Renungan hari ini:
“JIWAKU MENGHARAPKAN TUAN”
Mazmur 130:6 (TB) "Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi"
Psalms 130:6 (NET) "I yearn for the Lord, more than watchmen do for the morning, yes, more than watchmen do for the morning"
Setiap manusia pasti mengharapkan kehadiran TUHAN di dalam hidupnya. Kedatangan TUHAN selalu dinanti bagaikan seorang pengawal (baca: sekuriti/satpam) menanti datangnya pagi. Itulah penggambaran Daud ketika menuliskan mazmur 130, seperti seorang pengawal yang mengharapkan pagi, itulah perasaan seseorang yang menanti-nantikan Tuhan. Ia yang menanti-nantikan Tuhan, Alkitab menulis, akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Yang selalu berbuah, tidak pernah layu daunnya dan apa saja yang diperbuatnya berhasil. Dunia boleh semakin terpuruk namun ia akan selalu mendapat kekuatan yang baru, sehingga orang banyak dapat melihat ada Tuhan di dalam hidupnya.
Pemazmur mengatakan bahwa orang yang merindukan Tuhan lebih dari pengawal mengharapkan datangnya pagi. Coba kita bayangkan penjaga malam. Kalau mereka berjaga-jaga, mereka sangat ingin pagi supaya ganti shift, juga karena pagi lebih ramai dan hangat. Kalau malam, sepi, dingin dan ngantuk. Main catur, makan mie instan, nonton sepak bola, tapi belum datang-datang pagi juga
Pemazmur begitu merindukan kehadiran Allah dan ia menggambarkannya seperti seorang penjaga yang menunggu fajar terbit, seperti pengawal menanti pagi (Mzm. 130:6). Menunggu memang menjadi perjuangan tersendiri bagi orang-orang yang mau berjumpa dengan Tuhan saat itu. Kita mendapati dalam nas bacaan kita, bagaimana perjumpaan dengan Tuhan adalah hal yang layak dinanti, meski harus dibayar dengan harga yang mahal.
Daud sangat menanti-nantikan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi. Bagi para prajurit, waktu giliran jaga malam terasa panjang dan melelahkan, sebab mereka harus bersiaga dan tidak boleh beristirahat, meski mungkin fisik lelah, mata mengantuk bahkan menggigil karena dinginnya malam. Tetapi, penjaga menjalaninya dengan semangat dan sukacita karena mereka yakin bawa giliran jaga akan berakhir tatkala fajar merekah; akan ada penjaga lain yang menggantikan posisi mereka. Adakah hidup kita juga selalu dalam sikap siap menanti-nantikan Tuhan?
Kita harus terus menanti-nantikan kedatangan Tuhan. Penantian adalah bagian dari iman percaya kita kepada Kristus. Namun, penantian kita bukanlah sebuah penantian pasif, hanya menunggu hari itu tiba. Penantian kita haruslah penantian yang aktif, penantian yang dijalani dengan penuh pengharapan. Masa penantian itu kita isi dengan mengerjakan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan, misalnya berbuat baik kepada sesama, memperjuangkan kebenaran dan keadilan, bekerja dengan etos kerja yang baik. Sehingga, ketika Ia kembali, Ia mendapati kita sebagai hamba yang setia.
Kesabaran dan ketekunan dalam menanti-nantikan Tuhan pasti akan membuahkan hasil dan mendatangkan berkat yang luar biasa. Dalam Yesaya 40:31 tertulis: "...orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." Ayat ini menyatakan bahwa setiap orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru. Pergumulan berat yang kita alami seringkali membuat kita lemah, baik secara roh maupun tubuh. Tapi, kekuatan yang baru akan diberikan Tuhan ketika kita senantiasa menanti-nantikan Dia. Adapun kekuatan yang Tuhan berikan itu tak terbatas dan tak terjangkau oleh pikiran kita, sebab "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita" (Ef. 3:20). Secara manusia kita tidak kuat, tapi saat kita memandang Tuhan dan berserah penuh kepada-Nya, kekuatan itu akan muncul dan membuat kita tetap bersemangat dan tetap tekun menantikan Dia. Karena itu, teruslah menanti-nanti TUHAN di sepanjang hidup kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar