Renungan hari ini:
“PERTOBATAN NEBUKADNESAR”
Daniel 4:37 (TB2) "Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak"
Daniel 4:37 (NET) "Now I, Nebuchadnezzar, praise and exalt and glorify the King of heaven, for all his deeds are right and his ways are just. He is able to bring down those who live in pride"
Nas hari ini menjelaskan bagi kita bahwa seorang raja yang suka meninggikan dirinya mengalami pertobatan. Raja Nebukadnezar bertobat karena ia mengalami pengalaman yang luar biasa yang membuatnya menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah. Dalam penglihatannya, ia melihat pohon yang tinggi dan kuat yang akhirnya dipotong menjadi beberapa bagian. Daniel kemudian menafsirkan bahwa pohon itu melambangkan Nebukadnezar dan bahwa dia akan kehilangan kekuasaannya dan hidup sebagai hewan liar selama tujuh tahun karena sombong dan tidak mengakui kekuasaan Allah.
Ketika penglihatan itu menjadi kenyataan, Nebukadnezar merendahkan diri di hadapan Allah dan mengakui bahwa Allah adalah yang tertinggi di antara semua dewa-dewa. Ia menyadari bahwa kekuasaannya dan keberhasilannya sebagai raja berasal dari Allah dan bukan semata-mata karena kemampuannya sendiri. Nebukadnezar menyadari bahwa dia telah sombong dan tidak mengakui kekuasaan Allah, sehingga ia merasa perlu untuk bertobat dan mengakui kebesaran Allah.
Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang dilakukan raja Nebukadnesar setelah ia mengalami pertobatan?
Pertama, raja Nebukadnesar tetap memerintah sebagai raja Babel. Setelah Nebukadnezar bertobat, ia tetap memerintah sebagai raja Babel dan mulai memperlakukan rakyatnya dengan lebih adil dan bijaksana. Daniel 4:36-37 menyatakan bahwa "Pada waktu itu, aku, Nebukadnezar, bangkit dan mengangkat muka ke langit. Akal budiku kembali kepada aku, dan aku memuji Yang Mahatinggi, dan memuji serta memuliakan Dia yang hidup selama-lamanya. Kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya ada dari turun-temurun."
Kedua, raja Nebukadnesar memberikan persembahan kurban kepada Allah. Selain itu, Nebukadnezar juga memberikan persembahan dan kurban kepada Allah dan memperlihatkan rasa syukur dan penghargaan yang mendalam kepada-Nya. Ia juga mengakui bahwa kebesaran dan kekuasaan Allah meliputi seluruh dunia dan bukan hanya terbatas pada Babel atau wilayah kekuasaannya sendiri.
Ketiga, raja Nebukadnesar menjadi rendah hati. Dalam keseluruhannya, setelah mengalami pertobatan, Nebukadnezar menjadi lebih rendah hati, mengakui kebesaran Allah dan memperlakukan rakyatnya dengan lebih baik, serta memperlihatkan sikap yang lebih hormat dan tunduk kepada Tuhan.
Peristiwa pertobatan Nebukadnezar memberikan beberapa refleksi bagi kita, yakni:
Pertama, Allah adalah yang tertinggi di antara semua dewa dan kekuasaan-Nya meliputi seluruh dunia. Kita harus mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah dalam hidup kita dan memberikan persembahan dan penghormatan kepada-Nya.
Kedua, sombong dan keangkuhan dapat menyebabkan kita menjauh dari Allah. Kita harus selalu rendah hati dan mengakui bahwa segala yang kita miliki berasal dari Allah, sehingga kita tidak sombong dan tidak mengabaikan keberadaan Allah.
Ketiga, pertobatan adalah suatu proses untuk kembali kepada Allah. Seperti Nebukadnezar, kita harus sadar akan kesalahan dan dosa kita, dan memutuskan untuk kembali kepada Allah. Pertobatan memerlukan kerendahan hati dan pengakuan atas dosa-dosa kita.
Keempat, pertobatan harus diikuti oleh perbuatan. Setelah bertobat, Nebukadnezar memperlakukan rakyatnya dengan lebih adil dan bijaksana. Demikian pula, kita harus menunjukkan perubahan dalam hidup kita setelah bertobat dan mengikuti kehendak Allah.
Kelima, kebaikan Allah tidak terbatas pada satu bangsa atau satu wilayah. Seperti yang diakui oleh Nebukadnezar, kebesaran Allah meliputi seluruh dunia. Kita harus memperlihatkan kasih dan kebaikan kepada semua orang tanpa pandang bulu, karena Allah mengasihi seluruh umat manusia. Karena itu, milikilah kerendahan hati untuk terus dikoreksi supaya perkenanan-Nya tetap ada dan kemuliaan-Nya semakin nyata dalam hidup kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar