Minggu, 18 Pebruari 2024
“TUHAN MENUNJUKKAN JALAN KEPADAKU”
(JAHOWA PATUDUHON DALAN TU AU
Kotbah: Mazmur 25:1-10 Bacaan: Markus 10:46-52
Kita telah memasuki Minggu Invokavit yang artinya “Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab” (Jouonna ma ahu, jadi alusanhu ma ibana). (Mzm. 91:15a). Tema yang akan kita renungkan adalah “TUHAN Menunjukkan Jalan Kepadaku”. Makna dari pernyataan "TUHAN menunjukkan jalan kepadaku" adalah permohonan atau pengakuan yang menunjukkan sikap kerendahan hati dan ketergantungan kepada Tuhan untuk bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam kehidupan kita.
Permohonan ini mencerminkan kesadaran akan keterbatasan manusia dalam memahami jalan hidup yang sebenarnya. Manusia sering kali dihadapkan pada berbagai pilihan dan keputusan yang sulit, dan dalam kesadaran akan keterbatasan ini, manusia berpaling kepada Tuhan untuk mendapatkan arahan yang benar. Permohonan ini mencerminkan keinginan yang tulus untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Pengakuan bahwa hanya Tuhanlah yang mengetahui jalan yang benar dan baik bagi hidup seseorang menunjukkan kesediaan untuk tunduk dan patuh kepada-Nya.
Permohonan ini juga mencerminkan kepercayaan bahwa jalan Tuhan adalah jalan yang benar dan adil. Dengan meminta Tuhan untuk menunjukkan jalan, seseorang mengakui bahwa kebenaran dan keadilan-Nya adalah landasan yang paling kokoh untuk mengarahkan kehidupan. Permohonan ini mencerminkan keyakinan akan kasih setia Tuhan yang tak terbatas. Seseorang yang meminta Tuhan untuk menunjukkan jalan kepada mereka percaya bahwa Tuhan akan memenuhi permintaan tersebut dengan penuh kasih dan perhatian.
Permohonan ini juga menunjukkan sikap kerendahan hati dan ketaatan kepada otoritas Tuhan. Dengan mengakui bahwa hanya Tuhanlah yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan yang sempurna, seseorang menempatkan diri mereka dalam posisi yang siap untuk menerima arahan dan petunjuk-Nya. Secara keseluruhan, makna dari pernyataan "TUHAN menunjukkan jalan kepadaku" mencakup pengakuan akan keterbatasan manusiawi, keinginan untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, kesadaran akan kebenaran dan keadilan-Nya, ketergantungan pada kasih setia-Nya, serta sikap kerendahan hati dan ketaatan kepada-Nya.
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah jalan yang diberikan TUHAN kepada pemazmur yang harus dia jalani? Dalam Mazmur 25:1-10, pemazmur menyampaikan permintaannya kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan-Nya. Meskipun tidak secara spesifik menyebutkan jalan-jalan yang diberikan oleh Tuhan, namun terdapat beberapa petunjuk atau aspek-aspek yang dapat diidentifikasi dari ayat-ayat tersebut:
Pertama, pengajaran dan petunjuk (ay. 4). Pemazmur menyatakan keinginannya untuk dipimpin oleh kebenaran Tuhan dan dia berdoa agar Tuhan memberikan pengajaran dan petunjuk kepada-Nya (ay. 4).
Kedua, keinginan untuk mengenal jalan Tuhan (ay. 4-5. Pemazmur menyatakan keinginannya untuk mengenal jalan-jalan Tuhan dan mengajarinya, sehingga dia dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya (ay. 4-5).
Ketiga, Kasih setia Tuhan (ay. 6-7). Pemazmur mengakui kasih setia Tuhan yang telah ditunjukkan sebelumnya dan berharap agar kasih setia tersebut terus menuntun dan melindunginya (ay. 6-7).
Keempat, pengampunan (ay. 7). Dalam ayat 7, pemazmur juga berdoa untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Tuhan, yang juga merupakan bagian dari jalan Tuhan yang dinyatakan kepada-Nya.
Dengan demikian, jalan-jalan yang diberikan oleh Tuhan kepada pemazmur dalam Mazmur 25:1-10 mencakup pengajaran, petunjuk, kasih setia, pengampunan, dan keinginan untuk mengenal dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Invokavit ini? Permintaan penulis Mazmur 25:1-10 agar Tuhan menunjukkan jalan-Nya kepada pemazmur mencerminkan beberapa refleksi yang dapat menjadi pertimbangan bagi kita:
Pertama, ketergantungan pada Tuhan. Permohonan ini menunjukkan kesadaran akan keterbatasan manusia dan ketergantungan yang sepenuhnya kepada Tuhan. Meskipun pemazmur mungkin memiliki rencana atau keinginan dalam hidupnya, dia menyadari bahwa hanya Tuhanlah yang memiliki kebijaksanaan dan pengarahan yang benar.
Kedua, kerinduan akan petunjuk Ilahi. Pemazmur merindukan petunjuk langsung dari Tuhan. Ini menunjukkan keinginan yang tulus untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan untuk tidak tersesat dalam keputusan dan tindakan.
Ketiga, kesadaran akan kebenaran dan keadilan Tuhan. Permohonan ini mencerminkan kepercayaan bahwa jalan Tuhan adalah jalan yang benar dan adil. Pemazmur ingin mengikuti jalan tersebut agar hidupnya dapat diperbarui dan diarahkan oleh kebenaran dan keadilan-Nya.
Keempat, sikap kerendahan hati dan keinginan untuk bertobat. Permohonan ini juga bisa mencerminkan kesadaran akan dosa dan kesalahan yang mungkin telah dilakukan pemazmur. Dia mengharapkan petunjuk Tuhan tidak hanya untuk arah masa depannya, tetapi juga sebagai bagian dari proses bertobat dan menjalani hidup yang lebih saleh.
Kelima, kepercayaan pada kasih setia Tuhan. Meskipun meminta petunjuk, permohonan ini juga mencerminkan kepercayaan bahwa Tuhan adalah Allah yang setia dan akan memenuhi permohonan orang yang mencari-Nya dengan tulus. Karena itu, kotbah ini bukan hanya merupakan permohonan praktis untuk bimbingan dan arahan dalam hidup, tetapi juga mencerminkan sikap spiritual yang dalam, ketergantungan yang kuat pada Tuhan, dan kerinduan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar