Renungan hari ini:
“OTORITAS DALAM BERKATA-KATA”
Yohanes 7:18 (TB2) "Siapa yang berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi siapa yang mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya"
John 7:18 (NET) "The person who speaks on his own authority desires to receive honor for himself; the one who desires the honor of the one who sent him is a man of integrity, and there is no unrighteousness in him"
Nas hari ini adalah bagian dari dialog antara Yesus dan orang-orang Yahudi pada waktu itu. Pada saat itu, Yesus berbicara di hadapan orang-orang yang meragukan ajaran-Nya dan otoritas-Nya sebagai Mesias. Banyak orang merasa heran dengan ajaran-ajaran Yesus dan bermunculan pertanyaan-pertanyaan tentang siapa Ia sebenarnya dan dari mana Ia berasal. Beberapa orang mungkin mencurigai bahwa Yesus mencari kehormatan bagi diri-Nya sendiri atau berbicara atas nama-Nya sendiri tanpa otoritas yang sah.
Dalam konteks ini, Yesus menjelaskan bahwa seseorang yang berbicara atas nama dirinya sendiri, tanpa mendapatkan otoritas atau tugas dari Allah, mungkin sedang mencari penghormatan bagi dirinya sendiri. Ini berarti bahwa orang semacam itu hanya memikirkan diri mereka sendiri dan tidak memiliki dasar yang kuat untuk mengklaim otoritas rohani. Namun, Yesus mengatakan bahwa orang yang mencari penghormatan bagi Dia yang mengutusnya adalah orang yang benar. Dalam konteks ini, Yesus merujuk pada diri-Nya sendiri sebagai utusan Allah yang diutus untuk melaksanakan kehendak-Nya. Dengan kata lain, Yesus mengklaim bahwa Ia datang sebagai Mesias yang diutus oleh Allah Bapa untuk menyelamatkan manusia. Dalam hal ini, Yesus adalah utusan yang memiliki otoritas dan berbicara dengan kebenaran.
Jadi, latar belakang dari ayat ini adalah untuk menjelaskan bahwa Yesus bukanlah seorang yang mencari penghormatan bagi diri-Nya sendiri, tetapi Ia adalah utusan Allah yang berbicara dengan otoritas dan kebenaran yang diberikan oleh Allah Bapa kepada-Nya. Ayat ini menggambarkan klaim Yesus tentang diri-Nya sebagai Mesias yang diutus oleh Allah untuk memberikan penyelamatan kepada manusia.
Apa yang hendak kita refleksikan dari nas hari ini? Nas hari ini mengandung beberapa pesan yang dapat direfleksikan:
Pertama, kehormatan dan motivasi yang benar. Ayat ini menekankan pentingnya motivasi yang benar dalam berbicara atau bertindak. Seseorang yang berbicara atau bertindak hanya untuk mencari penghormatan atau pujian bagi diri sendiri cenderung melakukan hal itu dengan motif yang salah. Sebaliknya, seseorang yang mencari penghormatan bagi Tuhan atau yang mengutusnya, melakukan hal itu dengan niat yang benar.
Kedua, otoritas dan kebenaran. Ayat ini menghubungkan pencarian penghormatan dengan otoritas dan kebenaran. Orang yang berbicara atau bertindak atas dasar otoritas yang diberikan oleh Allah atau yang mengutusnya dianggap benar dan tidak mengandung ketidakbenaran. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran dan otoritas yang sah.
Ketiga, relasi dengan Tuhan. Pernyataan ini juga menekankan pentingnya hubungan seseorang dengan Tuhan. Orang yang mencari penghormatan bagi Dia yang mengutusnya menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan yang kuat dan taat dengan Allah. Ini mengajarkan kita pentingnya hidup dalam keselarasan dengan kehendak dan rencana Allah.
Keempat, kepemimpinan dan pelayanan. Pernyataan ini memiliki implikasi dalam konteks kepemimpinan dan pelayanan rohani. Pemimpin atau hamba Allah seharusnya tidak mengutamakan diri sendiri atau mencari penghormatan bagi diri mereka sendiri. Mereka harus melayani dengan rendah hati dan mencari penghormatan bagi Allah dan panggilan-Nya.
Dalam refleksi, kita dapat menggali apakah motivasi dan niat kita dalam berbicara dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam ayat ini. Apakah kita bertindak untuk mencari penghormatan bagi diri sendiri, ataukah kita berusaha untuk memuliakan Tuhan dan melaksanakan kehendak-Nya dengan integritas dan kebenaran? Karena itu, renungan hari ini mengajak kita untuk mengevaluasi sikap dan perilaku kita dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar