Renungan hari ini:
“JAWABAN YANG LEMAH LEMBUT MEREDAKAN KEGERAMAN”
Amsal 15:1 (TB2) "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan kemarahan"
Proverbs 15:1 (NET) "A gentle response turns away anger, but a harsh word stirs up wrath"
Latar belakang munculnya pernyataan ini dapat dipahami dari konteks sosial dan kehidupan masyarakat pada masa penulisan kitab Amsal. Tujuan dari pernyataan ini adalah untuk mengajarkan nilai penting dari cara berkomunikasi yang bijaksana dalam berinteraksi dengan orang lain. Pada zaman dahulu, konflik dan kekerasan sering terjadi dalam masyarakat. Ketidaksepahaman, kesalahpahaman, atau perbedaan pendapat bisa menyebabkan kemarahan dan perselisihan. Oleh karenanya, pernyataan ini menekankan pentingnya menggunakan kata-kata yang lembut, ramah, dan bijaksana sebagai upaya untuk meredakan ketegangan dan kegeraman.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, jika seseorang merasa marah atau tersinggung, mendekatinya dengan sikap lemah lembut dan berbicara dengan kata-kata yang penuh pengertian dapat membantu menenangkan perasaannya. Sebaliknya, jika kita menghadapi situasi yang menegangkan dengan reaksi atau perkataan yang pedas dan kasar, hal ini dapat memperburuk situasi dan memicu kemarahan lebih lanjut dari pihak lain. Pesan yang ingin disampaikan adalah tentang pentingnya mengendalikan reaksi emosi kita dan mengkomunikasikan perasaan atau pandangan dengan cara yang lebih bijaksana dan beradab. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis, menghindari pertikaian yang tidak perlu, dan membangun hubungan yang baik dengan sesama
Dari pernyataan "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan kemarahan", ada beberapa pelajaran penting yang bisa direnungkan:
Pertama, pentingnya mengendalikan reaksi emosi. Kegelisahan dan kemarahan adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Namun, kita dapat belajar untuk mengendalikan reaksi emosi tersebut dengan memberikan jawaban yang lemah lembut dan penuh pengertian. Dengan begitu, kita bisa mencegah situasi menjadi lebih buruk dan membantu meredakan ketegangan.
Kedua, kekuatan kata-kata dalam komunikasi. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa kata-kata memiliki dampak yang besar dalam komunikasi. Dengan menggunakan kata-kata yang lemah lembut dan bijaksana, kita dapat menciptakan atmosfer yang positif dan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain.
Ketiga, belajar untuk mendengarkan dengan empati. Menyuarakan pendapat atau perasaan dengan lemah lembut bukan hanya tentang cara bicara, tetapi juga tentang bagaimana kita mendengarkan orang lain dengan empati. Dengan mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan mencoba memahami pandangan orang lain, kita bisa menunjukkan rasa hormat dan membuka kesempatan untuk mencapai pemahaman bersama.
Keempat, menghindari pertikaian yang tidak perlu. Dalam situasi yang penuh konflik, menggunakan perkataan yang pedas atau kasar hanya akan memperburuk situasi dan membangkitkan kemarahan orang lain. Sebaliknya, dengan memberikan jawaban yang lemah lembut, kita dapat menghindari pertikaian yang tidak perlu dan mencari jalan damai untuk menyelesaikan masalah.
Kelima, mempraktikkan kebijaksanaan. Amsal adalah kitab hikmat, dan pernyataan ini mengajarkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam berkomunikasi. Saat menghadapi situasi sulit atau emosi yang tinggi, penting untuk bertindak dengan bijaksana dan tidak terburu-buru dalam memberikan respons.
Dalam keseluruhan, pernyataan ini menekankan pentingnya menggunakan komunikasi yang bijaksana, penuh empati, dan lemah lembut dalam berinteraksi dengan sesama. Karena itu, dengan jawaban yang lemah lembut, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan membangun lingkungan yang lebih baik di sekitar kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar