Rabu, 25 Januari 2023

Renungan hari ini: “BIARLAH SELURUH UMAT MENGATAKAN: AMIN” (Mazmur 106:48)

 Renungan hari ini:

 

“BIARLAH SELURUH UMAT MENGATAKAN: AMIN”


 

Mazmur 106:48 (TB) "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan biarlah seluruh umat mengatakan: "Amin!" Haleluya!"

 

Psalms 106:48 (NET) "The Lord God of Israel deserves praise, in the future and forevermore. Let all the people say, “We agree! Praise the Lord!”

 

Kata kunci dalam nas hari ini adalah “Amin”. Pemazmur mengajak umat Israel untuk mengatakan pujian bagi Allah Israel dengan mengatakan “Amin, Haleluya”. Hal ini menunjukkan bahwa sang Pemazmur hendak berbicara tentang keinginan untuk “Berjalan di Dalam” (Derekh Emunah). Makna frasa ini sangat luas sekali: bisa bermakna "jalan kebenaran" atau "jalan kesetiaan" atau "jalan ketegasan," atau "jalan pilihan hidup yang pasti." Kata Ibrani דֶּרֶךְ (derech) secara harfiah berarti "jalan", "tujuan," atau "arah" pada satu “ketegasan/kepastian” (Emunah) yang berdasarkan ungkapan yang sangat terkenal, yaitu: “Amen” (אָמֵן)  yang memiliki sifat "kuat, stabil," dan "andal."

 

Kata “Amen” memiliki konotasi kebenaran dan kesetiaan, dan terjemahan yang sering kita baca dalam King James Version adalah “Verily, verily”, “dengan sungguh-sungguh” (misalnya: Yoh. 16:23). Kata tersebut sering mengawali wacana Yesus dalam Injil Yohanes dan merupakan ungkapan keyakinan-Nya akan kekuasaan-Nya. Penggunaan dalam Injil ini mungkin lebih merupakan pencerminan kepercayaan Kristen. Dalam Wahyu 3:14, Tuhan Yesus sendiri disebut “Sang Amin” (ho amên). Kata Yunani untuk “Amen” ini adalah transliterasi dari kata Ibrani tsb, yaitu: ἀμήν - “Amen” dan diterjemahkan dengan "sungguh" dalam rumusan yangg berulang-ulang, “Sesungguhnya (amin), Aku berkata kepadamu”. 

 

Jika kita ingin mendalami makna dan pengertian kata “Amen” dalam Perjanjian Lama (PL), maka kita akan mendapatkan beberap arti kata “Amen”, yakni:

 

Pertama, kata “Amen” digunakan sebagai respons penerimaan akan deklarasi janji kepada Allah agar terlepas dari kutukan Allah. Sebagai rumusan yg mengandung jawaban, dengan mana si pendengar mengakui sahnya suatu sumpah atau kutuk dan menyatakan dirinya bersedia menerima akibat-akibatnya (Bil. 5:22; Ul. 27:15 dab; Neh. 5:13; Yer. 11:5). 

 

Kedua, kata “Amen” digunakan sebagai bentuk persetujuan atas formulasi kata-kata pujian kepada Tuhan atau berkat, dan sering diulangi untuk memberi tekanan. Kata "Amin" ini sebagai respon atas pendengaran lagu nyanyian puji-pujian kepada Allah (1 Taw. 16:36; Mzm. 41:13, 14, 72:19; 89:52, 106:48).

 

Ketiga, kata “Amen” digunakan sebagai bentuk persetujuan dan untuk menyambut suatu pengumuman atau suatu nubuat tentang hal yang baik (1 Raj. 1:36; Yer. 28:6). 

 

Keempat, kata “Amen” digunakan sebagai gelar yang mewakili atribut atau karakter Tuhan (Yes. 65:16).

 

Selain itu, kita juga perlu melihat makna dan penggunaan "Amin" dalam Perjanjian Baru (PB), yakni:

 

Pertama, kata “Amen” digunakan sebagai bentuk persetujuan setelah seseorang mengucapkan formulasi pujian (doksologi) kepada Allah (Mat. 6:13).

 

Kedua, kata “Amen” digunakan sebagai bentuk kepastian atas nubuat yang disampaikan (Mat. 26:21).

 

Ketiga, kata “Amen” digunakan sebagai gelar yang mewakili karakteristik Tuhan Yesus Kristus (Why. 3:14).

 

Keempat, kata “Amen” digunakan sebagai konfirmasi atas pengucapan formula berkat (Rm. 15:33).

 

Kelima, kata “Amen” digunakan sebagai sebuah kesimpulan dan keteguhan dari sang penulis (Mrk. 16:20).

 

Pemakaian kata “Amen” oleh Tuhan Yesus Kristus pada permulaan sabda-Nya, sering diterjemahkan “sesungguhnya”(mis. Yoh. 3:3, 8:58, Mat. 11:11, 26:21,34, Luk. 23:43, dll), adalah unik dan rupanya berarti bahwa Ia berfirman dengan kekuasaan sebagai Mesias, sesuatu yang tak pernah dapat dilakukan oleh ahli-ahli Taurat maupun rabbi. Itulah sebabnya mengapa dalam Dia janji-janji Allah dapat dipercayai dan pasti akan dipenuhi (2 Kor. 1:20); karena itu Ia dapat disebut "Sang Amin" (Why. 3:14).

 

Menariknya, secara Gematria Ibrani, kata Ibrani אָמֵן - “Amen”, Alef (1) – Mem (40) – Nun (50)  memiliki jumlah = 91.Dan, ini adalah jumlah dari Nama Allah:

אֲדֹנָי – “Adonay”, Alef (1) – Dalet (4) – Nun (50) – Yod (10)  jumlah = 65

יְהֹוָה - “Yehowah”, Yod (10) – He (5) – Vav (6) – He (5), jumlah = 26

Total = 65 + 26 = 91 

 

Allah pun di dalam Perjanjian Lama disebut sebagai אֱלֹהֵי אָמֵן – “ELOHEY AMEN”, "Allah yang setia", atau "Allah kebenaran" atau "Allah yang pasti/dapat dipercaya." Bandingkan dengan nama/gelar "Amin" yang dikenakan kepada Tuhan Yesus Kristus di dalam Wahyu 3:14. Telah kita ketahui bahwa di dalam PB ungkapan "Amin" merupakan "penegasan", "kebenaran", "keadaan sesungguhnya", dan "demikianlah adanya" (Mat. 16:28; Luk. 9:27). Karena itu, marilah memahami dan meyakini kata “Amin” sebagai bentuk pengakuan kita akan keberadaan Allah di dalam seluruh doa permohonan kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I Minggu, 19 Mei 2024 “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” (Kisah 2:1-13)

  KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I  Minggu, 19 Mei 2024   “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” Kotbah: Kisah 2:1-13   Bacaan: Kejadian 41:37-42 ...