Minggu, 10 Desember 2023
“MENYAMBUT RAJA YANG ADIL DAN JAYA”
Kotbah: Zakaria 9:9-10 Bacaan: Wahyu 19:6-10
Minggu ini kita memasuki Minggu Advent II. Tema yang akan kita renungkan adalah “Menyambut Raja yang Adil dan Jaya”. Menyambut Raja yang adil dan jaya berarti memiliki harapan dan antisipasi akan datangnya seorang pemimpin yang membawa keadilan, kemenangan, dan moralitas yang tinggi. Menyambut Raja yang adil menunjukkan penerimaan terhadap prinsip keadilan sebagai fondasi dari kepemimpinan tersebut. Ini menegaskan pentingnya keadilan dalam tata kelola dan kepemimpinan.
Menyambut Raja yang adil dan jaya juga menyoroti nilai-nilai rendah hati dan pelayanan. Pemimpin yang memenuhi nubuat ini diharapkan akan memimpin dengan pelayanan dan kepedulian terhadap kepentingan orang banyak. Menyambut Raja yang adil dan jaya tidak hanya menjadi sikap pasif, tetapi juga panggilan untuk aktif terlibat dalam mewujudkan nilai-nilai kerajaan Allah di bumi. Ini melibatkan tindakan konkrit untuk memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan kasih. Menyambut Raja yang adil dan jaya mencerminkan kepercayaan akan pemenuhan janji Tuhan mengenai kedatangan pemimpin yang membawa transformasi positif bagi umat-Nya dan seluruh dunia.
Perikop Zakaria 9:9-10 adalah nubuat mengenai kedatangan seorang pemimpin yang akan membawa perdamaian dan keadilan. Teks ini menjanjikan bahwa raja ini akan membawa damai bukan hanya kepada Israel, tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain. Penggambaran pemusnahan senjata dan proklamasi perdamaian menciptakan citra raja yang membawa perubahan positif dan keadilan.
Raja yang akan datang itu adalah Raja yang rendah hati. Penggunaan keledai sebagai kendaraan raja menekankan rendah hatinya. Ini mencerminkan pemerintahan yang lebih cenderung kepada pelayanan dan kepedulian terhadap rakyat, bukan dominasi militer. Secara teologis, banyak orang Kristen melihat nubuat ini sebagai pratinjau dari kedatangan Yesus Kristus sebagai Raja yang memenuhi nubuat tersebut. Yesus memasuki Yerusalem pada Minggu yang disebut Minggu Palma, mengendarai seekor keledai, yang kemudian diakui oleh banyak orang sebagai pemenuhan dari nubuat ini (lihat Injil Matius 21:1-11).
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana cara kita menyambut Raja yang Adil dan Jaya itu? Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam rangka menyambut Raja yang adil dan jaya, yakni:
Pertama, bersorak-sorak dengan nyaring (ay. 9a). Ayat 9a dari kitab Zakaria 9:9 (Alkitab) berbunyi dalam versi bahasa Inggris NIV sebagai berikut: "Rejoice greatly, Daughter Zion! Shout, Daughter Jerusalem!" Terjemahan ini menunjukkan seruan untuk bersukacita dengan sangat keras. Dalam konteks ini, "bersorak-sorak dengan nyaring" merupakan ekspresi kegembiraan yang sangat besar dan penuh semangat. Ada beberapa makna dan konteks penting yang dapat diambil dari seruan ini:
a) Antisipasi akan Kedatangan Raja yang Dinanti. Seruan untuk bersorak-sorak dengan nyaring dapat dipahami sebagai ungkapan kegembiraan dan antusiasme yang besar terkait dengan kedatangan Raja yang dijanjikan. Rakyat Israel, khususnya "Daughter Zion" dan "Daughter Jerusalem," diharapkan untuk bersukacita secara luar biasa karena pemenuhan janji Tuhan.
b) Kemenangan dan Kejayaan yang Dijanjikan. Ekspresi "bersorak-sorak dengan nyaring" mencerminkan harapan akan kemenangan dan kejayaan yang akan dibawa oleh Raja yang datang. Ini bukan hanya kegembiraan sementara, tetapi suka cita yang dalam karena pengharapan akan pembebasan dan kemenangan atas setiap beban yang dihadapi.
c) Pemulihan dan Perayaan Kembali. Bagian ini juga dapat merujuk pada pemulihan dan perayaan kembali bangsa yang telah mengalami pengasingan atau kesulitan. Seruan ini memberikan gambaran akan kebahagiaan dan sukacita yang meluap-luap ketika keadaan kembali normal dan penuh berkat.
d) Pemberitahuan Kebahagiaan yang Besar. "Bersorak-sorak dengan nyaring" juga dapat dilihat sebagai panggilan untuk memberitahukan kepada orang lain tentang kebahagiaan dan kebaikan yang besar. Ini bukan hanya pengalaman pribadi, tetapi juga panggilan untuk menyebarkan kabar gembira dan keberhasilan yang akan datang.
Kedua, melenyapkan kereta dari Efraim (ay. 10a). Ayat 10a dari kitab Zakaria 9:10 (Alkitab) berbunyi dalam versi bahasa Inggris NIV sebagai berikut: "I will take away the chariots from Ephraim and the warhorses from Jerusalem."Dalam ayat ini, nabi Zakaria menyampaikan firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan akan "mengambil kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda perang dari Yerusalem." Makna dari pernyataan ini dapat dipahami dengan memperhatikan konteks dan pemahaman tentang simbol-simbol yang digunakan:
a) Menggambarkan Perubahan Prioritas. Mengambil kereta dan kuda perang dapat diartikan sebagai perubahan prioritas dalam kehidupan dan keamanan. Kereta dan kuda perang adalah simbol kekuatan militer pada zamannya. Dengan menghapusnya, Tuhan mengajarkan bahwa keamanan dan kemakmuran sejati tidak terletak pada kekuatan militer, tetapi pada hubungan yang benar dengan-Nya.
b) Pemusnahan Alat Perang. Tindakan untuk mengambil kereta dan kuda perang dapat diartikan sebagai pemusnahan alat-alat perang. Ini dapat mencerminkan visi perdamaian dan keadilan, di mana perang dan persenjataan tidak lagi diperlukan atau diutamakan.
c) Berfokus pada Keadilan dan Damai. Dengan menghilangkan kekuatan militer, firman ini menekankan pentingnya fokus pada nilai-nilai keadilan dan perdamaian. Bukan kekuatan fisik yang akan membawa kemajuan dan berkat, melainkan kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai moral dan kebenaran.
d) Pengubahan Hati dan Prioritas Bangsa. Pengambilan kereta dan kuda perang dapat merujuk pada perubahan hati dan prioritas bangsa. Tuhan mungkin mengajarkan bahwa transformasi sejati dimulai dari hati dan sikap manusia, bukan dari kekuatan militer atau persenjataan yang besar.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dalam Merayakan Adven II ini? Dari tema "Menyambut Raja yang Adil dan Jaya" ada beberapa poin yang dapat kita refleksikan:
Pertama, pemahaman akan Karakter Raja. Perenungan tentang sifat-sifat raja yang dijanjikan, termasuk keadilan, kemenangan, dan rendah hati. Pertanyaan kepada diri sendiri: Bagaimana saya merespons dan merefleksikan sifat-sifat ini dalam hidup sehari-hari?
Kedua, peran keadilan dan kepemimpinan yang adil. Refleksi tentang peran kita dalam mewujudkan keadilan dan kepemimpinan yang adil di lingkungan tempat kita tinggal. Pemikiran tentang bagaimana kita dapat memperjuangkan hak-hak orang lain dan melawan ketidakadilan.
Ketiga, sikap rendah hati dan pelayanan. Evaluasi terhadap sikap dan tindakan rendah hati dalam interaksi sehari-hari dengan orang lain. Pertanyaan: Sejauh mana kita bersedia melayani sesama dan menjadikan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi? Karena itu, sambutlah raja yang Adil dan Jaya itu dengan bersorak-sorak dan membawa kedamaian serta keadilan sejati. (rsnh)
Selamat Advent II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar