Renungan hari ini:
“TERAFIM”
Zakharia 10:2 (TB) "Sebab apa yang dikatakan oleh terafim adalah jahat, dan yang dilihat oleh juru-juru tenung adalah dusta, dan mimpi-mimpi yang disebutkan mereka adalah hampa, serta hiburan yang diberikan mereka adalah kesia-siaan. Oleh sebab itu bangsa itu berkeliaran seperti kawanan domba dan menderita sengsara sebab tidak ada gembala"
Zechariah 10:2 (NET) "For the household gods have spoken wickedness, the soothsayers have seen a lie, and as for the dreamers, they have disclosed emptiness and give comfort in vain. Therefore the people set out like sheep and become scattered because they have no shepherd"
Nas hari ini memberikan pengajaran bagi kita agar kita menghindari diri dari praktik-praktik pemujaan dan kepercayaan yang tidak benar. Zakharia mengajak umat Israel agar tidak percaya dan menyembah “terafim” karena terafim adalah jahat. Jika kita mempelajari lebih dalam tentang terafim dari referensi ayat Alkitab, maka ada beberapa fungsi terafim, yakni:
Pertama, terafim dipakai orang jaman Alkitab sebagai dewa keluarga. Hal ini tampak dalam ucapan Laban untuk menyebutkan terafim “mengapa engkau mencuri dewa-dewaku?” (Kej. 31:19b,30) dan Yakub membalas pertanyaan Laban dengan menyebut terafim sebagai “dewa-dewamu” (31:32). Dalam jaman hakim-hakim pula ada seorang bernama Mikha yang mempunyai kuil keluarga yang di dalamnya juga terdapat terafim (Hak. 17:5). Selain dalam 1 Sam. 19:13,16, LXX (baca: Septuaginta) menyebut terafim sebagai kenotapiayang secara literal berarti “empty tombs.” Ada kemungkinan terafim adalah semacam warisan turun temurun dari leluhur yang telah mati kepada keturunannya yang masih hidup.
Kedua, terafim dipakai orang jaman Alkitab sebagai alat untuk meramal masa depan. Hal ini dapat dilihat dari kemunculan ayat-ayat yang menampilkan permusuhan antara Allah Israel dan terafim itu sendiri. Dari permusuhan yang ada, terafim digambarkan sebagai suatu alat untuk memperoleh petunjuk (1 Sam. 15:23; 2 Raja 23:24; Yeh. 21:21; Hosea 3:4; Zak. 10:2) tentang sesuatu yang tidak diketahui. Dalam 2 Raja 23:24 terafim disejajarkan dengan para pemanggil arwah, pemanggil roh peramal, berhala, dewa kejijikan. Raja Babel juga memakai terafim untuk berkonsultasi tentang ekspedisi militernya (Yeh. 21:21). Tidak digambarkan secara pasti bagaimana bentuk konsultasi yang dilakukan oleh raja Babel dengan terafim; kemungkinan dengan menggunakan panah dan hati binatang. Zakharia juga mengatakan bahwa “apa yang dikatakan terafim adalah jahat? (10:2) berarti terafim memang dipakai oleh orang-orang jaman itu untuk menyatakan sesuatu.
Berbeda dengan terafim, dalam Kitab Suci ada malaikat yang Bernama Serafim. Serafim adalah makhluk malaikat bertingkat tinggi; kata ini mungkin mengacu kepada makhluk-makhluk hidup yang dinyatakan juga di bagian yang lain dalam Alkitab (mis. Why. 4:6-9). Malaikat Serafim adalah makhluk surgawi yang kerap diasosiasikan pada penglihatan nabi Yesaya, yang “melihat” Bait Allah saat ia dipanggil untuk melayani dan bernubuat (Yes 6:1-7). Hanya kitab inilah dalam Alkitab yang berbicara tentang makhluk surgawi ini.” Intinya adalah kita harus hati-hati dengan malaikat-malaikat yang menyesatkan. Karena itu, ujilah segala sesuatu apakah yang kita lakukan sudah benar di hadapan TUHAN. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar