Renungan hari ini:
“ENGKAU DIKATAKAN HIDUP, PADAHAL MATI”
Wahyu 3:1 (TB) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!"
Revelation 3:1 (NET) To the angel of the church in Sardis write the following: “This is the solemn pronouncement of the one who holds the seven spirits of God and the seven stars: ‘I know your deeds, that you have a reputation that you are alive, but in reality you are dead"
Perkataan Yesus ini merupakan kecaman yang keras terhadap jemaat Sardis. Frase “Engkau dikatakan hidup,” di dalam bahasa aslinya memiliki pengertian: “Engkau memiliki nama (reputasi) yang hidup.”Suatu pernyataan yang sangat menyedihkan dan mengerikan. Ini berarti, Yesus menyatakan bahwa jemaat Sardis memiliki nama/reputasi yang hidup di mata manusia, namun di mata Tuhan, mereka dinyatakan mati.
Mengapa Tuhan Yesus mengecam mereka dengan pernyataan yang demikian? Di ayat 2b kita menemukan jawabannya yakni: “… sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.”Kata “sempurna” di sini berarti lengkap atau penuh. Dengan demikian makna dari “… sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku” ialah:
Pertama, pekerjaan mereka kekurangan elemen yang hakiki atau yang paling mendasar. Yakni hubungan rohani dengan Tuhan. Jemaat Sardis dapat mengelabui mata manusia dengan menampilkan banyak aktivitas dan kegiatan pelayanan, yang menunjukkan bahwa jemaat ini punya reputasi yang luar biasa, namun Yesus yang menilai segala sesuatu yang mereka lakukan itu mati. Oleh karena mereka telah kehilangan hubungan secara rohani dengan Tuhan. Yang mereka lakukan ialah hal-hal yang rohani, namun ironisnya ialah mereka justru terlepas dari hubungan rohani dengan Tuhan. Bagaimanakah hubungan rohani kita dengan Tuhan selama ini? Apakah aktivitas gerejawi, misalnya datang ke gereja setiap minggu, terlibat dalam pelayanan, dan lain-lain, telah menggeser hubungan pribadi kita dengan Tuhan?
Kedua, apa yang mereka lakukan tidak menyenangkan hati Allah. Keterhilangan hubungan dengan Tuhan menyebabkan mereka tidak lagi mencari apa yang menyenangkan hati Tuhan, sehingga aktivitas dan kegiatan rohani yang mereka lakukan pada akhirnya hanyalah untuk menyenangkan hati manusia saja. Apakah selama ini kita telah menjadi jemaat yang menyenangkan hati Tuhan?
Ketiga, Yesus mencari sesuatu dalam hidup iman Kristen kita. Yesus mencari adanya “buah” yang dihasilkan di dalam kehidupan iman kita. “Buah” apakah yang telah kita hasilkan di dalam kehidupan iman kita?
Yesus yang mengetahui keadaan jemaat Sardis dan mengasihi jemaat ini, memberikan perintah agar mereka tidak terlena di dalam kondisi yang mati secara rohani. Yesus memberikan perintah kepada mereka, yakni:
Pertama, bangun dan kuatkanlah apa yang masih tinggal (ay. 2a). Jemaat Sardis diminta untuk bangun dari keterlelapan rohaninya dan mengokohkan kembali sisa-sisa iman yang masih ada.
Kedua, ingat, turutilah, dan bertobatlah (ay.3a). Mereka diminta untuk mengingat kembali kasih karunia Tuhan, kemudian menuruti semua perintah Tuhan, dan yang terakhir ialah harus memiliki hidup pertobatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Setelah itu, Yesus memberikan suatu penghargaan bagi mereka yang menang, yakni mereka yang mau bertobat, merajut kembali kehidupan rohani dengan Tuhan, dan tidak mencemarkan kehidupan iman mereka. Mereka akan diakui namanya di hadapan Allah dan di hadapan para malaikat-Nya. Ini merupakan pengharapan dan penghargaan yang terindah bagi semua jemaat Tuhan. Karena itu, marilah belajar menjadi jemaat yang “tidak mencemarkan pakaian putihnya” dan “diakui namanya oleh Tuhan Yesus.” (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar