Minggu, 27 Februari 2022

Renungan hari ini: “LANGIT YANG BARU” (Yesaya 65:17)

 Renungan hari ini:

 

“LANGIT YANG BARU”




 

Yesaya 65:17 (TB) "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati"

 

Isaiah 65:17 (NET) "For look, I am ready to create new heavens and a new earth! The former ones will not be remembered; no one will think about them anymore"

 

Istilah “Langit yang Baru dan Bumi yang Baru” merupakan istilah yang cukup sering kita dengar di Perjanjian Baru. Istilah ini juga ada di kitab Wahyu, sebagai gambaran dunia yang akan datang atau “surga” dalam istilah umum. Yang jelas, jika selama ini kita mengira bahwa surga adalah alam roh, dimana kita akan menikmati “kenikmatan rohani yang tiada tara” dalam kekekalan, maka pandangan tersebut tidaklah sepenuhnya tepat. Kitab Wahyu berbicara tentang suatu langit dan bumi yang baru, dimana hal itu adalah pengulangan dari dunia yang sekarang ini, namun tanpa adanya iblis dan adanya dosa. 

 

Ternyata janji mengenai langit yang baru dan bumi yang baru sudah ada di Perjanjian Lama. Nubuatan mengenai hal ini akan menyingkapkan sebagaian kebenaran mengenai apa yang ada di langit yang baru dan bumi yang baru. Beberapa ciri-ciri langit yang baru dan bumi yang baru dalam bagian bacaan Alkitab kita hari ini adalah:

 

Pertama, sesuatu yang baru dan sempurna, yang menggantikan langit dan bumi yang lama (yang saat ini kita tempati) (ay. 17). Suka atau tidak suka, dunia yang kita tempati saat ini suatu saat akan hancur dan hilang tanpa bekas (Why. 20:11). Jika demikian, maka manusia-manusia yang telah diselamatkan akan diberikan tubuh yang baru untuk dapat hidup di langit yang baru dan bumi yang baru (1 Kor. 15:40). Ini sejalan dengan berita Alkitab mengenai penciptaan langit dan bumi (yaitu yang kita tempati saat ini) dalam Kejadian 1-3 dan penciptaan langit yang baru dan bumi yang baru (yang menggantikan langit dan bumi yang sekarang ini) dalam Wahyu 20-22. Jelaslah bahwa Alkitab dimulai dari langit dan bumi yang lama untuk menuju ke langit dan bumi yang baru.

 

Kedua, penuh dengan sukacita surgawi (ay. 18). Di dunia ini kita mengalami penderitaan, kesedihan, dan air mata. Ini adalah konsekuensi logis dari jatuhnya manusia ke dalam dosa, sehingga dunia ini penuh dengan semak duri dan rumput duri, sehingga kita perlu mencari nafkah dengan berpeluh (Kej. 3:18-19). Di langit dan bumi yang baru, tidak ada lagi iblis dan dosa, sehingga sukacita surgawi dan hadirat Tuhan yang sempurna memenuhi langit dan bumi yang baru. Akan ada sukacita yang sejati yang dari surga melingkupi seluruh penduduk, dan bukan hanya sukacita yang semu dan terbatas. 

 

Ketiga, tidak ada lagi kesedihan dan dukacita karena dosa (ay. 19). Karena tidak ada iblis dan dosa, maka tidak akan ada lagi kesedihan dan dukacita. Namun demikian, bukan berarti di langit dan bumi yang baru tidak ada masalah. Masalah mungkin ada sebagai dinamika kehidupan, tetapi masalah yang ada akan menjadi suatu “tantangan” yang bisa diatasi dan tidak akan membahayakan. Semua manusia akan saling membantu menghadapi masalah-masalah, mengembangkan daya pikir untuk mengatasi persoalan yang ada tanpa ada niat untuk merugikan dan menyakiti pihak lain.

 

Keempat, waktu yang panjang dan tak terbatas (ay. 20). Waktu yang ada adalah kekal adanya. Pada masa Perjanjian Lama, hal itu mungkin masih sulit dipahami, sehingga digunakan ilustrasi bahwa usia 100 tahun itu masih tergolong  muda. Tetapi kita tahu bahwa kita akan diberikan waktu yang tidak terbatas untuk mengelola langit dan bumi yang baru, dalam pemerintahan Allah yang kekal.

 

Kelima, manusia akan tetap bekerja dan beraktivitas dalam kekekalan (ay. 21-22). Kita mungkin mengira bahwa surga (atau sebenarnya lebih tepat disebut dengan langit dan bumi yang baru) adalah alam roh, dimana kita hanya akan memuji dan menyembah Tuhan terus menerus sepanjang waktu. Akan tetapi, ternyata dalam bacaan Alkitab kita hari ini, kita menemukan aktivitas manusia seperti yang dilakukan di dunia saat ini, antara lain: mendirikan rumah, menanam kebun, memakan buah (ay. 21). Jika surga hanyalah alam roh, bagaimana mungkin kita akan mendirikan rumah, menanam kebun (bertani) dan juga memakan buah? Alkitab dengan jelas menulis bahwa manusia akan menikmati pekerjaan tangan mereka (ay. 22). Inilah mandat yang diberikan kepada Adam sebelum Adam jatuh ke dalam dosa, yaitu berkuasa atas bumi  dan menaklukkan bumi (Kej 1:28). Artinya sama seperti Adam diberikan kuasa untuk mengelola bumi, demikian pula manusia-manusia yang diperkenankan masuk ke langit dan bumi yang baru, mereka juga akan diberikan kuasa untuk mengelola langit dan bumi yang baru di dalam pemerintahan Tuhan.

 

Keenam, adanya mandat prokreasi (ay. 23). Alkitab menuliskan bahwa di langit dan bumi yang baru, manusia akan melahirkan anak, di mana tidak ada kematian anak (ay. 23a). Alkitab juga menuliskan bahwa anak cucu mereka ada bersama-sama dengan mereka (ay. 23b). Ini bisa berbicara tentang keturunan orang-orang benar yang diperkenankan masuk ke dalam langit dan bumi yang baru, semisal seorang yang hidup benar, lalu anaknya hidup benar dan cucunya hidup benar, maka ketiga generasi tersebut dapat masuk ke dalam langit dan bumi yang baru. Akan tetapi ini juga bisa berbicara tentang mandat prokreasi yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Sama seperti mandat yang diberikan kepada Adam dan Hawa sebelum jatuh ke dalam dosa untuk beranak cucu dan bertambah banyak serta memenuhi bumi (Kej 1:28), demikian juga sangat mungkin di langit dan bumi yang baru manusia juga akan menikah (dalam pernikahan yang kudus dan monogami), memiliki anak cucu dan mendidik anak cucunya dalam kebenaran yang sejati. Hal tersebut juga semakin mendukung bahwa langit dan bumi yang baru bukanlah alam roh, tetapi adalah alam fisik, sama seperti langit dan bumi yang saat ini ada.

 

Ketujuh, hubungan yang sempurna dengan Tuhan (ay. 24). Alkitab juga menuliskan suatu hubungan yang sangat indah dan sempurna antara manusia dan Tuhan dalam langit dan bumi yang baru. Kita bisa melihat bagaimana Tuhan akan menjawab manusia (bahkan sebelum manusia memanggil Tuhan), dan bagaimana Tuhan akan mendengarkan manusia (bahkan sebelum manusia berbicara). Ini tidak hanya berbicara dari 1 sisi bahwa Tuhan akan menjawab semua doa-doa kita, tetapi juga dari sisi yang lain, yaitu bahwa manusia yang diperkenankan Tuhan untuk masuk ke dalam langit dan bumi yang baru adalah mereka yang merindukan kebenaran dan keadilan, yang berjuang untuk hidup suci dan kudus dan tidak merugikan atau membahayakan manusia lainnya. Ini dapat diartikan bahwa doa atau komunikasi antara manusia dengan Tuhan akan menjadi sempurna, dalam artian tidak ada permintaan dalam doa yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tidak akan ada manusia yang meminta sesuatu yang salah, sehingga ini juga menjadi pelajaran bagi kita supaya kita juga mulai mengembangkan kualitas doa kita, supaya kita terbiasa berkomunikasi dan berdoa dengan benar. 

 

Kedelapan, adanya hubungan yang damai antar semua makhluk (ay. 25). Pada mulanya, dalam penciptaan langit dan bumi yang pertama ini, semua makhluk hidup bisa hidup dengan damai satu dengan yang lainnya. Kita bisa melihat bagaimana binatang-binatang datang kepada Adam untuk diberikan nama oleh Adam (Kej. 2:19). Pada waktu itu sangat mungkin binatang buas juga datang (seperti singa atau harimau) bersama-sama dengan binatang jinak (seperti domba atau rusa). Pada waktu itu, tidak tertulis bahwa binatang-binatang tersebut saling memakan. Manusia (Adam) juga tidak takut dengan binatang buas dan juga tidak memakan binatang jinak. Namun semua berubah ketika Adam jatuh dalam dosa, dimana Tuhan akhirnya memberikan baju dari kulit binatang kepada Adam dan Hawa, yang artinya ada “pembunuhan” pertama kali terhadap binatang (Kej. 3:21). Namun di langit dan bumi yang baru, maka segala sesuatunya akan dikembalikan Tuhan ke rancangan-Nya yang semula, yaitu yang sempurna. Akan ada suatu tatanan Tuhan dimana serigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan makan jerami, dan ular akan memakan debu (ay. 25a). Jika hubungan antar binatang saja bisa begitu damai, maka tentu hubungan antara manusia juga akan sempurna. Tidak akan ada lagi yang berlaku jahat atau busuk di langit dan bumi yang baru, karena kekudusan Tuhan akan melingkupi semuanya (ay. 25b). 

 

Dari ciri-ciri di atas jelaslah bahwa langit yang baru dan bumi yang baru adalah alam fisik (karena jika itu adalah alam roh, maka bagaimana manusia bisa menghasilkan anak dan keturunan? Langit yang baru dan bumi yang adalah pengulangan dunia ini untuk dikembangkan oleh manusia-manusia yang dilayakkan untuk masuk ke dalamnya, yaitu mereka yang tidak membahayakan sesamanya. Sedangkan orang-orang percaya yang memiliki karakter seperti Kristus akan diperkenankan untuk memerintah bersama-sama dengan Dia dalam Kerajaan Allah. Karena itu, mari siapkan diri kita masuk ke dalam langit yang baru dan bumi yang baru itu. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...