Renungan hari ini:
“MUKA BERSERI-SERI”
Kejadian 4:7 (TB) "Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya"
Genesis 4:7 (NET) "Is it not true that if you do what is right, you will be fine? But if you do not do what is right, sin is crouching at the door. It desires to dominate you, but you must subdue it”
“Muka akan berseri-seri” jika kita telah melakukan kebaikan. Kebaikan itu akan tampak dari rawut wajah kita yang berseri-seri. Kebaikan itu membawa aroma dan suasana kebugaran dalam tubuh kita. Dari mukakita tentu akan memancarkan sukacita apabila kita melakukan apa yang benar yang seharusnya kitalakukan. Sebaliknya, apabila kita tidak mau taat, dan melakukan yang salah, maka berhati-hatilah! Wajah kita akan terlihat muram dan layu serta pucat. Kejahatan dan dosa yang kita lakukan akan merusak tubuh kita dari dalam sehingga menghilangkan sinar tubuh kita.
Jika kita tidak berbuat baik maka kita akan berbuat jahat atau dosa. Tidak ada area netral. Orang percaya yang sudah mengalami kebaikan Tuhan pasti tidak akan jemu-jemu berbuat baik dan kita akan menuai hidup yang kekal di sorga karenanya (Gal. 6:8-9). Jika kita melakukan apa yang baik dan benar Tuhan akan menerima kita. Engkau tahu jika engkau melakukan yang benar, Aku menerima engkau, tetapi jika engkau tidak melakukan yang benar, maka dosa siap menyerangmu. Dosa itu ingin mengendalikan engkau, tetapi engkau harus mengendalikannya” (Kej. 4:7). Orang percaya harus secara aktif dan kreatif berbuat kebaikan karena untuk itulah kita dipanggil. "..hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil..." (1 Ptr. 3:9).
Tuhan mengingatkan dengan sangat jelas. Ketika kita tidak berbuat baik, ada dosa yang mengintip di depan pintu bagaikan binatang buas yang siap menerkam mangsa. Dosa menanti kita untuk membuka pintu dan mengijinkannya masuk untuk mengobrak-abrik hidup kita. Kecemburuan dan emosi Kain yang meluap ini merupakan salah satu hal yang bukan merupakan perbuatan baik, dan itu diingatkan Tuhan agar lekas ia atasi sebelum dosa menerkamnya. Artinya ada pilihan yang tersedia buat Kain. Sayangnya Kain tidak mengindahkan dan terus membiarkan emosinya. Yang terjadi sungguh tragis. Kain memilih untuk memuaskan nafsu amarahnya, membuka pintu bagi iblis untuk masuk. Dan kisah pembunuhan pertama pun terjadi. Sebagai konsekuensinya, Kain pun harus menerima konsekuensi akibat perbuatannya. "Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi" (ay. 11-12).
Benar, manusia memang punya emosi dan wajar apabila terkadang kita bisa merasa kesal atau marah. Tetapi lewat kisah Kain dan Habel kita diingatkan bahwa ada dosa yang mengintip di depan pintu, sangat menggoda, dan siap menerkam kita apabila kita tidak bisa menguasai emosi kita. Emosi yang tidak terkendali menjadi lahan subur bagi iblis untuk melakukan pengrusakan. Dalam kitab Efesus kita diingatkan "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" (Ef. 4:26). Jangan berlama-lama menuruti emosi, dan jagalah jangan sampai kemarahan itu menjadi celah bagi masuknya dosa. Singkatnya kita baca pada ayat selanjutnya: "dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis"(ay. 27). Amarah yang tidak terkendali inilah salah satu yang ditunggu-tunggu iblis untuk menyerang kita, memperdaya kita untuk melakukan sesuatu yang jahat, yang nantinya akan kita sesali. Emosi, iri hati dan perselisihan ini termasuk perbuatan kedagingan yang pada akhirnya membuat pelakunya terbuang dari hadapan Tuhan, kehilangan kesempatan untuk menjadi ahli waris Kerajaan Allah. Berbagai perbuatan daging yang bertentangan dengan apa yang dikatakan sebagai perbuatan baik sudah dirinci pula oleh Paulus. "Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah" (Gal. 5:19-21).
Jika kita mau untuk menjadi teladan-teladan yang mencerminkan atau merepresentasikan Kerajaan Allah secara benar, itu artinya kita akan melakukan segala perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Itu akan membuat kondisi hati kita baik, penuh aliran kasih Allah, dan kitapun akan terus melakukan perbuatan baik. Ketika itu yang kita lakukan maka dosa pun tidak akan bisa mendapat celah sedikitpun untuk masuk merusak kita. Iblis hanya bisa "berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1 Ptr. 5:8), tapi tidak akan pernah bisa masuk ke dalam karena tidak ada celah sama sekali baginya untuk masuk. Ingatlah bahwa ketika kita mengira bahwa kita tidak perlu menjadi teladan dan tidak harus melakukan perbuatan baik seturut kehendak Tuhan, maka itu artinya kita membuka pintu bagi dosa yang dirancang si jahat untuk masuk membinasakan kita sekaligus menghilangkan kesempatan kita untuk masuk ke dalam sebuah tempat penuh kebahagiaan, tanpa ada ratap tangis yang sifatnya kekal yang sudah dipersiapkan Kristus bagi kita. Karena itu tampillah menjadi para pelaku Firman yang menjadi teladan di tempat anda masing-masing. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar