Renungan hari ini:
KERAJAAN ALLAH BUKAN SOAL MAKANAN DAN MINUMAN
Roma 14:17-18 (TB) "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia"
Romans 14:17-18 (NET) "For the kingdom of God does not consist of food and drink, but righteousness, peace, and joy in the Holy Spirit. For the one who serves Christ in this way is pleasing to God and approved by people”
Kerajaan ALLAH itu tidak mengurusi soal makan dan minuman saja. Kerajaan Allah bukan berbicara soal berkat jasmani saja. Kerajaan Allah itu bersifat rohani. Kerajaan Allah itu berbicara soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita. Ketiga berkat rohani tersebut diberikan oleh Roh Kudus kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Karena itu di dalam diri orang percaya seharusnya ada sukacita yang senantiasa terpancar dalam kehidupannya sehari-hari. Artiya, dalam kehidupan orang percaya harus menjauhkan diri dari sifat fitnah dan gosif.
Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersukacita! Mengapa? Dalam Lukas pasal 15 Tuhan Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah melalui perumpamaan-perumpamaan: domba yang hilang, dirham yang hilang dan juga anak yang hilang. Kita patut bersukacita karena kita sebelumnya adalah seperti domba yang sesat dan terhilang, tetapi sekarang telah dibawa kembali oleh gembala yang baik ke dalam kandangNya yang aman.Kita sebelumnya seperti dirham yang telah hilang, tetapi sekarang telah didapat kembali; kita sebelumnya seperti anak yang terhilang, yang hampir saja mati kelaparan, kini telah kembali ke rumah Bapa yang berlimpah dengan kasih setia. Kita patut bersukacita karena dosa-dosa kita telah diampuni-Nya, sakit-penyakit kita disembuhkan-Nya dan kita yang dulunya berada dalam kegelapan kini telah dipindahkan ke dalam terang-Nya yang ajaib.
Perdebatan soal kerajaan Allah masih kuat dalam kehidupan jemaat di Roma. Karenanya Paulus memberikan penjelasan yang mendalam soal Kerajaan Allah itu. Makan dan minuman itu diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi Paulus melihat gejala yang tidak sehat di dalam jemaat Tuhan. Perihal makanan dan minuman masih menimbulkan kontroversial di kalangan jemaat. Sebab orang yang mau menjadi Kristen berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, sehingga mereka yang terbiasa berpantang makanan tertentu masih melanjutkan tradisinya itu setelah menjadi Kristen. Paulus mengatakan bahwa tidak ada yang salah dan benar dalam hal ini. Yang terpenting adalah kasih. Bagaimana caranya supaya kita makan dan minum, ataupun melakukan hal-hal lainnya berdasarkan kasih, dan tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Paulus hendak mengajak jemaat Roma agar tidak perlu berdebat sengit mengenai hal-hal yang sepele,masalah makanan, karena makanan tidak menyelamatkan kita. Yang penting adalah lakukan semuanya itu berdasarkan kasih. Sebab Kerajaan Allah adalah soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus.
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah sebenarnya Kerajaan Allah menurut Paulus?
Pertama, Kerajaan Allah dapat dihadirkan dalam kehidupan seseorang yang hidup di dalam kebenaran. Kata kebenaran di sini adalah dikaiosune (δικαιοσύνη), artinya adalah kebenaran yang bertalian dengan perilaku atau perbuatan. Orang yang hidup dalam kebenaran adalah orang yang berperilaku selalu sesuai dengan kehendak Allah, baik setiap kata yang diucapkan, gerak pikiran dan perasaan dan kelakuannya. Kebenaran yang dimaksud dalam ayat ini bukan kebenaran yang didasarkan pada hukum, tetapi kebenaran yang didasarkan pada moral atau kesucian Allah sendiri. Karena Roh Kudus dimateraikan dalam kehidupan kita, maka Roh Kudus akan memampukan orang percaya untuk mencapai kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan.
Kedua, orang yang hidup dalam Kerajaan Allah adalah orang-orang yang memiliki damai sejahtera dan sukacita. Damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus menunjukkan suasana jiwa yang positif. Saat kita hidup dalam berpikiran positif maka kehadiran Tuhan yang diwakili oleh Roh Kudus, membuat segala tindakan kita menjadi baik. Ini bukan sesuatu yang bersifat mistis, artinya bukan sesuatu yang dapat dirasakan tanpa pengertian, seperti misalnya tiba-tiba dapat merasakan kebahagiaan tanpa ada alasan dan dasarnya. Tetapi damai sejahtera dan sukacita ini dibangun juga oleh pengertian-pengertian terhadap kebenaran Firman Tuhan. Pengertian-pengertian oleh kebenaran Firman Tuhan dapat dimiliki seseorang oleh karena tuntunan Roh Kudus.
Damai sejahtera dan sukacita di sini tidak bisa dipisahkan dari dua hal: Pertama, kehadiran Allah Bapa dan Tuhan Yesus yang diwakili oleh Roh Kudus. Dengan demikian, tidak mungkin seseorang bisa merasakan damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus tanpa persekutuan dengan Dia.
Kedua, seseorang harus hidup dalam kesucian Tuhan dengan karakter yang baik sesuai dengan kehendak Allah. Tidak mungkin seseorang dapat menikmati damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus tanpa memiliki karakter yang baik sesuai dengan kesucian Allah. Dalam hal ini, sebenarnya yang menentukan apakah seseorang menikmati damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus adalah karakternya sendiri. Kalau damaisejahtera dan sukacita oleh dunia dapat dinikmati setiap orang tanpa syarat-syarat tertentu, tidak demikian dengan damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Terkait dengan hal ini Tuhan Yesus menyatakan: Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Pernyataan Tuhan Yesus di sini memuat satu maksud bahwa untuk menikmati damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus sangat bersyarat, tidak seperti damaisejahtera dan sukacita oleh dunia. Hanya orang yang hidup dalam penurutan terhadap kehendak Allah yang dapat menikmati damai sejahtera dan sukacita-Nya. Karena itu, marilah wujudkan Kerajaan Allah itu dalam hidup kita masing-masing. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar