Renungan hari ini:
DI DALAM DIA KITA DIBENARKAN
2 Korintus 5:21 (TB) "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah"
2 Corinthians 5:21 (NET) "God made the one who did not know sin to be sin for us, so that in him we would become the righteousness of God”
Manusia tidak bisa membenarkan dirinya sendiri. Segala usaha pembenaran diri manusia selalu gagal. Manusia yang berdosa tidak akan bisa berdamai dengan ALLAH yang Maha Kudus. Perdamaian manusia berdosa hanya terjadi melalui Yesus. Yesus yang tidak berdosa dijadikan berdosa menggantikan manusia yang berdosa agar manusia yang berdosa itu menjadi kudus dan suci. Dengan kekudusan manusia oleh Yesus itulah membuat manusia bisa bertemu dan berdamai dengan ALLAH.
Pernyataan “Di dalam Dia kita dibenarkan” dapat kita temukan dalam 2 Korintus 5:21 yang merupakan sebuah konklusi yang menakjubkan dari seorang rasul Paulus. Ia menyatakan bahwa Yesus yang tak berdosa sama sekali dalam totalitasnya, telah dibuat oleh Allah menjadi dosa. Tetapi ketakjuban itu tak sampai di situ saja, karena Paulus menunjukan apakah tujuan Allah membuatnya menjadi dosa karena kita, yaitu supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Inilah satu-satunya manusia yang dijadikan berdosa untuk menghasilkan pembenaran bagi kita dalam sebuah cara yang menunjukan bahwa sekalipun Ia telah dibuat-Nya berdosa, sama sekali tak menjadikan Yesus adalah taklukan dosa, tetapi seorang penakluk dan pembebas manusia dari kuasa dosa, yang dalam bahasa Paulus: dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Wujud bahwa memang benar Yesus telah dibuat Allah menjadi dosa, sungguh begitu vulgar, dan pasti siapapun akan sulit untuk tidak mengatakan bahwa Dia adalah manusia berdosa, jika tidak mengapa Allah membiarkannya dalam sengsara dan salib? Mari kita perhatikan rentet catatan Alkitab berikut ini yang akan mengantarkan kita untuk mendapatkan gambaran besar pada bagaimana Yesus memasuki sebuah fase kehidupan sebagai seorang pesakitan atau terdakwa dengan dakwaan seorang manusia yang sangat bersalah dan sangat tercela, sekalipun ia terbukti secara publik sebagai manusia tanpa salah sama sekali:
Rasul Paulus menyatakan kebenaran ini dalam sebuah ekspresi yang sangat jitu: Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, untuk menunjukan kemahakudusan Yesus Sang Mesias dalam Ia harus mengalami derita dan kematian itu. Bahwa "dibuat-Nya menjadi dosa"merupakan cara Allah memperhitungkan dosa manusia yang seharusnya dimurkai, pada Yesus dengan sebuah tujuan final dalam peristiwa kelam itu, agar dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Statement atau pernyataan Rasul Paulus yang sukar itu, sejatinya, hanya bisa dijelaskan oleh bagian nubuat nabi Yesaya berikut ini: ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Bagaimana mungkin Ia berdosa tetapi juga menanggung banyak dosa dan berdoa bagi manusia berdosa? Penjelasan untuk ini hanya terjelaskan pada bagian nubuat ini: tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Itu sebabnya kini kita memahami mengapa rasul Paulus ketika menuliskan tentang Yesus, ia menyatakannya begini: Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita.
Ini sukar untuk dipahami dan dimengerti sebagai kebenaran tentang Yesus Kristus? Ya.. memang benar. Itu sebabnya nubuat Yesaya ini dibuka dengan statement atau pernyataan yang berbunyi: Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar?
Yesus Sang Mesias dalam catatan Injil Yohanes menyampaikan peristiwa kematian dengan segenap kesengsaraannya sebagai sebuah hal yang bernilai mulia baik pada dirinya sendiri dan peristiwa itu sendiri. Tentu saja ia memahami kedukaan para muridnya dan kegetiran peristiwa itu sendiri, namun dalam semua itu ia menunjukan bahwa Ia memang datang untuk itu sebagai sebuah penggenapan kehendak Bapa yang akan menghasilkan berita gembira bagi dunia.
Realita dibalik statement Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, sangat besar. Bukan saja membawa dampak pada jiwa-jiwa manusia yang dijamah oleh kebenaran ini, tetapi memberikan revolusi jiwa dari condong kepada perbudakan dunia kepada jiwa yang mengenal kebenaran yang membebaskannya untuk berdiri menyatakan kebenaran itu melalui aktualisasi dirinya sehari-hari dan berani hidup demi kebenaran sekalipun itu bisa berarti kehilangan seluruh dunia ini dan bahkan nyawa ini karena Yesus Kristusdan kebenarannya. Dan Yesus adalah manusia pertama bagi kita yang menunjukan dirinya sebagai pengenap pada segenap totalitas perkataannya, yang dijalaninya sebagai manusia yang telah diperhitungkan diantara pemberontak-pemberontak untuk menanggung dosa banyak orang dan berdoa bagi para pemberontak-pemberontak itu. Ia menyerahkan tubuhnya untuk mengalami bentuk terburuk kerusakan jiwa manusia yang diperbudak dosa, perwujudannya secara sempurna terpatri pada sekujur tubuh dan jiwanya yang benar tanpa salah, tanpa cemar, tanpa dosa- Ia mati sebagai Manusia dan sekaligus sebagai Anak Allah. Pilatus berkata lihatlah manusia itu, sementara orang-orang Yahudi menghukumnya karena perkataan Yesus tentang dirinya sendiri adalah Anak Allah yang membuat Pilatus mengalami ketakutan yang tak pernah dialaminya sebagai manusia berkuasa untuk menentukan kematian atau tidak pada diri Yesus saat itu. Karena itu, kita patut berterimakasih kepada Yesus atas kerelaan-Nya menjadi berdosa menggantikan kita agar kita bisa berdamai dengan ALLAH. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar