Minggu, 17 April 2022
“YESUS TELAH BANGKIT”
Kotbah:
Lukas 24:1-12 Bacaan: Mazmur 103:1-5
Hari ini kita merayakan Kebangkitan Yesus Kristus dari alam maut. Yesus bangkit mengalahkan segala kuasa kematian. Kebangkitan Yesus menjadi suatu kemenangan atas kuasa kematian. Kita harus menggunakan ucapan yang baik dan benar dalam masa Kebangkitan Yesus ini. Kita tidak sedang merayakan “Happy Easter” tetapi kita sedang merayakan “Happy Passover”[1] Happy Easter adalah memperingati kebangkitan dewi Ishtar sedangkan Happy Passover memperingati hari kebangkitan Yesus yang membebaskan kita dari kuasa kematian.
Pada Ibadah Paskah I ini kita akan membahas tema “Yesus Telah Bangkit”. Istilah kebangkitan berasal dari kata bahasa Latin, yakni ressurrectio yang artinya dibangkitkan. Dalam Perjanjian Baru istilah kebangkitan berarti melepaskan tubuh dari kematian, yang artinya tubuh dihidupkan kembali. Kebangkitan Kristus merupakan suatu konfirmasi tentang kebenaran ajaran-ajaran-Nya. Salah satu pernyataan nubuatan Kristus tentang kebangkitan-Nya adalah ketika Ia menyebut tanda ajaib nabi Yunus: "Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam" (Mat. 12:40). Hal itu menunjukkan bahwa semua yang Kristus sampaikan tentang kematian-Nya dan juga kebangkitan-Nya telah digenapi secara tepat.
Dalam Injil hari ini, Lukas mengkisahkan bagaimana wanita-wanita mendapati makam kosong dan ada dua orang yang menggugah ingatan mereka akan apa yang sudah pernah dikatakan Yesus perihal sengasara, kematian, dan kebangkitan-Nya. Tindakan pengingatan atau pengenangan itulah yang menyadarkan mereka bahwa Yesus memang sungguh bangkit. Terlebih pada bagian berikutnya pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang bangkit menambah iman kepercayaan mereka.
Demikian juga dengan para murid yang lain. Petrus setelah mendapat kabar makam kosong dan perihal perjumpaan wanita-wanita dengan dua orang di makam, mengingat kembali apa-apa yang pernah dikatakan Yesus sebelumnya. Ia bertanya dan bertanya tentang semuanya itu. Tindakan pengenangan itu pada akhirnya membawa para murid pada satu kesimpulan bersama bahwa memang sungguh Yesus sudah bangkit.
Sesampainya di kubur, mereka terkejut. Mulut kubur terbuka. Tutupnya telah terguling. Mereka lalu masuk ke dalam. Mayat Yesus tidak ada di sana. Tiba-tiba, malaikat Tuhan tampak. Pakaian mereka berkilau-kilauan. Para perempuan semakin ketakutan, hingga mereka hanya bisa menundukkan kepala. Kedua malaikat itu lalu menyampaikan berita besar, yakni:
Pertama, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit” (ay, 5-6). Malaikat itu menegaskan bahwa para perempuan mencari Yesus di tempat yang salah. Kuburan bukanlah tempat Yesus. Ia hanya sekejap saja di sana. Ia telah bangkit dan hidup kembali.
Kedua, malaikat itu mengingatkan para perempuan terkait perkataan Tuhan Yesus sebelumnya, “Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga” (ay. 7).Para murid tampak melupakan perkataan itu. Atau, mereka sama sekali tidak pernah mengerti. Akan tetapi, para malaikat menegaskan bahwa setiap perkataan Yesus adalah kebenaran. Semua itu layak dipercaya, dipegang dan diimani.
Setelah para perempuan mendengar berita itu, mereka tersadar. Mereka mulai mengerti mengapa Yesus tidak ada di kubur. Ia telah bangkit. Hati mereka pun berubah. Penulis Matius bahkan mencatat, “mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitakannya kepada murid-murid Yesus” (Mat. 28:8). Semula mereka ke kubur dengan hati lesu, namun mereka pulang dengan sukacita besar. Semula mereka pergi dengan langkah lemah, namun pulang dengan berlari cepat-cepat. Mereka pergi dengan putus asa, pulang dengan harapan baru. Kebangkitan Yesus telah mengubah kedukaan menjadi kemenangan. Ada kehidupan baru yang hadir dalam diri murid-murid.
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah makna kebangkitan Yesus bagi kita? Ada beberapa hal yang kita pelajari dari perikope kotbah Paskah ini, yakni:
Pertama, Paskah adalah bukti kuasa Tuhan yang tanpa batas (ay. 1-3). Dalam ayat 1-3 tersebut menjelaskan, ketika Maria dari Magdala, Yohana, dan Maria ibu Yakobus pergi ke kubur Yesus, mereka tidak menemukan mayat Yesus di sana. Kenapa, karena Yesus telah bangkit dari kematian (ay. 7). Artinya, kematian dan alam maut tidak mampu menahan kuasa Tuhan yang membangkitkan Yesus. Hal inilah yang disampaikan Paulus kepada jemaat di Korintus, “Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (1 Kor. 15:54b-55).
Melalui peristiwa kebangkitan Yesus, Paulus dalam tuntunan Roh Kudus ingin menegaskan bahwa kuasa Tuhan tidak dapat dibatasi oleh hal apa pun. Dia adalah Tuhan penguasa tunggal atas langit dan bumi serta segala isinya. Dia adalah pemegang kendali dan otoritas tertinggi dalam hal apapun. Tidak ada yang sukar dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Segala lutut akan bertelut di hadapan-Nya dan segala lidah akan mengaku bahwa Dia adalah Yesus Tuhan yang berkuasa. Oleh sebab itu, jika kita percaya kepada Yesus, kita tidak perlu takut menghadapi kenyataan hidup, tapi berserahlah ke dalam tangan yang kuat, yaitu tangan Allah, sebab Dia sanggup menopang dan memberikan kemenangan kepada Anda.
Kedua, Paskah merupakan penggenapan Firman Tuhan (ay. 7-8). Pada ayat 7-8, disebutkan bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga. Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu.
Pada hari ketiga setelah kematian-Nya, Dia bangkit dan membuktikan semua perkataan-Nya sebagi perkataan yang benar dan bukan berita bohong isapan jempol. Dalam menghadapi pergumulan hidup, tanpa sadar, terkadang kita bisa bersikap seperti orang-orang Yahudi tersebut yang kurang bahkan tidak mempercayai janji Tuhan yang telah tertulis di dalam firman-Nya.
Melalui moment Paskah, Tuhan mau mengingatkan dan menyapa kita bahwa janji Tuhan itu adalah “ya dan amen” dalam hidup kita. Kebangkitan Yesus dari kematian membuktikan bahwa Tuhan setia dengan perjanjian firman-Nya. Apa yang kita baca hari ini mungkin tidak langsung terjadi hari ini juga, tapi satu waktu hal tersebut pasti digenapi dengan cara Tuhan sendiri.
Ketiga: mujizat kebangkitan Yesus hanya berdampak bagi mereka yang percaya (ay. 10-12). Sebuah ekspresi yang tidak wajar diperlihatkan para murid tersebut. Ketika perempuan-perempuan tersebut memberitahukan bahwa Yesus telah bangkit, mereka bersikap dingin. Respon mereka begitu hampa tanpa harapan. Mungkin hal ini terjadi karena tekanan emosi dan mental yang mereka alami pasca penyaliban Kristus. Di dalam kegalauannya Petrus mencoba memberikan respon dan pergi ke kubur memastikan berita yang baru saja dia dengar.
Ini merupakan gambaran kehidupan banyak orang yang sebenarnya merindukan mujizat tapi kurang mau percaya. Perlu diketahui, kebangkitan Yesus tersebut adalah mijizat terbesar karena berdampak pada keselamatan seseorang. Banyak orang yang ingin diselamatkan tapi realitanya tidak mau percaya kepada Yesus. Sekalipun kematian dan kebangkitan Yesus tersebut untuk menebus seisi dunia, namun hanya mereka yang mau meresponinya yang akan mengalaminya.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dari peristiwa Paskah 2022 ini?
Pertama, pernyataan bahwa "Yesus telah bangkit" adalah hal terpenting dalam kehidupan kekristenan.Mengapa? Sebab tanpa kebangkitan Kristus maka keselamatan hanyalah isapan jempol belaka dan kekristenan tak lebih dari sekedar agama. Paulus menegaskan: "... andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu" (1 Kor. 15:14) dan "...jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu" (1 Kor. 15:17). Benarkah Kristus telah bangkit? Tak perlu disangsikan. Kubur yang kosong adalah buktinya: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga" (Luk. 24:5-7).
Kedua, peristiwa kebangkitan Kristus ini adalah deklarasi kepada dunia bahwa tidak ada satu pun kuasa yang dapat menghalangi janji firman-Nya dan juga rencana-Nya. Siapa pun manusia dan sehebat apa pun karyanya semua pasti berakhir pada kematian, namun berbeda dengan Kristus, karya-Nya tidak berakhir dengan kematian, melainkan Ia telah bangkit pada hari yang ketiga. Jadi kebangkitan-Nya adalah bukti bahwa kuasa maut telah dikalahkan-Nya! "...maut tidak berkuasa lagi atas Dia." (Rm. 6:9). Kristus telah bangkit! Bukti bahwa Dia adalah Tuhan yang hidup dan berkuasa. Karena itu, mari kita rayakan Kebangkitan Yesus ini sebagai peristiwa yang penting bagi kita yang membawa dampak dalam kehidupan keberimanan kita. (rsnh)
Selamat Merayakan Hari Kebangkitan Yesus!!!
[1]Kata Easter sendiri berasal dari salah satu kisah sejarah peradaban Babilonia. Jadi, cucu dari Nabi Nuh yaitu Nimrod, dikisahkan mendirikan sebuah kota yaitu Babilonia, di mana kota itu pada akhirnya menjadi salah satu peradaban awal yang terkenal di dunia. Nimrod ini sangat bejat, bahkan meniduri ibunya sendiri yaitu Dewi Semiramis, hingga mempunyai anak bernama Tamus. Karena kebejatannya tersebut, Nimrod dibunuh dan dimutilasi oleh rakyatnya sendiri. Nimrod sendiri akhirnya dipercaya oleh rakyat babilonia sebagai dewa Baal. Singkat cerita, Dewi Semiramis pemah menyatakan bahwa dirinya adalah seorang dewi yang jatuh dari bulan dalam bentuk telur raksasa yang jatuh di sungai Efrat (salah satu sungai yang mengalir di babilonia). Kemudian dewi Semiramis dikenal sebagai dewi Ishtar, atau dalam bahasa Inggris, Easter. Happy easter sebenarnya mempunyai makna yaitu kebangkitan dewi Ishtar, bukan kebangkitan Yesus Kristus. Sementara itu, passover berasal dari bahasa Inggris dari Alkitab, dalam kitab Keluaran. Passover/paskah adalah Allah membebaskan umat Israel yang dipimpin oleh Musa, dari perbudakan Mesir. Tradisi ini dilakukan dengan cara, umat israel mengoleskan darah anak domba, pada tiap masing - masing rumah umat israel. Tradisi ini dlakukan turun temurun, hingga perjamuan terakhir Yesus Kristus menjelang tradisi paskah umat Israel. Hingga keesokan harinya, Yesus dikhianati oleh rasul-Nya sendiri, Yudas Iskariot, hingga akhirnya Dia mati di kayu salib. Di sinilah makna paskah digenapi oleh Yesus, bahwa Ia lah Anak Domba Allah, yang rela mati di kayu salib, untuk menebus dosa manusia, hari ketiga Yesus bangkit dari kubur-Nya. Hingga saat ini, perayaan paskah dirayakan sebagai hari kebangkitan Yesus Kristus, bukan lagi sebagai peristiwa keluarnya bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Nah, setelah mengetahui arti dari passover dan easter, maka sebaiknya ketika kita mengucapkan selamat paskah dalam bahasa Inggris, ucapkanlah “Happy Passover”, bukan “Happy Easter”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar