kekuatan pribadi kita ataukah kita lebih mengandalkan Tuhan melalui doa? Apakah kita menyadari bahwa kita tidak bisa menghadapi dunia ini sendirian, tetapi hanya dengan kekuatan yang datang dari Tuhan? Apa langkah konkret yang dapat kita ambil untuk memperkuat kehidupan doa dan berjaga-jaga dalam kehidupan kita sehari-hari?

 

Tema "Berjaga-jaga dan Berdoa Senantiasa" mengajak kita untuk hidup dengan kesiapan rohani dalam menghadapi tantangan dunia, untuk menjaga hubungan yang erat dengan Tuhan melalui doa, dan untuk hidup dalam pengharapan yang penuh akan kedatangan Kristus yang kedua kali. Karena itu, dengan berjaga-jaga dan berdoa, kita siap menyambut kedatangan Tuhan dan terus bertumbuh dalam iman, meskipun dunia ini penuh dengan kecemasan dan godaan. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Advent I!

Komentar

Postingan Populer