Sabtu, 03 Agustus 2024

KOTBAH MINGGU X SETELAH TRINITATIS Minggu, 04 Agustus 2024 “ALLAH MENURUNKAN ROTI KEHIDUPAN” (Keluaran 16:2-8)

 KOTBAH MINGGU X SETELAH TRINITATIS

Minggu, 04 Agustus 2024

 

“ALLAH MENURUNKAN ROTI KEHIDUPAN”

Kotbah: Keluaran 16:2-8   Bacaan: Yohanes 6:24-35


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu kesepuluh setelah Trinitatis. Tema yang akan kita gumuli adalah “ALLAH Menurunkan Roti Kehidupan”. Dalam perikop ini, kita melihat bagaimana Allah dengan kasih-Nya yang luar biasa memelihara umat-Nya di padang gurun. Kita akan belajar tentang bagaimana Allah menyediakan kebutuhan kita, apa arti roti kehidupan yang sejati, dan bagaimana kita dapat menerima dan menghargai pemberian-Nya.

 

Dari perikop ini kita mendapatkan beberapa pelajaran penting, yakni:

 

Pertama, keluhan umat Israel di Padang Gurun (ay. 2-3). "Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; dan berkata kepada mereka: 'Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir di tangan TUHAN, ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang, sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.'"

 

Pada ayat-ayat ini, kita melihat bahwa bangsa Israel mulai bersungut-sungut dan meragukan pemeliharaan Tuhan ketika mereka menghadapi kelaparan di padang gurun. Mereka mulai merindukan masa lalu di Mesir, meskipun mereka hidup sebagai budak di sana. Ini menggambarkan kecenderungan manusia untuk cepat melupakan berkat-berkat Tuhan dan mengeluh ketika menghadapi tantangan.

 

Kedua, janji Allah untuk memberikan Manna (ay. 4-5). "Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Pada hari yang keenam, apabila mereka memasak apa yang dibawa pulang, maka apa yang mereka kumpulkan itu akan dua kali lipat banyaknya daripada yang mereka pungut tiap-tiap hari."

 

Allah mendengar keluhan umat-Nya dan berjanji untuk memberikan roti dari langit, yang kita kenal sebagai Manna. Tuhan bukan hanya memberikan apa yang mereka butuhkan, tetapi juga menggunakan situasi ini untuk menguji ketaatan mereka. Setiap hari mereka harus mengumpulkan manna hanya untuk kebutuhan sehari-hari, kecuali pada hari keenam mereka harus mengumpulkan dua kali lipat untuk persiapan hari Sabat.

 

Makna dari "TUHAN akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu" dapat dijelaskan melalui beberapa poin penting:

a. Penyediaan Langsung dari Tuhan. Pernyataan ini menegaskan bahwa Tuhan sendiri yang akan menyediakan kebutuhan dasar umat-Nya, yaitu makanan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah sumber segala berkat dan pemeliharaan. Dengan menurunkan roti dari langit, Tuhan mengajarkan umat Israel untuk mengandalkan-Nya sepenuhnya.

b.    Mujizat dan Kemahakuasaan Tuhan. "Hujan roti" adalah sebuah mujizat yang menunjukkan kuasa Tuhan yang tak terbatas. Dalam keadaan yang sangat sulit di padang gurun, Tuhan menunjukkan bahwa Dia mampu melakukan hal-hal yang di luar kemampuan manusia. Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

c.    Ujian Ketaatan dan Kepercayaan. Tuhan memberikan roti setiap hari dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan hari itu saja, kecuali pada hari keenam, mereka harus mengumpulkan dua kali lipat. Ini adalah ujian untuk melihat apakah mereka akan taat pada instruksi Tuhan dan percaya bahwa Dia akan menyediakan kebutuhan mereka setiap hari. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan dan kepercayaan pada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.

d.    Pemeliharaan Harian. Tuhan tidak memberi mereka persediaan untuk jangka panjang, melainkan untuk satu hari pada satu waktu. Ini mengajarkan umat Israel untuk hidup bergantung pada Tuhan setiap hari, mengandalkan-Nya secara terus-menerus. Ini juga mengajarkan kita untuk tidak cemas tentang hari esok, tetapi percaya bahwa Tuhan akan menyediakan kebutuhan kita setiap hari.

e.    Simbol Roti Kehidupan yang Sejati. Roti yang turun dari langit juga merupakan bayangan dari Yesus Kristus, yang dalam Perjanjian Baru disebut sebagai "Roti Kehidupan" (Yohanes 6:35). Seperti manna yang diberikan kepada umat Israel untuk mempertahankan hidup fisik mereka, Yesus datang untuk memberikan hidup yang kekal kepada kita. Ini mengarahkan kita pada pengertian yang lebih dalam tentang pemeliharaan rohani yang disediakan oleh Tuhan melalui Kristus.

 

Ketiga, pemeliharaan Allah dan tanggapan umat (ay. 6-8). "Sebab itu kata Musa dan Harun kepada segenap orang Israel: Petang ini kamu akan mengetahui bahwa Tuhanlah yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dan besok pagi kamu akan melihat kemuliaan Tuhan, karena Tuhan telah mendengar sungut-sungutmu kepada-Nya. Sebab, apakah kami ini, sehingga kamu bersungut-sungut kepada kami? Lagi kata Musa: Jika nanti Tuhan memberikan kepadamu pada waktu petang daging untuk dimakan dan pada waktu pagi roti sampai kenyang, karena Tuhan telah mendengar sungut-sungutmu yang kamu sungutkan kepada-Nya, apakah kami ini? Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tetapi kepada Tuhan."

 

Musa dan Harun menjelaskan kepada bangsa Israel bahwa Tuhanlah yang memelihara mereka. Mereka diingatkan bahwa sungut-sungut mereka sebenarnya ditujukan kepada Tuhan, bukan kepada para pemimpin mereka. Tuhan menunjukkan kemuliaan-Nya dengan memberikan manna pada pagi hari dan daging pada petang hari, membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang setia dan berkuasa.

 

Keempat, Yesus sebagai Roti Kehidupan. Kisah pemberian manna ini adalah bayangan dari Yesus Kristus, yang disebut sebagai "Roti Kehidupan" dalam Yohanes 6:35: "Kata Yesus kepada mereka: Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi." Manna adalah makanan sementara yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi Yesus adalah pemberian Allah yang kekal untuk memenuhi kebutuhan rohani kita. Melalui Yesus, kita menerima hidup yang kekal dan pengharapan yang sejati.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimakah cara TUHAN menurunkan Roti Kehidupan bagi kita? Berdasarkan Keluaran 16:2-8, berikut adalah cara Tuhan menurunkan Roti Kehidupan bagi umat Israel:

 

Pertama, Allah mendengar keluhan umat Israel. Umat Israel bersungut-sungut kepada Musa dan Harun di padang gurun karena mereka merasa kelaparan dan merindukan makanan yang mereka miliki di Mesir (ay. 2-3).

 

Keluhan-keluhan umat Israel meliputi:

a.    Kelaparan dan Kekhawatiran akan Kelaparan. Umat Israel merasa kelaparan di padang gurun dan takut bahwa mereka akan mati karena kekurangan makanan. Mereka khawatir bahwa mereka tidak akan mampu bertahan hidup dalam kondisi tersebut.

b.    Kerinduan akan kenyamanan di Mesir. Mereka mengingat kembali masa-masa di Mesir, meskipun mereka hidup sebagai budak, di mana mereka memiliki makanan yang cukup, khususnya daging dan roti. Mereka merasa bahwa meskipun hidup sebagai budak di Mesir, setidaknya mereka memiliki makanan yang cukup untuk dimakan.

c.    Kecaman terhadap Musa dan Harun. Umat Israel menyalahkan Musa dan Harun karena telah membawa mereka keluar dari Mesir hanya untuk menghadapi kelaparan di padang gurun. Mereka merasa bahwa Musa dan Harun bertanggung jawab atas kesulitan yang mereka alami dan menuduh mereka membawa seluruh jemaah keluar dari Mesir untuk mati kelaparan.

d.    Ketidakpercayaan terhadap Pemeliharaan Tuhan. Keluhan mereka menunjukkan kurangnya iman dan kepercayaan terhadap pemeliharaan Tuhan. Meskipun mereka telah melihat berbagai mukjizat dan kuasa Tuhan yang membawa mereka keluar dari Mesir, mereka cepat lupa akan perbuatan besar Tuhan dan meragukan apakah Tuhan akan terus memelihara mereka di padang gurun.

 

Kedua, Allah memberikan Manna. Tuhan menjelaskan bahwa Dia akan menurunkan hujan roti dari langit, yaitu manna, setiap hari. Bangsa Israel harus mengumpulkan manna setiap pagi sesuai kebutuhan mereka untuk sehari (ay. 4-5). Pada hari keenam, mereka harus mengumpulkan dua kali lipat untuk persiapan hari Sabat, sehingga mereka tidak perlu mengumpulkan pada hari Sabat (ay. 5).

 

Tuhan memberikan manna untuk menguji apakah bangsa Israel akan hidup menurut hukum-Nya atau tidak (ay. 4). Pemberian manna menjadi simbol dari pemeliharaan Tuhan yang penuh kasih, serta ujian bagi ketaatan dan iman mereka.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dari perikop Minggu kesepuluh setelah Trinitatis ini? Tema "ALLAH MENURUNKAN ROTI KEHIDUPAN" berdasarkan Keluaran 16:2-8 menawarkan banyak hal yang perlu direfleksikan oleh kita sebagai orang percaya. Berikut adalah beberapa poin refleksi yang bisa diambil:

 

Pertama, pemeliharaan Tuhan yang Setia. Tuhan adalah penyedia yang setia. Dalam situasi apapun, bahkan di tengah kelaparan di padang gurun, Tuhan tetap menyediakan kebutuhan dasar umat-Nya. Ini mengajarkan kita untuk percaya bahwa Tuhan selalu tahu apa yang kita butuhkan dan Dia akan menyediakan pada waktu yang tepat.

 

Kedua, keluhan dan rasa Syukur. Umat Israel bersungut-sungut meskipun mereka telah melihat mukjizat Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan menghindari sikap mengeluh, terutama setelah kita menerima berkat-berkat Tuhan dalam hidup kita. Mengeluh menunjukkan kurangnya iman dan ingratitude kepada Tuhan.

 

Ketiga, ketaatan kepada Tuhan. Pemberian manna juga merupakan ujian untuk melihat apakah umat Israel akan taat pada instruksi Tuhan. Ini mengajak kita untuk refleksi tentang ketaatan kita sendiri. Apakah kita mengikuti petunjuk Tuhan dalam hidup kita dengan setia, ataukah kita cenderung membangkang dan menjalankan kehendak kita sendiri?

 

Keempat, Roti Kehidupan yang Sejati. Manna sebagai roti dari langit adalah bayangan dari Yesus Kristus, yang adalah Roti Kehidupan yang sejati (Yoh. 6:35). Ini mengingatkan kita bahwa kebutuhan spiritual kita terpenuhi dalam Yesus. Kita harus mencari pemenuhan dan kehidupan yang kekal dalam Dia, bukan dalam hal-hal duniawi. Karena itu, Dengan merenungkan poin-poin ini, kita bisa lebih menghargai pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita, belajar bersyukur, taat, dan mengandalkan Dia setiap hari, serta mengenali dan memuliakan Dia sebagai penyedia sejati dan sumber kehidupan kekal melalui Yesus Kristus. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan hari ini: “MEMILIKI RASA TAKUT AKAN TUHAN” (Amsal 14:26)

  Renungan hari ini:   “MEMILIKI RASA TAKUT AKAN TUHAN”   Amsal 14:26 (TB2) "Dalam takut akan TUHAN ada sandaran yang teguh, bahkan ada...