Renungan hari ini:
“TUHAN YESUS MEMERINTAH SEBAGAI RAJA”
Wahyu 11:15 (TB) Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya"
Revelation 11:15 (NET) Then the seventh angel blew his trumpet, and there were loud voices in heaven saying: “The kingdom of the world has become the kingdom of our Lord and of his Christ, and he will reign for ever and ever”
Jika kita mendalami nas hari ini, kemungkinan kita mengalami kesulitan untuk memahaminya. Kita akan menemukan seoal-olah ada 2 pribadi: Tuhan Yesus Kristus sebagai pribadi pertama, dan Dia yang diurapi-Nya sebagai pribadi kedua. Jika kita tidak teliti membaca, maka seakan-akan pribadi kedua ini adalah pribadi yang diurapi oleh Tuhan Yesus (pribadi pertama). Lalu siapakah pribadi kedua ini? Siapakah dari kedua pribadi ini yang dikatakan akan memerintah menjadi raja selama-lamanya?
Jika kita memerhatikan secara mendalam dalam Bahasa asli teks ini, maka kita tidak akan menemukan kata “pengurapan” maupun “diurapi” dalam ayat ini.. Kata yang digunakan adalah kata Christou (Χριστοu) dari akar kata Christos (Χριστoς) yang dapat diterjemahkan Kristus atau Mesias. Tentu kata Mesias memang juga bermakna: “Yang Diurapi”. Namun dengan melihat bahasa aslinya, kita akan tahu bahwa sebenarnya ayat 15 ini berbicara mengenai pribadi yang sama, yang kita kenal sebagai Kurios (Tuhan/Tuan) dan juga Kristus (Mesias/Yang Diurapi [oleh Allah Bapa]).
Pada umum penerjemahan kata Christos diterjemahkan sebagai Kristus, namun dalam beberapa ayat, seperti di ayat 15 ini, kata tersebut diterjemahkan sebagai “yang diurapi”. Tentu kita dapat memahami bahwa kemungkinan karena dalam satu ayat digunakan kata Kurios dan Christos, sehingga perlu diberikan tambahan penjelasan untuk kata Christos yang akhirnya diterjemahkan sebagai “yang diurapi”. Namun kita juga melihat ada ayat-ayat lain yang menggunakan kata Kurios dan Christos dalam ayat yang sama namun tetap diterjemahkan sebagai “Tuhan dan Kristus” (misal: Kis. 2:36). Entah bagaimana pun terjemahannya, yang penting bagi kita sekarang ialah kita memahami bahwa pribadi Tuhan dan Mesias (yang diurapi) sebenarnya adalah pribadi yang sama yaitu pribadi Yesus Kristus sebagai Anak Allah.
Memang menjadi pertanyaan juga, bukankah Tuhan Yesus memang sudah memerintah sebagai Raja sejak dahulu kala? Tentu jawabannya adalah ya. Namun semenjak pemberontakan Lusifer dan juga kejatuhan manusia, maka dunia telah berada di bawah kekuasaan Iblis (atau Lusifer yang telah dibuang ke bumi). Tidak heran Iblis berani menawarkan dunia dengan segala keindahannya kepada Tuhan Yesus ketika Ia dicobai di padang gurun (Mat. 4:8-9). Perhatikan bahwa Tuhan Yesus tidak menghardik Iblis dan berkata: “Kamu tidak berhak atas kerajaan dunia”. Artinya memang sejak kejatuhan manusia, dunia ini ada di bawah kekuasaan iblis. Manusia di-setting oleh Iblis untuk hidup nyaman di dunia dengan segala kelimpahan, kemewahan, dan keindahannya.
Barulah sejak Yesus mati dan bangkit, maka kuasa Iblis dikalahkan. Ia kembali memegang kendali atas pemerintahan dunia ini. Tentu Tuhan Yesus adalah Raja yang memerintah dalam kerajaan Allah. Namun kematian dan kebangkitan-Nya menjadi bukti nyata bahwa dunia ini kembali berada di bawah pemerintahan Allah atau menjadi bagian dari kerajaan Allah kembali. Inilah yang dimaksud dengan kalimat yang umum kita dengar bahwa “Iblis telah dikalahkan oleh Yesus Kristus”. Ketaatan-Nya yang sempurna hingga mati di atas kayu salib membuat kemenangan atas kuasa Iblis di dunia ini.
Sejak kematian dan kebangkitan Kristus, dunia ini ada di dalam pemerintahan Allah secara mutlak. Sejak saat itu, Tuhan pun men-setting dunia ini kepada masa yang akan semakin sukar menuju akhir zaman. Memang kondisi itu harus terjadi, karena sesungguhnya Tuhan akan melenyapkan langit dan bumi yang sekarang ini, dan menyediakan suatu langit yang baru dan bumi yang baru bagi orang-orang benar. Jadi segala macam pergolakan dunia, perang, wabah penyakit, resesi ekonomi, dan kondisi-kondisi sulit lainnya harus kita pandang sebagai “peringatan Tuhan” kepada manusia bahwa dunia ini akan berakhir, namun Ia telah menyiapkan suatu dunia yang baru, yang kekal, di mana tidak ada lagi air mata di sana. Namun tentu, hanya orang-orang benar sajalah yang diperkenankan masuk ke dalam dunia yang akan datang tersebut.
Kedatangan kerajaan Allah dalam dunia ini tentu disambut dengan sukacita oleh orang-orang benar. Dikatakan bahwa hamba-hamba Tuhan, para nabi, orang kudus, dan semua orang yang takut kepada Tuhan akan bersukacita dan menerima upahnya. Di sisi lain, bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan justru akan bersikap sebaliknya. Mereka tidak akan bersukacita atas pemerintahan Tuhan Yesus tetapi justru marah. Namun demikian, akan tiba waktunya dimana amarah atau murka Tuhan akan dinyatakan kepada bangsa-bangsa yang marah tersebut, yang mungkin selama ini telah membunuh orang-orang benar, para nabi dan hamba-hamba Tuhan. Dalam hal ini Tuhan akan membinasakan orang-orang jahat namun akan menyelamatkan orang-orang yang hidup benar (ay. 18).
Dalam hal ini jelas bahwa pengurapan Allah erat kaitannya dengan pemerintahan Allah. Yesus Kristus sebagai Mesias (atau yang diurapi oleh Allah Bapa), adalah pribadi yang berhak memerintah dalam kerajaan Allah. Jika dikaitkan dengan pengurapan yang diberikan Allah Bapa kepada orang percaya, maka hal itu dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah pula dalam kerajaan Allah. Tentu tingkatan pemerintahan kita pasti berbeda dengan pemerintahan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus memerintah sebagai Raja, sementara kita juga akan memerintah bersama-sama dengan-Nya, ibarat hulubalang-hulubalang di sekitar Sang Raja tersebut (2 Tim. 2:12). Karena itu, adalah suatu kehormatan yang luar biasa tinggi jika kita dapat memerintah bersama-sama dengan Sang Raja Agung dalam Kerajaan Allah yang kekal. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar