Renungan hari ini:
YESUS GEMBALA YANG BAIK
Yohanes 10:11 (TB) "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya"
John 10:11 (NET) “I am the good shepherd. The good shepherd lays down his life for the sheep”
Yesus menggunakan gambaran tentang gembala, kawanan domba, para pencuri dan perampok, untuk menggambarkan hubungan antara diri-Nya, para pengikut-Nya yang sejati, dan orang-orang yang ingin memisahkan Allah dan umat Allah. Mengapa Yesus menggambarkan kita sebagai kawanan domba, bukan binatang lain yang lebih kuat seperti gajah, singa, atau gorilla, ini menjelaskan keadaan kita yang lemah tidak berdaya, mudah tersesat dan selalu dalam keadaan bahaya.
Karena kita seperti domba yang lemah maka kita membutuhkan gembala yang dapat membimbing, menuntun kita ke jalan yang benar dan melindungi kita dari serangan si jahat. Ada dua macam gembala: pertama, gembala yang baik yaitu gembala yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Kedua, gembala upahan, yaitu gembala yang bukan gembala yang memilik domba-domba itu sendiri, sehingga ketika melihat serigala datang, gembala ini meninggalkan domba-dombanya dan lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Karakter seorang gembala adalah tekun, tulus, teliti, ulet, setia dan bertanggung jawab. Jika seekor domba tersesat, ia akan berusaha mencari untuk menemukannya kembali. Jika ada domba yang luka, ia akan berusaha membalut lukanya agar sembuh. Karakter seorang gembala ini, menjadi alasan bagi Yesus untuk memberi gambaran tentang diri-Nya, sehingga lebih mudah diterima oleh para pendengar-Nya.
Yesus adalah gembala yang tidak tega bila umat-Nya luka, menderita dan sesat. Yesus ingin agar setiap pengikut-Nya memiliki pribadi dan karakter seorang gembala yang tulus, setia, tekun, ulet dan bertanggung jawab. Semua ini adalah sikap bajik yang diharapkan ada pada setiap murid Yesus di mana mereka berada untuk menjadi berkat dan hadiah bagi sesama.
Pada saat Tuhan Yesus menyatakan Diri-Nya: “Akulah gembala yang baik,” ini berarti Yesus menyatakan ada kualitas tertentu yang dimiliki oleh Sang Gembala tersebut sehingga ia disebut sebagai “Gembala yang Baik.” Kualitas dari seorang gembala yang baik ialah:
Pertama, Ia memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Pada bagian ini Tuhan Yesus mengkontraskan gembala yang baik dengan mereka yang ha- nyalah seorang upahan. Para upahan ini bukan pemilik domba dan mereka tidak memperhatikan domba-domba tersebut (ay. 13). Bahkan ketika ada serigala datang, mereka akan meninggalkan domba-domba itu lalu lari karena yang mereka perhatikan ialah diri mereka sendiri (ay. 12). Lain halnya dengan gembala yang baik, karena gembala yang baik justru memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Yang menjadi fokus dari gembala yang baik ialah domba-dombanya dan bukan diri mereka sendiri. Itulah sebabnya ketika serigala datang maka gembala tersebut akan memberikan nyawanya sebagai pengganti agar domba-dombanya tidak dimangsa. Inilah juga yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika Ia mati menggantikan hukuman dosa kita di atas kayu salib. Kita yang seharusnya binasa karena dosa-dosa kita, namun Tuhan Yesus memberikan Diri-Nya untuk menanggung dosa-dosa kita. Jadi, ketika Tuhan Yesus berkata: “Akulah gembala yang baik,” maknanya ialah “Tuhan Yesus memberikan nyawa-Nya supaya kita memiliki hidup yang kekal.”
Kedua, Ia mengenal domba-domba-Nya. Di ayat yang ke-14, Yesus menegaskan bahwa sebagai gembala yang baik, Ia memiliki kualitas yang unik yakni Ia mengenal domba-domba-Nya. Biarpun domba-domba kelihatannya hampir sama semuanya namun gembala yang baik dapat melihat perbedaan antara domba yang satu dengan domba yang lain. Hal ini menunjukkan ada pengenalan yang dalam dari Sang Gembala terhadap domba-dombanya sehingga ia dapat mengenal setiap dombanya. Bukankah ini adalah berita yang sangat indah karena Tuhan Yesus mengenal setiap kita? Saat Tuhan mengenal kita, ini juga berarti Ia tahu dengan jelas semua pergumulan, kepahitan, kekecewaan, dan bahkan semua kebutuhan kita. Lalu mengapa kita harus kuatir seakan-akan kita berjuang sendiri di dunia ini tanpa ada yang menolong kita?
Selain itu, di ayat 14 juga ada bagian yang indah yakni ada frasa “dan domba-domba-Ku mengenal Aku.” Ini berarti seharusnyalah domba-domba mengenal gembalanya, mengenal suara gembalanya. Pertanyaannya ialah: “Kenalkah kita dengan gembala kita? Kenalkah kita dengan suara gembala kita?” Jangan sampai kebisingan dunia dan hiruk pikuk kesibukan kita membuat kita kurang mengenal gembala kita dan bahkan tidak dapat lagi mendengar suaranya. Karena itu, marilah kita taat dan tunduk kepada Sang Gembala yang Baik itu agar kita memperoleh perlindungan-Nya. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar