Sabtu, 10 Agustus 2024

KOTBAH MINGGU XI SETELAH TRINITATIS Minggu, 11 Agustus 2024 “HIDUP BARU DALAM KASIH KRISTUS” (Efesus 4:25-32)

 KOTBAH MINGGU XI SETELAH TRINITATIS

Minggu, 11 Agustus 2024

 

“HIDUP BARU DALAM KASIH KRISTUS”

Kotbah: Efesus 4:25-32  Bacaan: Mazmur 34:1-8


 

Kita telah memasuki Minggu Kesebelas Setelah Trinitatis. Tema yang akan kita renungkan adalah “Hidup Baru dalam Kasih Kristus”. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana kita, sebagai orang-orang percaya, harus hidup dalam terang kasih dan anugerah yang telah kita terima.

 

Dalam perikop ini kita pelajari beberapa hal berkaitan dengan hidup baru dalam Kasih Kristus, yakni:

 

Pertama, kita sebaiknya meninggalkan kebiasaan lama (ay. 25).  Dalam Efesus 4:25, Paulus mengingatkan kita untuk "menanggalkan dusta dan berkata benar seorang kepada yang lain." Ini adalah langkah pertama dalam hidup baru kita. Sebagai orang yang telah diselamatkan, kita dipanggil untuk meninggalkan cara hidup lama yang penuh dengan kebohongan, tipu daya, dan dosa. Sebagai gantinya, kita harus hidup dalam kebenaran, sebab kita semua adalah anggota dari satu tubuh, yaitu tubuh Kristus.

 

Kedua, kita harus mampu menjaga emosi dengan bijak (ay. 26). Dalam ayat 26, Paulus menasihati kita agar "berdosa dalam kemarahan." Marah bukanlah dosa, tetapi bagaimana kita mengelola kemarahan itulah yang menentukan apakah kita berdosa atau tidak. Kita harus belajar untuk mengendalikan emosi kita, tidak membiarkan kemarahan menguasai kita dan tidak memberikan kesempatan kepada Iblis untuk merusak hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.

 

Ketiga, kita harus bekerja dengan jujur (ay. 28). Ayat 28 mengajarkan kita untuk tidak mencuri, tetapi bekerja dengan tekun. Hidup baru dalam Kristus memanggil kita untuk menjadi orang yang jujur dan bekerja keras. Hasil dari pekerjaan kita seharusnya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri, tetapi juga untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Kasih Kristus mendorong kita untuk hidup tidak egois, tetapi berbagi dengan sesama.

 

Keempat, kita memiliki perkataan yang membangun (ay. 29). Dalam ayat 29, kita diajarkan untuk memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut kita. Sebagai orang Kristen, perkataan kita harus membangun, menguatkan, dan memberi kasih karunia kepada mereka yang mendengarnya. Kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai dan penghibur bagi orang-orang di sekitar kita melalui kata-kata yang penuh kasih.

 

Kelima, kita harus menghindari kesedihan Roh Kudus (ay. 30). Dalam ayat 30, Paulus memperingatkan kita agar tidak mendukakan Roh Kudus. Hal ini mengingatkan kita bahwa tindakan kita sehari-hari, baik yang besar maupun yang kecil, dapat mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan. Hidup baru dalam Kristus berarti hidup dalam ketaatan kepada Roh Kudus, sehingga kita dapat menjalani kehidupan yang menyenangkan Tuhan.

 

Keenam, kita harus mampu mengampuni dan mengasihi seperti Kristus (ay. 31-32). Akhirnya, dalam ayat 31-32, Paulus mengajarkan tentang pentingnya mengampuni dan mengasihi sesama seperti Kristus telah mengasihi dan mengampuni kita. Hidup baru dalam Kristus adalah hidup yang dipenuhi dengan kasih, pengampunan, dan kelembutan. Kita dipanggil untuk meninggalkan kepahitan, kemarahan, dan segala bentuk kebencian, dan sebaliknya hidup dalam kasih yang tulus.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah car akita agar bisa “HIDUP BARU DALAM KASIH KRISTUS" berdasarkan kitab Efesus 4:25-32. Untuk membantu warga jemaat memahami dan menerapkan prinsip "Hidup Baru dalam Kasih Kristus" berdasarkan Efesus 4:25-32, kita bisa menguraikannya dalam beberapa langkah praktis yang dapat diikuti dalam kehidupan sehari-hari:

 

Pertama, berbicaralah dengan jujur dan benar (ay. 25). Paulus menekankan pentingnya berkata jujur satu sama lain. Hidup baru dalam Kristus berarti meninggalkan kebiasaan berdusta dan selalu berkata benar. Setiap kali ingin berkata sesuatu, pikirkan apakah perkataan tersebut benar dan jujur. Berlatihlah untuk selalu berbicara dengan terbuka dan jujur, baik dalam keluarga, di tempat kerja, maupun di gereja. Minta maaf jika melakukan kesalahan. Jika tanpa sengaja berkata tidak jujur, segera akui kesalahan dan minta maaf.

 

Kedua, kendalikan emosi dengan bijaksana (ay. 26-27). Paulus mengajarkan untuk tidak berdosa dalam kemarahan. Ini berarti bahwa kita harus mengendalikan emosi kita agar tidak melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri atau orang lain. Kenali situasi atau hal-hal yang sering membuat kita marah, lalu cari cara untuk mengatasinya. Saat merasa marah, cobalah untuk menunda reaksi sejenak dengan mengambil napas dalam-dalam atau berdoa. Cobalah untuk memahami sudut pandang orang lain dan berkomunikasi dengan tenang dan empati.

 

Ketiga, bekerjalah dengan jujur dan berbagi dengan sesama (ay. 28). Hidup baru dalam Kristus mengharuskan kita untuk bekerja dengan jujur dan keras, serta berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Etos kerja yang baik. Tekuni pekerjaan kita dengan sepenuh hati, seolah-olah bekerja untuk Tuhan. Hindari ecurangan. Jangan tergoda untuk mengambil jalan pintas atau melakukan tindakan curang demi keuntungan pribadi. Sisihkan sebagian dari apa yang kita hasilkan untuk membantu orang-orang yang kurang mampu, baik dalam bentuk uang, waktu, atau tenaga.

 

Keempat, gunakanlah perkataan yang membangun (ay.  29). Paulus menekankan pentingnya menggunakan kata-kata yang membangun, menguatkan, dan memberikan kasih karunia. Hindari perkataan negatif. Jauhkan diri dari perkataan yang merendahkan atau menyakiti orang lain. Berbicara positif. Latihlah diri untuk selalu berbicara hal-hal yang positif dan menguatkan orang lain. Jadilah pendengar yang baik dan tanggapilah orang lain dengan perkataan yang mendukung dan menghibur.

 

Kelima, jaga hubungan dengan Roh Kudus (ay. 30). Jangan mendukakan Roh Kudus dengan tindakan yang tidak menyenangkan hati Tuhan. Secara rutin tanyakan kepada diri sendiri apakah tindakan atau keputusan kita menyenangkan hati Tuhan. Luangkan waktu setiap hari untuk berdoa dan merenungkan firman Tuhan, agar hidup kita senantiasa dipimpin oleh Roh Kudus. Hidup sesuai dengan ajaran Alkitab dan peka terhadap tuntunan Roh Kudus dalam setiap aspek kehidupan.

 

Keenam, mengampuni dan mengasihi seperti Kristus (ay. 31-32). Kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan pengampunan, seperti Kristus yang telah mengampuni dan mengasihi kita. Jangan simpan kebencian atau kepahitan terhadap orang lain; sebaliknya, lepaskan dan serahkan kepada Tuhan. Latihlah diri untuk segera mengampuni, meskipun terasa sulit, dengan mengingat bagaimana Kristus mengampuni kita. Tunjukkan kasih kepada orang lain melalui tindakan nyata, seperti memberikan bantuan, dukungan, atau hanya sekadar mendengarkan mereka dengan penuh perhatian.

 

Hidup baru dalam kasih Kristus adalah proses transformasi yang nyata dan terus-menerus. Ini berarti meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dan menjalani hidup yang mencerminkan kasih dan pengampunan yang kita terima dari Kristus. Dengan menerapkan langkah-langkah praktis ini, jemaat dapat hidup sesuai dengan panggilan mereka sebagai anak-anak Tuhan, memuliakan nama-Nya, dan menjadi berkat bagi sesama.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu kesebelas setelah Trinitatis ini? Untuk merenungkan tema “Hidup Baru dalam Kasih Kristus” berdasarkan Efesus 4:25-32, ada beberapa hal penting yang dapat dipertimbangkan:

 

Pertama, kita perlu mengubah identitas dan status. Hidup baru berarti seseorang tidak lagi hidup sebagai budak dosa, tetapi sebagai anak-anak Allah yang telah dibebaskan oleh Kristus. Identitas kita berubah dari seorang yang hidup dalam kegelapan menjadi seorang yang hidup dalam terang Tuhan. Dalam Kristus, kita menjadi ciptaan baru, seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 5:17, "Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." Ini berarti kita harus melepaskan cara hidup kita yang lama, yang penuh dosa, dan menggantinya dengan hidup yang mencerminkan kebenaran dan kekudusan yang Tuhan inginkan.

 

Kedua, kita menjadikan kasih sebagai dasar dari semua tindakan. Hidup baru dalam Kristus berarti kasih menjadi dasar dari semua tindakan kita. Kasih Kristus yang berkorban di kayu salib menjadi teladan utama bagi kita dalam mengasihi orang lain. Kasih ini melampaui kasih manusia biasa karena mengasihi tanpa syarat dan tanpa pamrih. Dalam hidup sehari-hari, kita dipanggil untuk mengasihi sesama, mengampuni, dan berbuat baik tanpa mengharapkan balasan. Kasih yang kita terima dari Kristus harus terpancar dalam hubungan kita dengan orang lain.

 

Ketiga, kita perlu mengendalikan diri dan hidup dalam Kebenaran. Hidup baru dalam kasih Kristus juga berarti hidup dalam kebenaran, meninggalkan kebiasaan berdosa seperti kebohongan, kemarahan yang tidak terkendali, dan pencurian. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan standar moral yang tinggi, yang ditentukan oleh ajaran Kristus. Ini memerlukan pengendalian diri dan kesediaan untuk mematuhi perintah-perintah Tuhan, menjaga perkataan dan tindakan kita agar selalu mencerminkan kebenaran dan keadilan.

 

Keempat, kita perlu pembaruan pikiran dan hati. Hidup baru dalam Kristus melibatkan pembaruan terus-menerus dalam pikiran dan hati. Ini berarti mengubah cara berpikir kita agar selaras dengan kehendak Tuhan dan memperbarui hati kita dengan kasih, pengampunan, dan kerendahan hati. Pembaruan ini membutuhkan kedekatan dengan firman Tuhan dan Roh Kudus, sehingga kita dapat mengenali kehendak Tuhan dan hidup sesuai dengan pimpinan-Nya setiap hari.

 

Kelima, perlu komitmen untuk menghidupi Kasih Kristus. Hidup baru ini bukan hanya satu kali keputusan, tetapi sebuah komitmen harian untuk mengikuti Kristus dan menghidupi kasih-Nya. Ini adalah perjalanan iman yang melibatkan pertumbuhan rohani, di mana kita semakin serupa dengan Kristus dalam segala aspek kehidupan kita. Komitmen ini berarti kita harus secara aktif terlibat dalam proses pertumbuhan iman melalui doa, membaca Alkitab, bersekutu dengan sesama orang percaya, dan melayani sesama. Karena itu hidup baru dalam kasih Kristus adalah hidup yang bertransformasi oleh anugerah Tuhan, di mana identitas kita diperbarui, kasih menjadi dasar dari tindakan kita, dan kita hidup dalam kebenaran, kejujuran, dan pengendalian diri. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan hari ini: “MEMILIKI RASA TAKUT AKAN TUHAN” (Amsal 14:26)

  Renungan hari ini:   “MEMILIKI RASA TAKUT AKAN TUHAN”   Amsal 14:26 (TB2) "Dalam takut akan TUHAN ada sandaran yang teguh, bahkan ada...