Minggu, 11 Pebruari 2024
“YESUS ANAK ALLAH, DENGARKANLAH DIA”
Kotbah: Markus 9:2-9 Bacaan: Mazmur 50:1-6
Hari ini kita memasuki Minggu Estomihi yang artinya “Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan - Sai Ho ma gabe Partanobatoan di ahu” (Mzm. 31:3b). Dan dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Yesus Anak Allah, Dengarkanlah Dia”. Perikop ini menggambarkan peristiwa yang dikenal sebagai Transfigurasi, di mana Yesus naik ke sebuah gunung bersama tiga murid-Nya, yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes.
Latar belakang dari peristiwa ini adalah upaya Yesus untuk memperlihatkan kepada murid-murid-Nya aspek keilahian-Nya. Ini merupakan salah satu momen di mana Yesus menampakkan kemuliaan-Nya kepada murid-murid-Nya. Dalam peristiwa tersebut, Yesus berubah wujud-Nya, wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar. Peristiwa Transfigurasi tersebut juga diikuti dengan munculnya dua tokoh dari Perjanjian Lama, yaitu Musa dan Elia, yang berbicara dengan Yesus tentang penderitaan-Nya yang akan datang. Ini adalah momen penting dalam pelayanan Yesus di mana Dia mengonfirmasi kembali identitas-Nya sebagai Anak Allah kepada murid-murid-Nya.
Ucapan "Yesus Anak Allah, dengarkanlah Dia" merupakan suara dari awan yang menaungi mereka pada saat itu. Hal ini menegaskan keilahian Yesus kepada murid-murid-Nya, mengisyaratkan bahwa mereka harus memperhatikan apa yang Dia katakan dan mengikutinya dengan setia. Secara teologis, peristiwa Transfigurasi memberikan penguat kepada murid-murid Yesus dalam memahami siapa sebenarnya Yesus, serta memberikan persiapan bagi mereka untuk menghadapi penderitaan dan kematian-Nya, yang kemudian diikuti dengan kebangkitan-Nya.
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah makna dari pernyataan "Yesus Anak Allah, dengarkanlah Dia"? Makna dari pernyataan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertama, pengakuan Kedaulatan Yesus. Dengan menyebut Yesus sebagai "Anak-Ku yang terkasih", Allah memberikan pengakuan atas kedaulatan dan hubungan khusus antara Yesus dan-Nya. Ini menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang telah dipilih dan dicintai-Nya dengan penuh kasih.
Kedua, panggilan untuk mendengarkan. Perintah "dengarkanlah Dia" menekankan pentingnya mendengarkan ajaran-ajaran dan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Yesus. Ini menunjukkan bahwa ucapan dan ajaran-ajaran Yesus memiliki otoritas ilahi dan harus diterima dan diindahkan dengan sungguh-sungguh.
Ketiga, konfirmasi identitas Kristus. Pernyataan ini memberikan pengukuhan atas identitas Kristus sebagai Anak Allah yang telah dipilih dan diutus-Nya ke dunia. Ini merupakan pengakuan ilahi yang kuat terhadap keilahian Yesus, menguatkan iman para murid dan memberikan dorongan bagi mereka untuk mengikutinya dengan setia.
Dengan demikian, pernyataan ini mencerminkan pentingnya pengakuan akan identitas dan otoritas Yesus sebagai Anak Allah yang terkasih, serta pentingnya mendengarkan dan mengikuti-Nya sebagai sumber kebenaran dan kehidupan.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Estomihi ini? Ada beberapa hal yang hendak kita renungkan dalam Minggu Estomihi ini, yakni:
Pertama, pengakuan Kedaulatan Kristus. Pernyataan ini adalah pengakuan ilahi yang kuat atas kedaulatan Yesus sebagai Anak Allah. Hal ini mengingatkan kita bahwa Kristus memiliki otoritas mutlak atas hidup kita. Ketika kita memahami kedaulatan Kristus, kita dihadapkan pada kebutuhan untuk tunduk pada kehendak-Nya dan mengikuti-Nya dengan setia.
Kedua, kesetiaan dalam mendengarkan ajaran Yesus. Perintah untuk mendengarkan Yesus menegaskan pentingnya kesetiaan dalam mendengarkan ajaran dan petunjuk-Nya. Ini menekankan bahwa sebagai pengikut Kristus, kita dituntut untuk mengutamakan firman-Nya dalam hidup kita. Mendengarkan Yesus bukan hanya tentang mendengar kata-kata-Nya, tetapi juga tentang mengikuti ajaran-Nya dalam tindakan kita sehari-hari.
Ketiga, keterhubungan dengan Kasih Allah. Allah menyebut Yesus sebagai "Anak-Ku yang terkasih", menunjukkan hubungan kasih yang mendalam antara Bapa dan Anak. Ini mengingatkan kita akan kasih Allah yang besar kepada kita sebagai umat-Nya. Dalam kasih-Nya, Allah mengutus Yesus untuk menyelamatkan dan mengubah hidup kita. Oleh karena itu, sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan mengikuti teladan kasih yang Kristus tunjukkan.
Keempat, pemantapan Iman. Pernyataan ini merupakan salah satu momen penting dalam memperkuat iman para murid. Melalui transfigurasi, Allah memberikan penglihatan yang memantapkan keyakinan mereka tentang identitas dan otoritas Kristus. Demikian juga, bagi kita yang membaca Alkitab, ini menjadi salah satu pengingat akan keilahian Kristus dan panggilan untuk memperkuat iman kita dalam Dia. Karena itu, dalam menjalani kehidupan Kristen, refleksi atas kotbah ini dapat membantu kita untuk lebih mendalami dan merenungkan signifikansi kasih Allah, kedaulatan Kristus, serta pentingnya kesetiaan dalam mendengarkan dan mengikuti-Nya. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar