Renungan hari ini:
“SIAP SIAGA”
Lukas 12:35 (TB) "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala"
Luke 12:35 (NET) “Get dressed for service and keep your lamps burning"
Siap siaga menjadi kata kunci dari nas hari ini. Hal itu terlihat dari kata “pinggang tetap berikat dan pelita tetap menyala”. Siap siaga berarti kapan pun, di mana pun kita siap menghadapi apa yang akan terjadi. Pertanyaannya adalah bagaimana cara kita siap siaga? Setidaknya ada dua sikap yang harus kita lakukan, yakni:
Pertama, kita harus berikat pinggang yang tetap. Pada masa Yesus, hamba mengenakan jubah luar yang harus diikat di pinggang supaya tidak menggangu aktivitas pekerjaan. Dengan pinggang tetap terikat berarti selalu siap siaga untuk bekerja dan beraktivitas. Semoga ketika selalu dijumpai sedang melaksanakan tugas dan tanggungjawab kita untuk kebaikan bersama, sesuai panggilan kita masing-masing.
Kedua, kita harus menyalakan pelita yang tetap. Pelita atau lampu dimaksudkan untuk menuntun, menunjukkan jalan dan mengatasi kegelapan. Pelita yang menyala siap untuk digunakan. Semoga Tuhan menjumpai kita sedang melayani sesama. Kita menggunakan waktu, bakat, dan harta benda bukan untuk diri sendiri saja, tetapi untuk kebaikan bersama. Kita harus menuntun sesama, menunjukkan jalan yang benar dan melangkah untuk mengatasi kegelapan dosa, baik pribadi maupun sosial. Semoga Tuhan menjumpai kita sedang bekerja untuk keselamatan umatNya. Ungkapan ”pelita tetapmu menyala” memperlihatkan bahwa kualitas kerja yang dituntut dari seorang hamba baik siang maupun malam adalah sama. Hubungan hamba dan tuan tidak tergantung pada posisi matahari. Di mana pun posisi matahari, tuan tetap tuan dan hamba tetap hamba. Dengan kata lain, seorang hamba harus tetap ngeh, sadar diri bahwa dia seorang hamba.
Maka sabda Yesus hari ini merupakan ajakan bagi kita semua untuk senantiasa dalam keadaan siap siaga menanggapi aneka kemungkinan dan kesempatan. Memang untuk itu kita perlu mengusahakan kesehatan dan kebugaran tubuh kita seutuhnya: hati, jiwa, akal budi dan tubuh sungguh sehat dan bugar, sebagaimana seorang prajurit yang senantiasa siap sedia untuk berperang.
Menarik disimak, kebahagiaan yang Yesus nyatakan kepada hamba-hamba yang siaga bukanlah karena mereka akan mampu melayani tuannya, tetapi karena Sang Tuanlah yang akan melayani mereka (Luk. 12:37). Hamba-hamba itu berbahagia bukan karena memiliki kesempatan melayani tuannya dengan baik—karena dalam keadaan siaga—tetapi karena Sang Tuan akan mengikat pinggang-Nya sendiri dan mempersilakan para hamba-Nya duduk makan. Kalau sudah begini, siapa yang menjadi tuan, dan siapa hamba?
Demikianlah nilai hakiki Kerajaan Allah: Sang Tuanlah yang melayani para hamba-Nya. Orientasi Sang Tuan adalah membahagiakan hamba-hamba-Nya. Itulah kepemimpinan yang melayani! Jika Sang Tuan saja mau melayani para hamba-Nya, bagaimana pula dengan kita—para hamba-Nya?
Kalau kita ingin “Pinggang kita tetap terikat” dan “pelita kita tetap bernyala” dalam menantikan kedatangan Tuhan, maka hendaknya kita menjalani hidup kita sehari-hari dengan setia, optimis, penuh semangat dan sukacita. Karena dalam kesetiaan, optimis, dan sukacita, kita akan dapat mempunyai pengharapan untuk selalu siap siaga dalam menyambut kedatangan 'Tuhan'. Tuhan menginginkan kita berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan-Nya bukan dengan perasaan terbeban, melainkan dengan kegembiraan yang meluap, karena Ia sendiri akan mendapati kita dan melayani kita untuk duduk makan bersama Dia.
Seseorang yang pinggangnya tetap dalam keadaan terikat dan pelitanya tetap dalam keadaan menyala, itu pertanda bahwa ia adalah benar-benar seorang hamba yang siap untuk melayani tuannya dalam situasi apapun termasuk ketika hari sudah gelap sekalipun. Kapanpun si hamba dibutuhkan untuk melayani tuannya, maka tuannya tidak perlu menunggu si hamba mengenakan dan mengikatkan jubahnya serta menyalakan pelitanya. Seorang yang percaya kepada Yesus harus siap kapan saja diminta untuk melayani dan berbuat baik bagi orang lain tanpa banyak alasan. Mari kita persiapkan hati, pikiran dan diri kita agar selalu siap kapan saja untuk melayani TUHAN. Karena itu, teruslah siap siaga dalam menanti kedatangan TUHAN. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar