KOTBAH MINGGU XIX SETELAH TRINITATIS
Minggu, 06 Oktober 2024
“SIAP SEDIA MEMBERITAKAN FIRMAN TUHAN”
Kotbah: 2 Timotius 4:1-5 Bacaan: Keluaran 4:10-17
Minggu ini kita akan memasuki Minggu Kesembilanbelas Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Siap Sedia Memberitakan Firman TUHAN”. Dalam surat terakhir Rasul Paulus kepada Timotius, kita melihat pesan yang sangat kuat mengenai tanggung jawab seorang hamba Tuhan. Paulus, yang berada di akhir hidupnya, memberikan nasihat penting kepada Timotius, yang masih muda, untuk selalu siap dalam memberitakan firman Tuhan. Ayat-ayat ini memberikan gambaran yang jelas tentang apa artinya hidup dalam kesiapan rohani dan tanggung jawab kita sebagai pengikut Kristus.
Pertama, pahamilah bahwa tugas panggilan itu Kudus (ay. 1-2). Paulus memulai dengan peringatan yang serius, “Demi Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan kepadamu...” Panggilan untuk memberitakan firman bukanlah tugas biasa, tetapi mandat ilahi yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Ini menekankan pentingnya kesiapan dalam menyampaikan firman, “Baik atau tidak waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah, dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”
“Baik atau tidak waktunya” – Kita harus siap sedia memberitakan Injil dalam segala keadaan, baik di saat nyaman maupun sulit, karena setiap momen bisa menjadi kesempatan bagi seseorang untuk mendengar kebenaran Tuhan.
Menegur, Menasihati dengan Kasih – Dalam memberitakan firman Tuhan, kita dipanggil untuk tidak hanya menyampaikan yang menyenangkan, tetapi juga untuk menegur dengan kasih, menasihati dengan sabar, dan membimbing orang dalam kebenaran.
Kedua, sadarilah bahwa di depan mat akita ada tantangan yang serius (ay. 3-4). Paulus memperingatkan bahwa akan tiba saatnya orang tidak lagi mau mendengar ajaran yang sehat. Mereka akan mengikuti keinginan sendiri dan mencari pengajar yang hanya berkata apa yang mereka ingin dengar. Ini merupakan tantangan bagi kita di zaman sekarang juga. Dunia kita semakin dipenuhi dengan pengajaran palsu, ajaran yang tidak sesuai dengan Injil, dan orang-orang yang lebih mencari hiburan daripada kebenaran.
Munculnya ajaran yang menyesatkan – Saat ini, banyak orang yang lebih memilih untuk mendengarkan apa yang enak didengar daripada kebenaran firman Tuhan. Mereka mencari ajaran yang sesuai dengan keinginan mereka sendiri, bahkan jika itu menyimpang dari kebenaran.
Peran kita sebagai pengawal kebenaran – Sebagai umat Kristen, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga kemurnian Injil, terus mengajarkan kebenaran firman, walaupun tidak populer. Kebenaran Tuhan harus disampaikan dengan tegas dan penuh kasih.
Ketiga, milikilah sikap seorang pelayan yang setia (ay. 5). Paulus memberi nasihat akhir kepada Timotius: "Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil, dan tunaikanlah tugas pelayananmu." Ini menunjukkan bahwa memberitakan firman Tuhan membutuhkan komitmen yang kuat dan sikap yang setia.
Pengendalian Diri – Untuk menjadi saksi Kristus yang efektif, kita harus memiliki pengendalian diri yang baik. Tidak terpengaruh oleh situasi di sekitar kita, tetapi tetap fokus pada tujuan pelayanan kita.
Kesabaran dalam Penderitaan – Paulus tidak menyembunyikan kenyataan bahwa memberitakan firman Tuhan bisa mendatangkan penderitaan. Namun, kita dipanggil untuk bersabar dan terus maju, bahkan di tengah kesulitan.
Menunaikan Panggilan – Setiap kita memiliki panggilan untuk memberitakan Injil, bukan hanya para pendeta atau penginjil. Pekerjaan ini adalah tugas setiap orang percaya, dan kita dipanggil untuk melakukannya dengan setia.
Dalam dunia yang semakin menjauh dari kebenaran, kita dipanggil untuk menjadi pembawa firman Tuhan yang setia. Siap sedia setiap saat, mengajarkan kebenaran, dan menjaga hati tetap murni di hadapan Tuhan. Kita harus ingat bahwa panggilan ini bukanlah sesuatu yang ringan, tetapi suatu kehormatan yang diberikan Tuhan kepada kita. Mari kita semua siap sedia memberitakan firman Tuhan dalam segala situasi, dengan setia dan penuh kasih.
Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang harus kita lakukan agar kita bisa siap sedia memberitakan Firman TUHAN? Berdasarkan 2 Timotius 4:1-5, ada beberapa upaya yang dapat kita lakukan agar siap sedia memberitakan firman Tuhan:
Pertama, kita harus menjaga kesadaran akan panggilan Ilahi (ay. 1). Kita perlu mengingat bahwa tugas memberitakan firman Tuhan adalah mandat langsung dari Tuhan. Paulus mengingatkan kita bahwa Kristus yang akan menghakimi orang hidup dan mati, sehingga tugas ini adalah tanggung jawab yang kudus. Kita harus hidup dalam kesadaran bahwa tugas kita ini diberikan oleh Tuhan dan bersifat kekal.
Kedua, kita harus siap dalam segala situasi (ay. 2). Paulus berkata, "Siap sedialah, baik atau tidak waktunya." Artinya, kita harus bersiap sedia dalam segala kondisi, baik ketika keadaan mendukung maupun saat menghadapi kesulitan. Ini berarti kita harus selalu mempersiapkan hati, pikiran, dan roh kita untuk setiap kesempatan memberitakan Injil.
Ketiga, kita harus mengajarkan Kebenaran dengan Penuh Kesabaran (ay. 2). Paulus menasihati agar kita menyatakan apa yang salah, menegur, dan menasihati dengan kesabaran dan pengajaran. Kita harus belajar firman Tuhan dengan sungguh-sungguh agar mampu menyampaikannya dengan benar, dan kita juga perlu mengembangkannya dengan sabar, penuh kasih, dan tidak mudah menyerah.
Keempat, kita harus menjaga kewaspadaan terhadap ajaran yang menyesatkan (ay. 3-4). Paulus memperingatkan tentang adanya orang yang tidak lagi mau menerima ajaran sehat dan mengikuti hawa nafsu mereka sendiri. Oleh karenanya, kita harus memperkuat iman dan pemahaman kita terhadap Alkitab, sehingga kita bisa membedakan ajaran yang benar dari yang salah. Hal ini dapat dilakukan melalui studi Alkitab yang mendalam dan berdoa memohon hikmat dari Tuhan.
Kelima, kita perlu pengendalian diri dan ketahanan dalam penderitaan (ay. 5). Dalam menjalankan tugas ini, kita mungkin menghadapi berbagai kesulitan. Paulus mengingatkan agar kita menguasai diri dan tetap bertahan dalam penderitaan. Pengendalian diri berarti kita tidak mudah terpengaruh oleh keadaan atau tantangan, melainkan tetap berfokus pada panggilan kita untuk memberitakan Injil.
Melalui kombinasi persiapan spiritual, mental, dan intelektual yang didasarkan pada firman Tuhan, kita dapat siap sedia memberitakan firman Tuhan dalam setiap kesempatan.
RENUNGAN
Apa yang kita renungkan pada Minggu kesembilan belas setelah Trinitatis ini? Ada beberapa hal yang perlu direfleksikan dari tema "SIAP SEDIA MEMBERITAKAN FIRMAN TUHAN" berdasarkan 2 Timotius 4:1-5:
Pertama, keseriusan panggilan untuk kemberitakan Firman Tuhan. Paulus menekankan keseriusan panggilan ini dengan menyebut bahwa Kristus akan menghakimi orang hidup dan mati (ay. 1). Refleksi yang perlu dilakukan adalah: Apakah saya menyadari bahwa panggilan untuk memberitakan firman Tuhan adalah tanggung jawab yang besar dan ilahi? Apakah saya menjalani hidup dengan kesadaran bahwa Tuhan memanggil saya untuk mengabarkan Injil-Nya?
