Sabtu, 29 Juni 2024

KOTBAH MINGGU V SETELAH TRINITATIS Minggu, 30 Juni 2024 "IMAN YANG MENYEMBUHKAN” (Markus 5:21-43)

 KOTBAH MINGGU V SETELAH TRINITATIS

Minggu, 30 Juni 2024

 

"IMAN YANG MENYEMBUHKAN”

Kotbah: Markus 5:21-43  Bacaan: Amsal 1:13-15


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu Kelima Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Iman yang Menyembuhkan”. Dalam bacaan kita hari ini, kita menemukan dua kisah penyembuhan yang luar biasa. Pertama,kisah seorang wanita yang menderita pendarahan selama dua belas tahun. Kedua, kisah tentang Yairus, seorang pemimpin rumah ibadat, yang anak perempuannya hampir mati. Kedua kisah ini menunjukkan bahwa iman kepada Yesus mampu mengatasi segala rintangan dan memberikan penyembuhan yang sejati.

 

Apa yang hendak kita pelajari dari perikop kotbah Minggu ini? Ada beberapa pelajarang penting yang kita peroleh dari perikop ini, yakni:

 

Pertama, iman yang mengatasi rasa putus asa: Kisah perempuan yang pendarahan (ay. 25-34). Perempuan dalam kisah ini telah menderita selama dua belas tahun. Dia sudah mencoba segala cara dan menghabiskan semua yang dimilikinya untuk mencari penyembuhan, namun keadaannya tidak membaik, malah semakin buruk. Dia berada dalam situasi yang sangat putus asa. Namun, ketika dia mendengar tentang Yesus, dia memutuskan untuk mendekat kepada-Nya dengan penuh iman. Ayat 28 berkata, "Sebab katanya: Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Perempuan ini menunjukkan iman yang besar meskipun dia tidak secara langsung meminta kepada Yesus. Dia percaya bahwa dengan menyentuh jubah-Nya saja, dia akan disembuhkan. Ketika dia melakukannya, seketika itu juga pendarahannya berhenti dan dia merasakan tubuhnya sembuh.

 

Yesus menyadari ada kuasa yang keluar dari-Nya dan mencari siapa yang telah menyentuh-Nya. Ketika wanita itu mengaku, Yesus berkata kepadanya, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" (Markus 5:34). Iman wanita ini kepada Yesus membawa penyembuhan yang dia cari selama bertahun-tahun.

 

Kedua, iman yang tidak gentar: Kisah Yairus dan Anak Perempuannya (ay. 21-24, 35-43). Yairus, seorang pemimpin rumah ibadat, datang kepada Yesus dengan sangat putus asa karena anak perempuannya sedang sekarat. Dia memohon kepada Yesus untuk datang dan menumpangkan tangan-Nya agar anaknya sembuh. Yairus menunjukkan iman yang luar biasa meskipun dia mungkin menghadapi tekanan sosial sebagai pemimpin rumah ibadat yang meminta bantuan kepada Yesus.

 

Dalam perjalanan menuju rumah Yairus, datanglah berita bahwa anaknya sudah meninggal. Orang-orang berkata, "Mengapa engkau masih menyusah-nyusahkan Guru?" Tetapi Yesus menjawab, "Jangan takut, percaya saja!" (ay. 36). Yesus menguatkan iman Yairus di tengah situasi yang tampaknya sudah tidak ada harapan. Sesampainya di rumah Yairus, Yesus berkata bahwa anak itu tidak mati, melainkan tidur. Meskipun orang-orang mentertawakan-Nya, Yesus masuk ke kamar anak itu bersama orangtua dan beberapa murid-Nya. Dia memegang tangan anak itu dan berkata, "Talita kum," yang berarti, "Anak kecil, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangun dan berjalan.

 

Kedua kisah ini menunjukkan bahwa iman kepada Yesus mampu mengatasi segala rintangan dan memberikan penyembuhan yang sejati. Wanita yang berdarah menunjukkan iman yang mengatasi rasa putus asa, sementara Yairus menunjukkan iman yang tidak gentar meskipun menghadapi kematian anaknya. Yesus mengajarkan kita untuk percaya kepada-Nya dalam setiap situasi, baik dalam penderitaan maupun dalam kematian. Iman yang sejati adalah iman yang terus percaya dan berharap kepada Yesus meskipun keadaan tampaknya tidak mungkin.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Kelima setelah Trinitatis ini?  Tema "IMAN YANG MENYEMBUHKAN" berdasarkan kitab Markus 5:21-43 mengandung banyak hal yang bisa kita refleksikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut adalah beberapa poin refleksi yang penting:

 

Pertama, keteguhan iman dalam keputusasaan. Perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun telah mencoba segala cara untuk sembuh, namun keadaannya tidak membaik. Ketika dia mendengar tentang Yesus, dia tidak menyerah pada keputusasaan, tetapi malah mengambil langkah iman yang berani. Dalam situasi kita yang tampaknya tanpa harapan, apakah kita tetap berpegang pada iman? Bagaimana kita bisa tetap percaya kepada Tuhan bahkan ketika semua usaha kita seolah-olah sia-sia?

 

Kedua, tindakan iman yang berani. Perempuan itu berani mendekati Yesus di tengah kerumunan dan menyentuh jubah-Nya dengan keyakinan bahwa dia akan sembuh. Tindakan ini adalah bentuk iman yang aktif dan berani. Apakah kita berani mengambil langkah iman dalam hidup kita? Bagaimana kita bisa menunjukkan iman kita melalui tindakan nyata, meskipun mungkin tampak tidak lazim atau berisiko?

 

Ketiga, kepercayaan kepada Kuasa Yesus. Yairus menunjukkan kepercayaan yang besar kepada Yesus dengan meminta-Nya datang dan menyembuhkan anaknya. Bahkan ketika berita kematian anaknya datang, Yesus mendorong Yairus untuk "percaya saja." Seberapa besar kepercayaan kita kepada kuasa Yesus dalam menghadapi masalah hidup kita? Apakah kita bersedia tetap percaya meskipun situasi tampaknya tidak mungkin diatasi?

 

Keempat, respon Yesus terhadap iman. Yesus merespon iman wanita dengan menyatakan bahwa imannya telah menyelamatkan dia. Dia juga merespon iman Yairus dengan membangkitkan anaknya dari kematian. Bagaimana kita melihat respon Tuhan terhadap iman kita? Apakah kita menyadari bahwa Tuhan menghargai dan merespon iman kita, meskipun kadang tidak sesuai dengan waktu atau cara yang kita harapkan?

 

Kelima, iman yang mengatasi ketakutan. Yesus berkata kepada Yairus, "Jangan takut, percaya saja!" Ini menunjukkan bahwa iman harus mengatasi ketakutan, terutama dalam situasi yang menakutkan atau menantang. Bagaimana kita bisa mengatasi ketakutan kita dengan iman? Dalam hal apa saja kita perlu mengingat untuk "percaya saja" ketika menghadapi ketakutan atau kekhawatiran dalam hidup kita?

 

Kotbah ini mengajak kita untuk mempertimbangkan bagaimana iman kita dapat menjadi sumber penyembuhan dan kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Kita diajak untuk berani bertindak berdasarkan iman, tetap percaya kepada kuasa Yesus, dan mengatasi ketakutan dengan kepercayaan yang kokoh. Karena itu, marilah kita selalu mengingat bahwa iman yang sejati mampu membawa penyembuhan yang menyeluruh dalam hidup kita. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan hari ini: “DATANGNYA KERAJAAN-MU” (Matius 6:10)

  Renungan hari ini:   “DATANGNYA KERAJAAN-MU”   Matius 6:10 (TB2) "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga...