KOTBAH KENAIKAN TUHAN YESUS
Kamis, 21 Mei 2020
“YESUS NAIK KE SURGA, ORANG PERCAYA MEMBERITAKAN INJIL”
Kotbah: Markus 16:15-20 Bacaan: Ibrani 11:1-6
Hari ini kita memperingati Hari Besar Umat Kristen yang Keempat, yakni: Hari Kenaikan Yesus ke Surga” (sebelumnya Natal, Jumat Agung, Paskah). Dalam perayaan ini tema yang akan kita renungkan adalah YESUS NAIK KE SURGA, ORANG PERCAYA MEMBERITAKAN INJIL”. Tema ini menarik dibahas dan direnungkan, sebab peristiwa kenaikan Yesus ke surga membawa sebuah era baru bagi orang percaya. Mengapa? Karena selama Yesus berada di dunia ini, tugas penginjilan itu berada di pundak Yesus. Itu sebabnya Yesus mengajar, berkotbah, membuat tanda mujizat bagi setiap orang yang bersamanya dan yang datang menjumpainya. Artinya, selama Yesus di dunia ini, Dia melakukan pembekalan yang baik dan serius serta pelatihan bagi para murid-Nya agar tugas itu kelak bisa dilanjutkan mereka. Setelah Yesus naik ke surga, tugas penginjilan, pengajaran, membuat tanda mujizat beralih kepada para murid-Nya. Para murid menjadi penanggungjawab utama atas pekerjaan Yesus yang belum selesai di dunia ini.
Sebelum Yesus naik ke surga, Yesus memberikan mandat Injil kepada para pengikut-Nya untuk menyerukan pertobatan, keselamatan, penghakiman Allah, dan baptisan dalam nama Yesus (ay. 15-16). Tak hanya itu, mereka diberi kuasa untuk melakukan perkara-perkara besar, seperti: mengusir roh jahat, berbicara dalam bahasa-bahasa baru, menyembuhkan orang sakit, dan sebagainya (ay. 17-18). Semua tanda yang menyertai pelayanan mereka membuktikan bahwa kuasa Yesus ada bersama orang percaya (ay. 20).
Apa Pesan Teks bagi Kita?
Jika kita medalami teks kotbah hari ini ada beberpa pelajaran penting yang harus kita renungkan, yakni:
Pertama, Yesus memberikan mandate penginjilan bagi kita (ay. 15). Dalam ayat ini Yesus mulai memberi perintah kepada murid-murid-Nya. Artinya murid-murid Yesus siapapun itu memiliki kewajiban/tugas untuk meneruskan misi yang sudah dirintis oleh Kristus sendiri. Setiap orang percaya adalah juga murid Kristus yang punya tanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet yang telah dimulai oleh Kristus sendiri. “… Pergilah ke seluruh dunia” “Poreuthentes eis ton kosmon”
Kristus menegaskan bahwa misi Injil/Penyelamatan itu bersifat universal. Bukan hanya terbatas kepada wilayah Israel. Kepada seluruh dunia/kosmon menunjuk kepada daerah geografis yang ada didunia ini, di planet bumi ini.
Ketika Kristus naik ke surga, Injil itu bersifat universal dan mengatasi batas-batas geografis.
Kristus menegaskan bahwa misi Injil/Penyelamatan itu bersifat universal. Bukan hanya terbatas kepada wilayah Israel. Kepada seluruh dunia/kosmon menunjuk kepada daerah geografis yang ada didunia ini, di planet bumi ini.
Ketika Kristus naik ke surga, Injil itu bersifat universal dan mengatasi batas-batas geografis.
Kemudian dikatakan: “…beritakan Injil kepada segala makhluk” “apanta keruksate to euangelion pase te ktisei” Di sini ada kata perintah untuk keruksate yang bermakna proklamirkan, beritakan Injil. Kata proklamirkan itu bermakna sebuah kata yang bernada kemenangan. Karena Kristus yang sudah bangkit, menang atas maut itu menjadi inti pusat dari berita Injil.
Pemberitaan Injil haruslah berpusat kepada Kristus. Pemberitaan Injil yang hanya bersifat seruan moral tanpa berpusat pada Kristus itu bukan merupakan berita Injil yang penuh. Pemberitaan Injil berarti memproklamirkan bahwa Kristus yang sudah bangkit itu berkuasa atas segala sesuatu yang menyediakan keselamatan bagi semua orang yang percaya. Dikatakan beritakan Injil kepada SEGALA makhluk/ktisei/ciptaan. Artinya di sini kembali ditekankan bahwa berita Injil itu universal. Untuk segala suku bangsa. Bukan hanya untuk orang Yahudi saja. Dalam Matius 28:19 dikatakan bahwa Kristus memerintahkan kepada murid-muridNya untuk menjadikan segala bangsa/ pan ta ethne. Segala etnis baik negro, Indian, dll semua menjadi sasaran berita Injil yang bersifat universal.
Pemberitaan Injil haruslah berpusat kepada Kristus. Pemberitaan Injil yang hanya bersifat seruan moral tanpa berpusat pada Kristus itu bukan merupakan berita Injil yang penuh. Pemberitaan Injil berarti memproklamirkan bahwa Kristus yang sudah bangkit itu berkuasa atas segala sesuatu yang menyediakan keselamatan bagi semua orang yang percaya. Dikatakan beritakan Injil kepada SEGALA makhluk/ktisei/ciptaan. Artinya di sini kembali ditekankan bahwa berita Injil itu universal. Untuk segala suku bangsa. Bukan hanya untuk orang Yahudi saja. Dalam Matius 28:19 dikatakan bahwa Kristus memerintahkan kepada murid-muridNya untuk menjadikan segala bangsa/ pan ta ethne. Segala etnis baik negro, Indian, dll semua menjadi sasaran berita Injil yang bersifat universal.
Kedua, setiap orang percaya diselamatkan dan yang tidak percaya dihukum (ay. 16). Kemudian Yesus berkata bahwa orang-orang yang menjadi percaya kepada berita Injil itu haruslah dibabtis. Baptisan menggambarkan lambang penggabungan diri kepada sebuah kelompok. Jika kita dibabtis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus berarti kita sedang mengadakan perjanjian untuk bergabung ke dalam timnya Allah. Kita bukanlah kelompok dunia lagi. Kita adalah anggota kerajaan Allah. Hal ini memiliki konsekwensi untuk kita belajar memiliki etika hidup sebagai warga kerajaan surga.
“… siapa yang tidak percaya akan dihukum”
Orang-orang yang mendengar berita Injil tetapi mengeraskan hati dan tidak membuka diri untuk menerima berita Injil maka mereka sedang menaruh hidupnya dibawah penghukuman. Sebenarnya yang ditekankan disini bukan penghukuman Allah, namun lebih kepada akibat praktis dari menolak berita Injil. Seperti misalnya; jika orang tidak pakai helm kemudian kecelakaan dan kepalanya gegar otak, maka apakah orang itu menjadi gegar otak karena dihukum polisi? Tentu tidak. Lebih tepat dikatakan bahwa orang tersebut menjadi celakan sebagai akibat menolak imbauan Polisi. Demikian juga manusia yang tidak menerima berita Injil akan menjadi celaka sebagai akibat penolakan mereka sendiri.
Ketiga, Yesus memberikan kuasa kepada orang percaya dalam melakukan tugas penginjilan (ay. 17-18). Dalam ayat 17 dikatakan bahwa tanda-tanda ini akan menyertai orang percaya. Allah mengaruniakan tanda kepada orang percaya yang mau memberitakan Injil. Tanda-tanda ini tidak akan bekerja jika tidak ada pemberitaan Injil. Ketika Injil terlebih dahulu diberitakan maka tanda-tanda ini mengikutinya. Ada banyak orang saat ini mengharapkan tanda namun mereka tidak mau memberitakan Injil. Di sepanjang Kitab Injil Yesus memberikan contoh bahwa Dia terlebih dahulu memberitakan Injil barulah Dia melakukan tanda-tanda tersebut. Karena dalam pemberitaan Injil ada firman yang disampaikan. Di mana firman disampaikan di sana menimbulkan iman. Iman inilah yang menarik kuasa Allah turun atas manusia.
Orang-orang yang mendengar berita Injil tetapi mengeraskan hati dan tidak membuka diri untuk menerima berita Injil maka mereka sedang menaruh hidupnya dibawah penghukuman. Sebenarnya yang ditekankan disini bukan penghukuman Allah, namun lebih kepada akibat praktis dari menolak berita Injil. Seperti misalnya; jika orang tidak pakai helm kemudian kecelakaan dan kepalanya gegar otak, maka apakah orang itu menjadi gegar otak karena dihukum polisi? Tentu tidak. Lebih tepat dikatakan bahwa orang tersebut menjadi celakan sebagai akibat menolak imbauan Polisi. Demikian juga manusia yang tidak menerima berita Injil akan menjadi celaka sebagai akibat penolakan mereka sendiri.
Ketiga, Yesus memberikan kuasa kepada orang percaya dalam melakukan tugas penginjilan (ay. 17-18). Dalam ayat 17 dikatakan bahwa tanda-tanda ini akan menyertai orang percaya. Allah mengaruniakan tanda kepada orang percaya yang mau memberitakan Injil. Tanda-tanda ini tidak akan bekerja jika tidak ada pemberitaan Injil. Ketika Injil terlebih dahulu diberitakan maka tanda-tanda ini mengikutinya. Ada banyak orang saat ini mengharapkan tanda namun mereka tidak mau memberitakan Injil. Di sepanjang Kitab Injil Yesus memberikan contoh bahwa Dia terlebih dahulu memberitakan Injil barulah Dia melakukan tanda-tanda tersebut. Karena dalam pemberitaan Injil ada firman yang disampaikan. Di mana firman disampaikan di sana menimbulkan iman. Iman inilah yang menarik kuasa Allah turun atas manusia.
Keempat, Yesus naik ke surga (ay. 19). Setelah misi pengutusan ini Yesus naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah. Duduk di sebelah kanan Allah adalah bahasa metaforis bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah sesuai Mazmur 110:1, “Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."
Menurut ayat ini Mesias duduk d isebelah kanan Allah. Artinya Mesias diberi mandate oleh Allah untuk menjalankan pemerintahan Allah atas dunia. Dengan kata lain Yesus sebagai manusia dalam misiNya sebagai Mesias, Dia memegang segala otoritas di surga dan di bumi dan juga di bawah bumi. Senada dengan hal ini matius merekam sabda Yesus dalam Injilnya.
“Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Kelima, Yesus menyertai kita sampai selama-lamanya (ay. 20). Saat kita mau memberitakan Injil Kristus ke seluruh dunia, maka Yesus berjanji akan turut bekerja dan meneguhkan firman yang kita beritkan itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. Itu artinya, Yesus tidak membiarkan kita melakukan tugas penginjilan itu.
Renungan
Apakah pesan Allah yang dapat kita renungkan dari perikop ini?
Pertama, Allah mau memberikan kesempatan kepada manusia sebagai mitra-Nya dalam misi keselamatan umat manusia.
Kedua, Allah tidak pernah membiarkan umat-Nya berjuang sendiri di tengah-tengah dunia dalam pewartaan Injil Kristus. Ia senantiasa mendampingi dan menyertai umat-Nya. Ketiga, Allah tidak mengutus umat-Nya tanpa perlengkapan perang. Allah memperlengkapi umat-Nya dengan kuasa-Nya.
Lalu apa respons kita? Mulailah dengan tindakan sederhana. Misalnya: tersenyumlah kepada orang yang kita temui. Bisa jadi itu adalah senyum yang pertama kali mereka dapatkan dalam satu hari ini. (rsnh)
Selamat merayakan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar