Renungan hari ini:
“SEPERTI POHON DI TEPI ALIRAN AIR”
Mazmur 1:3 (TB) "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil"
Psalms 1:3 (NET) "He is like a tree planted by flowing streams; it yields its fruit at the proper time, and its leaves never fall off. He succeeds in everything he attempts"
Pemazmur menggambarkan kehidupan orang percaya seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Perhatikan bahwa pemazmur tidak menggambarkan orang yang berbahagia itu sebagai “pohon yang tumbuh” atau “pohon yang tertanam” melainkan “pohon yang ditanam” di tepi aliran air. Apa yang pemazmur ingin sampaikan adalah bahwasanya pohon itu tidak tumbuh di tepi aliran air secara kebetulan atau sebagai akibat dari proses yang alamiah. Pohon itu tidak akan pernah tertanam di tepi aliran air seandainya tidak ada seseorang yang secara sengaja menanam bibit pohon itu di sana.
Ini merupakan kiasan yang sangat indah untuk menggambarkan orang yang pada akhirnya menemukan kebahagiaan yang sejati di dalam hidupnya. Kebahagiaan sejati tidak akan pernah timbul, baik secara spontan, natural, maupun dengan usaha yang timbul dari kehendak seorang manusia. Sama seperti biji pohon tidak dapat memutuskan untuk tertanam di tepi aliran air, manusia tidak dapat membuat keputusan apapun untuk membuatnya hidup dalam kebahagiaan. Satu-satunya cara agar seseorang dapat menemukan kebahagiaan di dalam hidupnya adalah apabila ada seorang Pribadi, yang berkuasa atas orang itu, yang berintervensi dan menempatkan orang itu ke dalam hidup yang baru. Pribadi yang dimaksud tentu saja adalah Allah, melalui Roh-Nya yang kudus.
Pohon yang ditanam di tepi aliran air akan tumbuh subur dan menghasilkan buah pada musimnya.Keberadaan buah menunjukkan bahwa pohon tersebut memiliki makanan yang berlimpah sehingga ada bagian yang dapat disimpan sebagai cadangan makanan untuk bertahan hidup ketika musim kering tiba. Tidak hanya itu, buah tidak hanya berguna bagi pohon itu sendiri tetapi juga bagi sang penanam pohon. Orang itu menanam pohon itu di tepi aliran sungai dengan harapan suatu saat kelak ia akan menikmati buah-buah yang matang, manis, dan segar yang pohon itu hasilkan.
Demikianlah halnya mereka yang telah menemukan Yesus Kristus dan menerima hidup yang baru. Mereka tidak akan berkekurangan dalam segala hal yang baik yang mereka butuhkan. Mereka sama seperti Daud yang di dalam Mazmurnya mengatakan, “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Tidak hanya itu, hidup mereka akan berkelimpahan dengan kasih karunia Allah sehingga akan selalu ada berkat yang bisa mereka bagikan sebagai buah untuk membangun orang lain dan terutama untuk memuliakan Allah yang adalah Sang Penanam.
Buah seperti apa yang akan mereka hasilkan? Firman Tuhan menjelaskannya, yaitu:
· buah pertobatan (Mat. 3:8)
· buah kebenaran (2 Kor. 9:10 ; Flp. 1:11 ; Ibr. 12:11)
· buah pengudusan (Rm. 6:22)
· buah pekerjaan yang baik (Kol. 1:10)
· buah Roh (Gal. 5:22-23)
· buah jiwa-jiwa (Yoh. 12:24 ; 1 Kor. 9:1 ; Flm. 1:12)
Dengan demikian, seperti kata Pemazmur yang mengatakan bahwa “daun pohon itu tidak akan layu”, anak-anak Tuhan yang telah terlahir kembali tidak akan berputus asa. Justru sebaliknya, mereka akan selalu memiliki pengharapan dan pengharapan itu tidak akan mengecewakan mereka (Rm. 5:5 ; 15:3). Mereka akan giat bekerja bagi Kerajaan Allah dan sekalipun lelah, mereka akan menemukan sukacita di dalam setiap jerih payah mereka sebab Kristus akan selalu bersama-sama dengan mereka (Mat. 28:20). Mereka akan mendapati apa yang mereka kerjakan berhasil sebab Allah menyertai mereka dan mendengarkan serta mengabulkan doa-doa mereka (Yoh. 15:7 ; 16:24). Karena itu, pastikan hidup kita telah ditanam Allah di tepi aliran air yang membuat hidup kita berbuah setiap saat. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar