Renungan hari ini:
“DARAH PERJANJIAN”
Markus 14:24 (TB) Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang"
Mark 14:24 (NET) He said to them, “This is my blood, the blood of the covenant, that is poured out for many"
Darah adalah nyawa manusia. Tanpa darah maka tidak ada kehidupan. Tidak ada darah artinya tidak ada jiwa. Kalau darah seseorang yang sehat begitu mahal dan berharga bagi Palang Merah Indonesia karena bisa menyelamatkan orang yang membutuhkan terlebih lagi dengan darah Yesus Kristus, darah orang benar, darah Anak Tunggal Allah.
Kata kunci dalam ayat ini adalah “darah perjanjian”. Darah-Ku, darah perjanjian. Perjanjian apakah ini? Memang benar bahwa Allah menetapkan perjanjian antara Dia dengan kita melalui darah Kristus. Namun, perhatikan kata-katanya lagi; yang dibahas bukan saja kematian Yesus di sini; ungkapan “darahku” tidak sekedar menunjukkan kematian-Nya. Ungkapan itu juga mengacu pada kehidupan-Nya. Sebagaimana yang ditunjukkan dalam Imamat 17:11-14, kata darah mengacu pada kehidupan. Jadi, di dalam ayat ini, Yesus sedang mengatakan, “Kehidupanku di dalam perjanjian.”
Dengan kata lain, jika kita ditanyakan apa isi perjanjian yang Allah tetapkan bagi kita? Kehidupan Kristus itulah perjanjian-Nya. Bukan sekedar kematian-Nya, tetapi seluruh isi hidup-Nya itulah yang menjadi pokok perjanjian dengan Allah.
Darah di dalam Perjanjian Lama dicurahkan hanya bagi sedikit orang. Darah itu meneguhkan suatu perjanjian, yang (kata Musa) sudah dibuat Tuhan “dengan kamu” (Kel. 24:8). Korban di dalam Perjanjian Lama hanya dibuat untuk bangsa Israel (Im. 16:34). Tetapi Yesus Kristus adalah “pendamaian untuk segala dosa dunia” (1 Yoh. 2:2).
Kematian Kristus di kayu salib adalah dasar hukum dari Perjanjian Baru. Di dalam korban yang unik ini, Yesus menyimpulkan dan menggenapkan hukum korban di dalam Perjanjian Lama. Ia sendiri, adalah Anak Domba Allah yang menjauhkan kita dari murka Allah yang kudus dan penghukuman. Ia sendiri sajalah korban Perjanjian Baru bagi para pengikut-Nya di sepanjang sejarah. Dengan kematian-Nya, Kristus mengadakan penebusan sempurna bagi keselamatan kekal kita dan mengatakan bahwa penebusan dari-Nya akan sepenuhnya dinyatakan pada Kedatangan-Nya yang Kedua kali. Ia akan duduk bersama dengan kita sebagaimana Ia duduk bersama para murid-Nya di ruangan atas itu. Kemudian kerajaan Bapa akan dinyatakan dengan kemuliaan dan kuasa-Nya. Ucapan syukur dan penyembahan kita tidak akan pernah habis karena Ia akan menyertai kita, dan di dalam kita, dan tidak akan terpisah dari kita sampai selamanya.
Perjanjian yang diadakan di gunung Sinai adalah perjanjian yang diteguhkan dengan darah binatang. Upacara ini adalah suatu lambang ikatan dalam darah antara Allah (pemercikan darah pada mezbah; lih. Kel. 24:6) dan Israel (pemercikan umat dengan darah; lih. Kel .24:8). Israel yang melanggar perjanjian dengan Allah harus dikurbankan seperti yang dilambangkan oleh penyembelihan hewan-hewan kurban tersebut. Perjanjian dengan darah itu adalah juga suatu lambang persekutuan hidup dengan Allah karena dalam darah ada kehidupan.
Yesus memberi makna baru kepada perjamuan Paskah yang diadakan dengan para murid-Nya. Cawan yang mereka minum adalah darah-Nya sendiri, “darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang” (Mrk. 14:24). Sesungguhnya Israel yang harus ditumpahkan darahnya karena dia telah berulang-ulang melanggar perjanjian dengan Allahnya. Akan tetapi, sekarang Yesus mengambil alih pengurbanan yang harus dilakukan karena dosa-dosa tersebut dengan menumpahkan darah-Nya sendiri pada kayu salib. Sebenarnya kitalah yang harus disalibkan, namun Yesus telah mengambil alih tempat itu bagi kita. Ia disalibkan karena pelanggaran-pelanggaran kita. Darah yang ditumpahkan ini membuat kita dapat bersekutu kembali dengan Allah. Dalam darah ada kehidupan!
Bila darah lembu jantan meneguhkan perjanjian umat Israel dengan Tuhan, maka darah Kristus menjadi peneguh perjanjian baru umat dengan Allah. Renungkanlah betapa dalam dan besar perbedaannya: Darah lembu jantan bukan darah kita, bukan darah manusia, walau melambangkan darah kita yang diikat dalam janji setia kepada Allah. Dalam Perjanjian Baru pengikat perjanjian itu adalah darah (hidup) Tuhan sendiri yang abadi, maka sebagai timbal baliknya kitapun harus menyerahkan darah (hidup) kita sepenuhnya kepada Tuhan untuk selama-lamanya. Hal ini juga diteguhkan dalam injil saat dalam perjamuan Yesus sendiri bersabda: “Ambillah, inilah tubuh-Ku …. Inilah Darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang.” Dan ini dinyatakan Yesus dengan lahir sebagai sesama, mewartakan kasih Allah dengan kata dan karya, hingga wafat-Nya di salib bagi kita. Karena itu, kita harus sadar bahwa darah Yesus telah tertumpah bagi kita untuk keampunan dosa-dosakita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar