Renungan hari ini:
“SEKALIPUN DISALIBKAN KARENA KELEMAHAN, NAMUN HIDUP KARENA KUASA ALLAH”
2 Korintus 13:4 (TB) "Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah"
2 Corinthians 13:4 (NET) "For indeed he was crucified by reason of weakness, but he lives because of God’s power. For we also are weak in him, but we will live together with him, because of God’s power toward you"
Manusia adalah makhluk yang memiliki kelemahan secara fisik. Demikian juga Yesus. Tuhan Yesus Kristus sebagai manusia yang bertubuhkan daging juga merasakan kelemahan. Ia merasakan lapar, lelah, ngantuk, marah dan merasakan sakit seperti kita. Dalam keadaan lemah Tuhan Yesus dianiaya, disiksa, dipaku dan disalibkan hingga mati tergantung di atas kayu salib. Namun dengan kuasa ALLAH, bukan dengan kekuatan daging, Yesus bangkit dan hidup untuk selama-lamanya.
Kita semua adalah manusia yang bertubuhkan daging. Memiliki kelemahan-kelemahan yang sama seperti dirasakan oleh Tuhan Yesus Kristus. Kita lapar, lelah, ngantuk dan juga sakit. Selama kita masih hidup di dalam dunia yang bertubuhkan daging. Kelemahan-kelemahan itu tidak pernah lepas dari tubuh kita. Meski kita makan, beberapa jam lapar lagi. Demikianlah kelemahan itu selalu menyelimuti kita. Allah ijinkan kelemahan itu selalu ada pada kita. Hal itu diijinkan selalu ada pada kita, supaya kita tidak mengandalkan kekuatan tubuh kita, melainkan bergantung kepada kuasa ALLAH.
Kita yang mengenal ALLAH tentu sadar, bahwa hanya Dia yang Mahaperkasa, Ia kuat, dan karena TUHAN adalah Maha Esa, maka tidak ada yang setara dengan Dia, Dia sungguh perkasa.YESUS di dalam kelemahan-Nya, sebagai manusia, mengalami penderitaan. Meskipun Ia Perkasa melewati Salib, menjadi korban penyelamatan dan penghapusan dosa. Ia Kuat menjalani penderitaan salib itu. Kita manusia tidak sebanding dengan Yesus. Yesus kuat dan kita lemah, sehingga “Orang yang kuat bukanlah orang yang tangguh dan tahan banting, melainkan orang yang membiarkan TUHAN menguatkan dia”.
Paulus bukan orang kuat, Petrus, Yohanes, dan semua orang Kristen awal, semua tidak ada yang kuat, tetapi mereka menjadi kuat, bahkan sampai mati martir, gigih dan tabah, karena Kristus menguatkan mereka. Mereka berjuang dengan “pena” dan “mulut” untuk memberitakan Kabar Baik bagi semua orang.
Kita bersandar dan kuat di dalam TUHAN bukan berarti kita menjadi manusia-manusia mutant yang kalau ditabrak sepeda oncel tidak merasa sakit, bukan superman, bukan spiderman dan lain sebagainya. Kita masih tetap sama yaitu manusia yang berdarah dan berdaging, yang dapat merasakan penderitaan dan kesengsaraan, yang dapat menangis oleh kesesakan-kesesakan. Kita masih bisa merasakan semua itu, karena kita adalah manusia-manusia yang real. Ketika TUHAN menjadi sandaran kita, maka semua penderitaan, kesedihan dan sebagainya itu akan menjadi “jerih lelah” yang TUHAN lihat sebagai seberapa besar kita bergantung kepada Dia dan seberapa besar kita menyelami Kuasa-Nya, dan mengaku memang Dia sungguh Benar dengan segala firmanN-nya.
Kalau sekarang ini kita setiap hari harus terus-menerus merasakan kelemahan-kelemahan tubuh kita, bahkan mungkin kita memiliki keadaan tubuh yang sangat lemah bersyukurlah. Karena Allah ijinkan agar kita senantiasa bergantung kepada kuasa ALLAH. Karena itu, jadikan kelemahan-kelemahan kita untuk senantiasa bergantung kepada ALLAH. Semakin lemah kita, semakin kuat kita bergantung kepada kuasa ALLAH. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk memuliakan TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar