Renungan hari ini:
“BANGSA-BANGSA BERDUYUN-DUYUN KEPADA TERANG TUHAN”
Yesaya 60:3 (TB) "Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu"
Isaiah 60:3 (NRSV) "Nations shall come to your light, and kings to the brightness of your dawn”
Kedatangan dan kehadiran TUHAN di tengah umat Israel digambarkan sebagai terang. Terang Tuhan itu dinyatakan atas umat-Nya, meskipun kegelapan (dosa) tampak di mana-mana di muka bumi ini dan meliputi bangsa-bangsa. Akan tetapi umat Tuhan di Yerusalem mengalami terang Tuhan sebagai wujud kehadiran-Nya. Untuk itu umat Tuhan diajak menyambut terang ini dengan sikap berdiri (penuh hormat dan terbuka) sambil memantulkan atau memancarkan kembali terang itu agar dunia disekitarnya diterangi. Memantulkan terang Tuhan mengandung arti bahwa umat Allah mencerminkan kehidupannya sebagai orang-orang yang dipenuhi Tuhan. Bukan sebagai orang-orang yang hidup dan tetap tinggal dalam kejahatannya.
Bangsa-bangsa dan raja-raja datang berduyun-duyun menemui terang Tuhan itu sekaligus menyaksikan bagaimana umat Tuhan mencerminkan hidupnya dalam terang Tuhan. Yang datang bukan hanya bangsa-bangsa dan raja-raja tetapi juga keluarga mereka yang masih tinggal dalam pembuangan di Babel. Kedatangan mereka menjadi sumber rejeki dan berkat. Itulah cara Tuhan mengangkat Israel dari kehancurannya, secara khusus setelah mengalami pembuangan di Babel. Tahap demi tahap mereka dikembalikan ke Yerusalem untuk mengalami pemeliharaan Tuhan secara baru. Tanda awal pemeliharaan Tuhan itu ditunjukkan dengan kehadiran Tuhan (dalam terang-Nya) sendiri atas umat-Nya.
Pada saat yang sama umat-Nya (baca: kita) harus memancarkan terang atau kehadiran Tuhan itu agar terlihat oleh dunia di sekitarnya. Memancarkan terang Tuhan, itulah kiasan untuk misi kristiani sekarang ini. Tujuannya agar dunia mengenal dan melihat terang Tuhan itu. Gereja yang hidup dalam misi Tuhan harus menjadikan dirinya sebagai terang Tuhan dalam keseluruhan hidupnya. Misi gereja bukan sekedar dokumen keputusan yang disertai penjelasan-penjelasannya, melainkan diwujudkan dalam setiap perilaku kita terhadap sesama. Bagaimana orang lain akan mengakui bahwa kita umat Tuhan, kalau terang Tuhan tidak bercahaya dari diri kita? Bagaimana masyarakat dan para pemimpin serta kaum keluarga kita dapat datang kepada Tuhan kalau kita tidak mencerminkan kehadiran Tuhan dalam diri kita? Kata-kata, cara hidup dan perilaku kita harus mencerminkan kehadiran Tuhan. Terang Tuhan jangan disembunyikan. Jangan ditaruh dibawah gantang atau di bawah kolong (Mat. 5:15-16), melainkan bersinar dan dilihat orang. Karena itu, tunjukkanlah kasih, kebaikan, perbuatan baik sebagai pancaran terang Allah yang telah kita terima bagi sesama kita. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar