Renungan hari ini:
“ANAK MANUSIA”
Markus 14:61-62 (TB) Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit"
Mark 14:61-62 (NET) But he was silent and did not answer. Again the high priest questioned him, “Are you the Christ, the Son of the Blessed One?” “I am,” said Jesus, “and you will see the Son of Man sitting at the right hand of the Power and coming with the clouds of heaven”
Imam Besar, dalam pengadilan terhadap Yesus di Mahkamah Agama bertanya kepada Yesus "apakah Ia Anak Allah (ia menggunakan istilah “Yang Terpuji” sebagai pengganti Nama Allah). Sebab dalam pemahaman orang Yahudi, Mesias telah ditetapkan untuk disebut sebagai Anak Allah (Mzm. 2:7, Mzm. 89:27). Yesus tidak bermaksud secara spontan menyebut diri-Nya adalah Mesias, tetapi menjawab pertanyaan Imam Besar itu, Ia menjawab "Akulah Dia" (Yunani, ego eimi). Dalam sidang tersebut, jawaban yang diberikan Yesus dinyatakan sebagai "penghujatan". Secara jelas Markus menulis ego eimi. Ucapan ego eimi Yunani (Ibrani: Ani Hu, Aku ada, Akulah Dia, I Am), mempunyai muatan yang lebih dalam, karena kata ini bisa bermakna "kata ilahian".
Dalam nas hari ini Yesus menyebut diri-Nya Anak Manusia. Yesus adalah Anak Manusia dibuktikan melalui proses kelahiran-Nya seperti umumnya seorang anak manusia lahir ke dunia ini. Tapi Ia dikandung dan dilahirkan oleh perawan Maria dari Roh Kudus. Setelah lahir Dia dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di dalam palungan (Luk.2:12). Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya, dan makin disukai oleh Allah dan manusia (Luk. 2:52). Jelaslah bahwa Yesus adalah Anak Allah yang rela meninggalkan tahta-Nya yang mulia di surga diutus oleh Allah Bapa datang ke dunia menjadi menjadi Anak Manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:8).
Yesus Anak Manusia membawa misi yang sangat penting bagi dunia, yakni:
Pertama, Ia datang untuk melayani. Dalam Matius 20:28 dengan jelas Yesus menyatakan: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Misi Yesus datang ke dunia ini adalah untuk melayani manusia yang berdosa. Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Luk. 19:10); menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat. 1:21). Karena itu, pelayanan yang dilakukan oleh Yesus adalah dengan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Demi keselamatan umat manusia Dia rela mengorbankan segala-galanya, termasuk nyawa-Nya. Dia tahu inilah harga yang harus dibayar di dalam mengenapi misi-Nya. Anak tunggal Allah rela menjelma menjadi Anak Manusia. Dalam hal inilah kita melihat kasih Allah dinyatakan kepada kita manusia berdosa.
Kedua, untuk menyatakan kemuliaan Allah. Lukas 2:14 “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya. Ini adalah pujian malaikat dan sejumlah besar bala tentara sorga pada saat kelahiran-Nya. Dari sini kita dapat melihat bahwa Yesus datang sebagai Anak Manusia untuk menyatakan kemuliaan bagi Allah. Sekaligus juga menyatakan kemuliaan Allah di bumi dan membawa damai sejahtera bagi manusia yang berkenan kepada-Nya. Manusia yang hidup dalam kekuatiran dan ketakutan mendapatkan damai sejahtera dan sukacita. Kelahiran-Nya di muka bumi sebagai Anak Manusia benar-benar adalah satu kesukaan besar seperti yang diberitakan oleh malaikat kepada para gembala.
Misi Anak Manusia di muka bumi ini harus menjadi teladan dalam kehidupan kita sebagai pengikut-pengikut-Nya. Anak manusia rela datang untuk melayani kita dan rela berkorban untuk kita, ini seharusnya membuat kita semakin mengasihi-Nya, rela berkorban dan semakin setia dan taat melayani-Nya. Anak Manusia sudah memberikan kita hidup, seharusnya kita pun harus senantiasa hidup untuk memuliakan-Nya. Karena itu, kita sebagai ciptaan-Nya harus senantiasa memuji dan memuliakan Yesus di dalam hidup kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar