Renungan hari ini:
“BATU HIDUP”
1 Petrus 2:5 (TB) "Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah"
1 Peter 2:5 (NET) "You yourselves, as living stones, are built up as a spiritual house to be a holy priesthood and to offer spiritual sacrifices that are acceptable to God through Jesus Christ"
“Batu Hidup” jangan diartikan harfiah. Batu itu bisa berjalan dan berkata-kata dan bergerak. Pemahaman akan batu hidup ini merupakan lanjutan dari “Batu Penjuru”. Batu Penjuru itu adalah batu yang tak berguna yang dibuang oleh tukang bangunan. Batu penjuru itu merupakan gambaran hidup Yesus yang dibuang oleh kaum Farisi, Sadusi, dan para imam Yahudi. Ternyata batu penjuru yang dibuang itu menjadi batu yang kokoh dan menjadi dasar bangunan iman Kristiani.
Jika Yesus digambarkan sebagai Batu Penjuru, maka Petrus menggambarkan gereja sebagai bangunan dan orang-orang percaya adalah batu-batu yang hidup. Sebagai nelayan Petrus setiap hari melihat batu-batu di sepanjang pantai yang biasa dipakai untuk bahan bangunan. Roh Kudus memakai pengalaman hidupnya ini untuk menunjukkan kebenaran tentang gereja-Nya. Orang-orang Kristen adalah “batu-batu yang hidup” yang dipakai Tuhan untuk membangun rumah rohani. Batu-batu yang berkumpul akan tetap menjadi batu dan hanya disebut sebagai timbunan batu, tetapi setelah ditempatkan pada bagiannya masing-masing maka batu-batu itu baru menjadi sebuah bangunan. Tuhan memanggil kita bukan hanya menjadi timbunan batu tetapi menjadi tempat kediaman bagi Allah yang Maha Kudus.
Nas hari ini memberikan beberapa pelajaran yang harus kita perhatikan tentang kebenaran ini:
Pertama, hidup kita adalah bahan bangunan rumah rohani. “Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah” (ay. 5). Setiap orang Kristen mempunyai tempat yang khusus dalam gereja. Bila kita tidak menempati posisi kita dengan benar maka akan mengakibatkan gereja sebagai bangunan rohani menjadi bermasalah. Tidak kuat dan ada celah (lobang) yang mempermudah iblis merusak gereja. Untuk itu kita harus bersedia ditempatkan oleh Allah di posisi yang seharusnya. Mungkin tidak sesuai selera atau tidak cocok dengan kemauan kita, tetapi Tuhan adalah Ahli Bangunan terbaik yang tidak pernah salah menempatkan kita. Belajarlah untuk taat dan tetap mempercayai-Nya.
Kedua, hidup kita akan membawa pertumbuhan Gereja. “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.” Tuhan Yesus adalah batu penjuru bagi pembangunan gereja. Dari mana kita akan mulai bertumbuh dan membangun? Dari Yesus Kristus! Fondasi hidup kita dan gereja-Nya adalah Yesus Kristus. Model untuk bertumbuh adalah Yesus Kristus. Sasaran pertumbuhan kita adalah Yesus Kristus. Segala sesuatunya harus dimulai dari Yesus, dilakukan bersama Yesus dan diarahkan kepada Yesus. Tugas kita adalah menumbuhkembangkan batu-batu yang hidup di atas batu penjuru itu ke seluruh dunia.
Ketiga, sebagai anak-anak Tuhan kita ini adalah batu-batu hidup, karena itu jangan hanya bersembunyi sendirian di semak belukar yang menjadi batu sandungan bagi mereka yang tidak waspada! Biarkan diri kita dibawa ke area pembangunan rumah Tuhan; kita dipersatukan atau dicocokkan dengan batu hidup yang lain; kita harus siap untuk dihaluskan serta dibuat jadi indah supaya bisa pas dengan tempat kita.
Keempat, Tuhan juga memanggil kita untuk menjadi batu hidup, yaitu batu yang bisa dibentuk, diolah, juga dicocokkan dengan sang Batu Penjuru. Kita hidup di dunia ini dengan suatu visi ilahi yang besar, yaitu pembangunan rumah rohani, membangun tubuh Kristus di atas dunia ini. Seperti yang diajarkan Tuhan Yesus, kita harus berdoa supaya kehendak Allah terjadi di bumi seperti di surga (Mat. 6:10).
Kelima, menjadi batu yang hidup berarti harus menundukkan diri dan taat untuk dicocokkan dengan Batu Penjuru. Pembangunan rumah rohani harus berlangsung sesuai kehendak Allah dan bukannya kehendak kita. Tuhan berjanji akan memperlengkapi umat-Nya dengan segala berkat dan fasilitas ilahi sehingga pembangunan tubuh Kristus dapat berlangsug dengan baik bahkan sampai sempurna (Ef. 4:12).
Keenam, menjadi batu yang hidup berarti juga harus mempersiapkan diri untuk dipersatukan dengan batu hidup lainnya, baik dalam gereja lokal, kerja sama gereja regional, bahkan pada akhirnya tubuh Kristus global. Karena itu, mari mempersiapkan diri menjadi BATU HIDUP karena kedatangan-Nya sudah makin dekat! (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar