Renungan hari ini:
“SEORANG ANAK TELAH LAHIR BAGI KITA”
Yesaya 9:5 (TB) "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Isaiah 9:6 (NET) "For a child has been born to us, a son has been given to us. He shoulders responsibility and is called: Extraordinary Strategist, Mighty God, Everlasting Father, Prince of Peace"
Nubuatan Yesaya ini terjadi sekitar 740 Sebelum Masehi (SM). Nabi Yesaya dipanggil menjadi nabi tahun matinya Raja Uzia. Nabi Yesaya adalah salah satu nabi besar yang banyak menubuatkan tentang kedatangan dan kelahiran Yesus Kristus, Tuhan kita. Kitab Suci mencatat Nabi Yesaya sudah menubuatkan bahwa seorang anak telah lahir untuk kita semua. Seorang putera telah diberikan bagi kita yaitu Dia, Yesus Kristus Anak Tunggal Allah Bapa, Tuhan kita, Mesias dan Juru Selamat orang berdosa yang percaya kepada-Nya.
Secara tersurat dan tersirat, Alkitab mengungkapkan nubuat Nabi Yesaya yang menyatakan bahwasannya Sang Putera yang lahir itu adalah lambang pemerintahan, bahwa pemerintahan berada di atas bahu-Nya. Nabi Yesaya juga menubuatkan bahwa namanya disebutkan orang sebagai Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Itu artinya anak yang dinubuatkan Yesaya itu bukan bayi biasa melainkan bayi yang “ajaib”. Dari pembacaan nas hari ini ada beberapa hal yang kita pelajari tentang Anak yang telah lahir bagi kita itu, yakni:
Pertama, Bayi itu “Ajaib”. Istilah “ajaib” dipakai pertama kali dalam Hakim-hakim 13:18. Ketika Manoah, ayah Simson menanyakan nama Malaikat Allah, yaitu Oknum Kedua dari Allah Tritunggal yang menyatakan diri kepadanya. Maka Malaikat Allah menjawab, “Mengapa engkau juga menanyakan nama-Ku? Bukankah nama itu ajaib?” Dia adalah keajaiban yang lebih besar daripada segala keajaiban dunia. Dan segala yang diperbuat oleh Kristus ajaib adanya.
Kedua, Dia adalah Penasehat yang agung, yang memberikan segala nasihat dan bijaksana tak tertandingi, karena Dia adalah Allah, Sumber Bijaksana. Para filsuf berusaha mencari bijaksana, namun bijaksana yang sesungguhnya hanya ada dalam diri Allah sendiri. Hanya di dalam Kristus kita bisa memperoleh bijaksana. Sekarang Bijaksana itu datang ke dalam dunia sebagai seorang bayi.
Ketiga, Allah yang berkuasa. Mungkinkah seorang bayi disebut Allah dan berkuasa seperti Allah? Meskipun manusia tidak dapat mengerti, tetapi inilah kebenaran. Allah menyatakan diri melalui cara yang sama sekali berbeda dari pemikiran manusia. Manusia menginginkan Juruselamat yang memiliki kuasa militer, kuasa politik yang besar. Tetapi Juruselamat itu datang melalui bayi yang lemah lembut. Pepatah Tionghoa mengatakan, “Orang yang sungguh-sungguh pandai, selalu nampak bodoh.” Orang yang mempunyai pengetahuan mendalam, tidak akan sembarangan mengutarakan pengetahuannya. Orang yang selalu menunjukkan dirinya pandai, sebenarnya orang bodoh. Ketika Allah menyatakan diri dan sifat-Nya dengan cara yang berbeda dari semua agama lain, Ia telah menyatakan bahwa kuasa terbesar dibatasi dalam diri seorang manusia; Firman telah menjadi manusia. Yang Mahakuasa telah menyatakan diri di dalam diri seorang Bayi yang seolah-olah tidak mempunyai kuasa apapun.
Keempat, Bapa Yang Kekal atau Bapa Kekekalan. Siapakah yang boleh menjadi Bapa Yang Kekal? Kalau kita mengatakan Abraham adalah bapa kita, ia adalah bapa iman. Adam adalah bapa jasmaniah kita yang pertama. Pepatah Tionghoa lainnya mengajarkan, “Kalau kita minum, ingat akan sumbernya; kalau kita mengalami sukses, jangan lupakan jasa-jasa orang yang memberikan sumbangsih kepada kita.” Kalau kita mengingat sumber jasmani kita yaitu Adam, dapatkah Adam kita sebut sebagai bapa kekal? Tidak! Adam hanyalah bapa pertama dari umatmanusia, namun bukan bapa kekal. Kristuslah yang disebut Bapa Yang Kekal. Berarti Dia mempunyai kekekalan dan bersifat Ilahi; karena Dia adalah Allah sendiri, Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal. Dia adalah Bapa Yang Kekal, Sumber Kekekalan yang mampu memberikan hidup kekal kepada manusia.
Kelima, Putra Raja Damai. Kalau seumur hidup kita tidak mengalami peperangan, bersyukurlah kepada Tuhan. Peperangan itu sangat menakutkan, yang mengakibatkan banyak perempuan menjadi janda, membuat banyak orang frustasi, bahkan gila. Perang Dunia I mengakibatkan kematian sekitar 7 juta manusia, termasuk para pemuda/i. Perang Dunia II mengakibatkan kematian sekitar 38 juta manusia. Akibat peperangan banyak orang merasa hidupnya tidak berarti lagi. Karena itu, kelahiran Anak dalam diri Yesus Kristus akan mampu memberikan kedamaian yang kekal di dunia ini. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar