Renungan hari ini:
“KEBIJAKSANAAN HIDUP”
Pengkhotbah 7:14 (TB2) "Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya"
Ecclesiastes 7:14 (NET) "In times of prosperity be joyful, but in times of adversity consider this: God has made one as well as the other, so that no one can discover what the future holds"
Nas hari ini mengandung makna yang dalam dan mengajarkan tentang kebijaksanaan hidup. Ayat ini mengajarkan bahwa dalam hidup akan ada hari-hari yang baik (hari mujur) dan juga hari-hari yang buruk (hari malang). Ini adalah bagian alami dari pengalaman manusia. Ketika seseorang mengalami kesuksesan atau kebahagiaan dalam hidupnya, disarankan untuk bersukacita dan bersyukur atas berkat tersebut. Ini mengajarkan pentingnya merayakan momen-momen kebahagiaan dalam hidup. Di sisi lain, saat seseorang menghadapi kesulitan, penderitaan, atau kegagalan (hari malang), penting untuk mengingat bahwa itu adalah bagian dari hidup juga. Ini menekankan perlunya menerima tantangan dan ujian dengan ketabahan dan keberanian.
Ayat ini mengingatkan bahwa manusia tidak dapat memprediksi masa depan mereka. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok atau di masa depan. Ini menekankan pentingnya hidup di saat ini dan menghargai setiap momen yang diberikan kepada kita. Ayat ini juga menunjukkan bahwa baik hari mujur maupun hari malang telah dijadikan oleh Allah. Ini mengajarkan tentang kekuasaan dan rencana Allah dalam mengatur segala sesuatu dalam hidup manusia.
Apa yang hendak kita renungkan dari nas hari ini? Nas hari ini menekankan beberapa hal penting yang patut direnungkan:
Pertama, ketidakpastian hidup. Manusia tidak pernah tahu dengan pasti apa yang akan terjadi di masa depan. Ada hari-hari yang penuh dengan kebahagiaan dan kesuksesan (hari mujur), tetapi juga ada hari-hari yang penuh dengan penderitaan dan kesulitan (hari malang). Hal ini menggarisbawahi bahwa hidup itu penuh dengan ketidakpastian, dan kita harus siap menerima tantangan yang mungkin terjadi.
Kedua, perspektif tentang kesulitan. Saat menghadapi hari malang, kita diingatkan untuk tetap mengingat bahwa Allah juga menciptakan hari itu. Ini mengajarkan kita untuk tidak menyalahkan Allah atau keadaan atas kesulitan yang kita alami, tetapi untuk menerima dan menghadapinya dengan bijaksana.
Ketiga, kesadaran akan rencana Allah. Pernyataan ini menunjukkan kepercayaan pada rencana Allah yang lebih besar. Baik dalam keberhasilan maupun kegagalan, kita harus menyadari bahwa semuanya merupakan bagian dari rencana Allah untuk kita. Ini menekankan pentingnya percaya pada rencana-Nya dan menerima apa pun yang Dia berikan kepada kita.
Keempat, kesempatan untuk bertumbuh. Meskipun hari-hari yang sulit mungkin tampak tidak menyenangkan, mereka juga bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu. Melalui kesulitan, kita dapat belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri, menguatkan iman, dan memperdalam hubungan kita dengan Allah. Karena itu, dengan merenungkan pernyataan ini, kita diingatkan untuk hidup dengan kesadaran akan ketidakpastian hidup, menerima segala sesuatu dengan lapang dada, dan percaya pada rencana Allah yang lebih besar, baik dalam kebahagiaan maupun kesulitan. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar