Renungan hari ini:
“TUHAN MENJADI PERTOLONGANKU”
Mazmur 63:7 (TB) (63-8) "Sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai"
Psalms 63:7 (NET) "For you are my deliverer; under your wings I rejoice"
Pernyataan “Tuhan menjadi pertolonganku” ini muncul dari pergumulan Daud yang mendalam saat ia berada di padang gurun Yehuda (ay. 1). Ada kemungkinan bahwa Daud sedang melarikan diri dari orang-orang yang hendak memburu dan membunuhnya. Di padang gurun tersebut Daud menyadari betapa ia seperti tanah tandus dan gurun yang gersang, yang sangat merindukan air surgawi. Itulah mengapa Daud menulis bagaimana jjiwanya haus dan tubuhnya rindu kepada Tuhan (ay. 2). Dalam kondisi yang sulit di padang gurun tersebut, Daud tidak melihat kondisi di sekitarnya, tetapi ia tetap memandang Tuhan di tempat kudus-Nya, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan Tuhan (ay. 3).
Daud bisa saja mati kehausan dan kelaparan di padang gurun tersebut. Ia juga bisa saja mati karena ditemukan oleh orang-orang yang hendak membunuhnya. Tetapi Daud tahu satu hal, yaitu bahwa kasih setia Tuhan itu lebih dari pada hidup (ay. 4a). Daud tidak mempermasalahkan jika ia harus mati, asalkan ia mendapat kasih setia Tuhan. Kalaupun Daud harus mati, ia akan tetap percaya kepada Tuhan sebagai satu-satunya pengharapannya. Karenanya, dalam situasi yang sulit tersebut ia tetap memuji Tuhan dan memegahkan Tuhan dengan bibirnya (ay. 4a-6).
Bahkan ketika ia tidur di padang gurun, dengan kondisi yang dingin dan terancam bahaya, ia tetap ingat kepada Tuhan dan meyakini pengawalan Tuhan sepanjang malam (ay. 7). Daud tahu bahwa ia sedang diajar Tuhan untuk tidak mengandalkan siapa-siapa, termasuk dirinya sendiri. Daud sendiri adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, ia telah mengalahkan Goliat dan membunuh orang-orang Filistin dengan pedang di tangannya. Namun Tuhan mengizinkan Daud untuk mengalami masa-masa di padang gurun di mana ia tidak dapat lagi mengandalkan siapa-siapa selain Tuhan. Itu sebabnya Daud pada akhirnya juga berkata kepada Tuhan, bahwa Tuhan telah menjadi pertolonganku, dan di dalam naungan sayap-Nya ia akan bersorak-sorai (ay. 8). Daud sadar bahwa satu-satunya cara supaya ia bisa selamat adalah dengan melekat kepada Tuhan dan meminta Tuhan untuk menopangnya (ay. 9). Tidak ada lagi kekuatan di dalam dirinya, koneksi dari orang-orang lain, bahkan harta kekayaan yang dimilikinya yang dapat membantunya melewati pergumulan hidup. Hanya Tuhan satu-satunya yang harus diandalkan dan dimiliki oleh Daud.
Melekat kepada Allah itu berlaku seumur hidup, bukan hanya pada saat mengalami peristiwa susah. Allah sesungguhnya selalu memelihara hidup seluruh ciptaan-Nya. Pemeliharaan Allah ini seharusnya kita yakini terus. Maka, kita nyatakan ungkapan syukur dan penyerahan diri kepada Allah sepanjang perjalanan dan umur hidup kita.
Mengapa ia mampu berkata “Sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak?” Karena di masa sukarpun ia menikmati Tuhan dan katanya: “Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku” (ay. 9). Bahkan dengan iman yang kokoh ia katakan: “Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.” (ay. 3-4).
Daud, yang adalah manusia biasa seperti kita, selalu kuat dan mampu bertahan di tengah badai hidup yang menderanya. Apa rahasianya? Karena ia menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan dan sumber pengharapan. Daud mengalami sendiri bahwa Tuhan sebagai penolong dalam kesesakan itu sangat terbukti. Siapa yang menjadi perlindungan dan sumber pengharapan kita? Orangtua, suami, aset perusahaan, uang, deposito, harta kekayaan atau jabatan? Jika kita berharap dan bersandar pada semua itu kita pasti akan kecewa dan menyesal. Itulah sebabnya Daud tidak pernah melupakan kebaikan Tuhan, "Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, -sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai." (Mzm. 63:7-8).
Sejak dari muda Daud percaya bahwa satu-satunya pengharapan itu adalah Tuhan (baca Mzm. 71:5). Maka dari itu ia mengambil sikap yang benar yaitu berdoa. Berseru kepada Tuhan adalah langkah untuk memadamkan segala ketakutan dan kekuatiran yang membelengu kita, "Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!" (Mzm. 69:14) dan Tuhan pun "...mendengar permohonanku, Tuhan menerima doaku" (Mzm. 6:10). Karena itu, yakinlah dirikita untuk mengakui bahwa TUHANlah yang menjadi pertolongakita sampai sepanjang masa. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar