Renungan hari ini:
KESETIAAN ELISA PADA ELIA
2 Raja-raja 2:12 (TB) Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan.
2 Kings 2:12 (NET) While Elisha was watching, he was crying out, “My father, my father! The chariot and horsemen of Israel!” Then he could no longer see him. He grabbed his clothes and tore them in two
Sepuluh tahun lamanya Elisa mengikuti Elia dalam pelayananya sebagai nabi. Elisa yang senantiasa setia mengikuti Elia kemanapun pergi, bahkan hingga akhir langkah Elia yang terangkat ke sorga dengan kereta kuda berapi.
Hubungan Elia dan Elisa tidak lagi hanya sebatas guru dengan murid, namun jauh lebih dari situ, Elisa memperlihatkan kesetiaannya sudah seperti hubungan anak dan bapak. Hal ini terlihat dalam nas ini, yakni: Pertama, melalui permintaan Elisa yang meminta dua bagian roh Elia. Sesuai dengan adat Yahudi, anak sulung berhak mendapat dua bagian warisan. Kedua, ketika Elia di bawa oleh kereta kuda berapi, Elisa berteriak, "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!"
Namun demikian, Elisa bukan hendak meminta harta, namun roh Elia sebagai seorang nabi dapat diterimanya. Permintaan Elisa untuk menerima dua bagian roh dari Elia tentu bukan hal yang mudah, sebagaimana dikatakan oleh Elia, “Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi." Sebab roh untuk bernubuat sebagai nabi bukanlah warisan yang dapat diturunkan, melainkan itu adalah pemberian Allah, dan Allah berhak memberikan karunia itu kepada siapa pun.
Dari nas ini dapatlah kita melihat, bahwa ternyata permintaan dari Elisa itu dikabulkan oleh Tuhan, dan Elisa menjadi penerus pelayanan Elia sebagai seorang nabi.
Jika kita melihat bagaimana kesetiaan dan kesungguhan Elisa mengikuti Elia, kita akan teringat akan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus Tentang hamba yang setia “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar” (Luk. 16:10a).
“Proses tidak akan menghianati hasil”demikianlah pepatah yang sering kita dengar. Kesetiaan dan kesungguhan Elisa mengikuti Elia tidaklah sia-sia. Elisa telah memperlihatkan dirinya sebagai murid yang setia dan kesungguhannya untuk mengikuti segala perbuatan Tuhan melalui nabi Elia akhirnya mendapatkan karunia Tuhan untuk pekerjaan yang lebih besar lagi sebagai pengganti Elia.
Melalui nas ini, firman Tuhan hendak mengingatkan komitmen dan kesetiaan kita sebagai pengikut Kristus. Seperti apa kesetiaan dan kesungguhan kita dalam mengikut Yesus. Apakah kita pengikut Yesus yang setia dalam pengajaran-Nya?
Ada orang Kristen yang merindukan mujizat, berkat dan pertolongan Tuhan, namun tidak mau untuk di tempah, di bentuk dan di proses oleh Tuhan. Meminta berkat tidak pernah lupa, namun melakukan firman Tuhan selalu lupa dan mungkin saja melupakannya.
Baiklah kita merenungkan kembali apa yang di tuliskan oleh rasul Paulus “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor. 15: 58)
Jerih payah dan persekutuan kita dengan Tuhan tidak akan sia-sia. Kesetiaan kita untuk selalu mempercayakan diri pada Tuhan saatnya akan menghasilkan buah yang manis. Tuhan Yesus berfirman “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” (Why. 2: 10). Kiranya Tuhan menolong kita untuk mampu menjadi hamba yang setia pada akhirnya.(rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar