Selasa, 23 Juli 2024

Renungan hari ini: “IMAN ADALAH DASAR DARI SEGALA SESUATU YANG KITA HARAPKAN” (Ibrani 11:1)

 Renungan hari ini:

 

“IMAN ADALAH DASAR DARI SEGALA SESUATU YANG KITA HARAPKAN”


 

Ibrani 11:1 (TB2) "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat"

 

Hebrews 11:1 (NET) "Now faith is being sure of what we hope for, being convinced of what we do not see"

 

Nas hari ini berbicara mengenai iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Dari nas hari ini kita menemukan berepa Pelajaran penting, yakni:

 

Pertama, iman sebagai dasar. Ketika kita berbicara tentang "dasar," kita merujuk pada sesuatu yang menjadi fondasi atau landasan. Dasar adalah sesuatu yang menopang dan memberikan kekuatan kepada bangunan di atasnya. Tanpa dasar yang kuat, bangunan tersebut akan mudah runtuh. Demikian pula, dalam kehidupan rohani kita, iman adalah fondasi yang menopang segala harapan kita.

 

Kedua, harapan yang berakar pada iman. Harapan adalah keinginan atau ekspektasi akan sesuatu yang baik di masa depan. Namun, harapan ini bukanlah sekadar keinginan kosong atau angan-angan belaka. Harapan yang sejati berakar pada iman—keyakinan yang mendalam bahwa Tuhan yang kita percayai adalah setia dan mampu memenuhi janji-janji-Nya.

 

Ketiga, keyakinan yang kuat. Iman adalah keyakinan yang kuat dan tak tergoyahkan pada sesuatu yang kita harapkan, meskipun kita belum melihatnya terjadi. Dalam konteks ini, iman memberi kita keberanian untuk berharap, bahkan ketika situasi tampak sulit atau mustahil. Iman memberi kita ketenangan hati bahwa apa yang kita harapkan akan terwujud pada waktu yang tepat menurut rencana Tuhan. Banyak tokoh dalam Alkitab yang menunjukkan bagaimana iman mereka menjadi dasar dari segala harapan mereka. Contohnya, Abraham yang dengan iman meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi ke tempat yang dijanjikan Tuhan, meskipun ia belum tahu tujuan akhirnya. Harapan Abraham akan janji Tuhan tentang keturunannya berakar pada imannya kepada Tuhan.

 

Iman, menurut ayat ini, bukan sekadar perasaan atau harapan kosong. Iman adalah keyakinan yang kokoh, yang menjadi dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak hal yang kita harapkan: kebahagiaan, kesehatan, kesuksesan, dan lain sebagainya. Namun, iman memberi kita dasar yang kuat untuk percaya bahwa semua harapan itu mungkin terjadi, meskipun kita belum melihatnya dengan mata kepala.

 

Iman juga adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dalam dunia yang sering kali menuntut bukti konkret dan bukti yang dapat dilihat, iman mengajak kita untuk melihat dengan mata hati. Iman memungkinkan kita untuk percaya akan janji-janji Tuhan, meskipun kita belum melihat penggenapannya.

 

Apa yang hendak direnungkan dari nas hari ini? Nas hari ini memberikan beberapa yang perlu direnungkan, yakni:

 

Pertama, iman sebagai dasar harapan. Iman adalah fondasi dari segala sesuatu yang kita harapkan. Dalam kehidupan ini, kita memiliki banyak harapan—baik itu harapan untuk kesehatan, keberhasilan, hubungan yang baik, atau masa depan yang cerah. Ayat ini mengajarkan kita bahwa iman adalah dasar yang kuat untuk harapan-harapan tersebut. Ketika kita memiliki iman, kita memiliki dasar yang kokoh untuk berharap pada hal-hal yang baik, meskipun keadaan saat ini mungkin tidak mendukung harapan tersebut.

 

Kedua, iman sebagai bukti dari hal yang tidak terlihat. Ayat ini juga mengatakan bahwa iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dalam dunia yang sering kali mengandalkan bukti-bukti fisik dan empiris, iman mengajak kita untuk percaya pada sesuatu yang tidak dapat kita lihat dengan mata jasmani. Iman memberi kita keyakinan bahwa Tuhan bekerja di balik layar, bahwa janji-janji-Nya adalah benar dan akan digenapi, meskipun kita belum melihat hasilnya secara nyata.

 

Ketiga, keteguhan hati dalam iman. Renungan ini juga mengingatkan kita untuk memiliki keteguhan hati dalam iman. Ketika kita menghadapi tantangan, rintangan, atau situasi yang tampaknya tidak ada harapan, iman menguatkan kita untuk tetap percaya dan berharap pada Tuhan. Iman memberi kita kekuatan untuk bertahan dan tidak menyerah, meskipun keadaan sekitar tidak mendukung.

 

Keempat, membangun iman melalui kehidupan sehari-hari. Akhirnya, renungan ini mengajak kita untuk membangun iman kita dalam kehidupan sehari-hari. Melalui doa, membaca Firman Tuhan, dan bersekutu dengan sesama orang percaya, kita dapat memperkuat iman kita. Iman bukanlah sesuatu yang statis, tetapi sesuatu yang harus terus-menerus kita kembangkan dan perkuat. Dengan iman yang kuat, kita dapat menghadapi setiap tantangan dengan keyakinan bahwa Tuhan ada bersama kita. Karena itu, mari kita renungkan dan aplikasikan ayat ini dalam kehidupan kita. Biarlah iman kita menjadi dasar yang kokoh dan bukti yang nyata dari pengharapan kita dalam Tuhan. Tuhan memberkati kita semua. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan hari ini: “MEMILIKI RASA TAKUT AKAN TUHAN” (Amsal 14:26)

  Renungan hari ini:   “MEMILIKI RASA TAKUT AKAN TUHAN”   Amsal 14:26 (TB2) "Dalam takut akan TUHAN ada sandaran yang teguh, bahkan ada...