Sebagai orang percaya, kita harus memahami bahwa tugas memberitakan firman Tuhan tidak bisa dianggap enteng atau hanya dilakukan saat kita merasa nyaman. Ini adalah panggilan seumur hidup yang harus dijalani dengan penuh rasa hormat dan ketaatan kepada Tuhan.
Kedua, siap sedia dalam segala keadaan. Paulus meminta Timotius untuk “siap sedialah, baik atau tidak waktunya” (ay. 2). Kita dipanggil untuk memberitakan firman Tuhan di segala situasi, bahkan di saat-saat yang mungkin tidak nyaman atau tidak menguntungkan. Ini mengajak kita merenungkan: Apakah saya hanya memberitakan firman Tuhan ketika situasinya mendukung? Bagaimana saya bisa melatih diri untuk tetap setia dan konsisten dalam situasi yang tidak ideal?
Menjadi saksi Kristus berarti harus siap menghadapi berbagai kondisi—dari yang mudah hingga yang sulit. Kesiapan kita bukan sekadar fisik atau mental, tapi juga spiritual, dan kita harus bergantung sepenuhnya pada Roh Kudus untuk memberikan kekuatan di saat sulit.
Ketiga, menyatakan Kebenaran dengan Penuh Kasih dan Kesabaran. Paulus meminta agar kita menegur, menasihati, dan mengajar dengan penuh kesabaran (ay. 2). Ini berarti bahwa memberitakan firman Tuhan tidak hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga melakukannya dengan sikap yang benar. Pertanyaannya: Apakah saya memberitakan firman Tuhan dengan kasih, kesabaran, dan kelembutan? Bagaimana saya bisa lebih sabar saat menghadapi mereka yang mungkin sulit menerima kebenaran Injil?
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk berbicara kebenaran dengan kasih. Firman Tuhan bisa jadi keras bagi mereka yang mendengarnya, namun harus disampaikan dengan hati yang penuh kasih dan belas kasihan, mengingat bahwa tujuan utama kita adalah membimbing orang kepada Kristus, bukan menghakimi.
Keempat, menghadapi tantangan dan ajaran palsu. Paulus memperingatkan tentang masa di mana orang akan mencari pengajaran yang sesuai dengan keinginan mereka sendiri dan berpaling dari kebenaran (ay. 3-4). Refleksi yang perlu kita lakukan adalah: Apakah saya waspada terhadap pengaruh ajaran-ajaran palsu di sekitar saya? Apakah saya menjaga diri saya dari kesesatan dan memegang teguh kebenaran firman Tuhan?
Dalam dunia yang penuh dengan informasi, ajaran palsu dan penyesatan mudah berkembang. Sebagai orang percaya, kita harus selalu kembali kepada Alkitab sebagai standar kebenaran. Kita harus bertekun dalam pengajaran yang sehat dan tidak membiarkan diri kita terpengaruh oleh ajaran yang hanya memuaskan keinginan pribadi.
Kelima, bertahan dalam penderitaan dan tetap setia. Paulus juga menekankan pentingnya ketahanan dan kesetiaan dalam penderitaan (ay. 5). Memberitakan firman Tuhan mungkin tidak selalu diterima dengan baik, bahkan bisa membawa penderitaan. Refleksi yang perlu: Apakah saya siap untuk menghadapi tantangan dan penderitaan demi memberitakan firman Tuhan? Bagaimana saya bisa tetap setia di tengah penolakan atau kesulitan?
Kesetiaan dalam pelayanan bukan hanya diukur ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik, tetapi juga saat kita menghadapi penderitaan atau penolakan. Paulus mengingatkan kita untuk terus bertahan dan tetap menjalankan panggilan kita meskipun ada hambatan.
Melalui 2 Timotius 4:1-5, kita diingatkan bahwa kesiapan untuk memberitakan firman Tuhan memerlukan komitmen yang mendalam, kesadaran akan tanggung jawab kita, serta keberanian dan kesetiaan dalam menghadapi tantangan. Karena itu, mari kita bertanya pada diri sendiri: Apakah saya siap dan bersedia melayani Tuhan dengan seluruh hati saya, apapun tantangan yang dihadapi? (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar