Renungan hari ini:
ALLAH YANG MENGAMPUNI DOSA
Mikha 7:18 (TB) "Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?"
Micah 7:18 (NET) "There is no other God like you! You forgive sin and pardon the rebellion of those who remain among your people. You do not remain angry forever, but delight in showing loyal love”
Mengampuni suatu kata yang pendek, namun memiliki waktu yang Panjang untuk merealisasikannya. Lebih muah menyakiti daripada mengampuni. Kita lebih sering melakukan tindakan yang menyakiti hati manusia dan tentu juga TUHAN dibandingkan tindakan yang mengampuni. Mengampuni adalah hal yang sulit untuk dilakukan oleh kita sebagai manusia, apalagi perbuatan yang dilakukan atas tindakan kita yang fatal. Tetapi mengampuni itu perlu dilatih agar hidup kita bahagia, nyaman, aman dan tenang. Saat kita tidak dapat mengampuni kesalahan seseorang atas diri kita, maka kita akan berada di zona tidak nyaman dan aman. Mengapa kita harus mengampuni sesama kita? Sebab Yesus lebih dulu mengampuni kita dari tindakan kita yang tidak setia dan taat kepada-Nya.
Dalam perikop ini, dijelaskan bahwa Allah mengampuni manusia yang telah melenceng jalan-Nya. Allah mengampuni manusia bukan hanya sekedar kata-kata manis untuk menyenangkan hati manusia. Melainkan kata mengampuni ini diartikan dengan menghapus segala kesalahan mereka di masa lampau. Hal ini dilakukan Allah karena kasih setia dan anugerah-Nya. Jadi, Allah mengampuni dengan kasih setia dan anugerah-Nya. Bagaimana dengan kita?
Allah Israel adalah Allah yang memberikan pengampunan dengan limpah-Nya. Hal itu terlihat jelas dalam pengalaman bangsa Israel. Berulangkali bangsa itu meninggalkan Allahnya, tetapi Allah senantiasa berpaling kembali kepada bangsa yang tegar tengkuk ini. Kisah di dalam kitab para Hakim adalah salah satu contoh bagaimana Allah mengampuni bangsa itu dengan limpah-Nya.
Kisah pengampunan di Perjanjian Lama (PL), kita juga temukan di dalam Perjanjian Baru. Paulus mengatakan di dalam surat Efesus bahwa Allah mengampuni orang berdosa dengan limpah-Nya, sesuai dengan kekayaan kasih karunia-Nya (bnd. Ef. 1:7-8). Jadi, bagi kita pengampunan Allah didapatkan dengan limpahnya. Jalannya hanya satu saja, yakni mengampuni. Yohanes mengatakan di dalam suratnya yang pertama: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yoh. 1:9).
Jika Nabi Mikha mengajukan sebuah pertanyaan: “Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa…” maka jawab kita ialah: tidak ada yang lain selain Engkau saja. Kristuslah yang sepadan dengan Allah Israel karena Mesias ada berasal dari Allah Israel. Di dalam Kristus kita menemukan pengampunan dengan limpahnya.
Namun ada satu hal yang perlu kita perhatikan bersama, dari nas bacaan ini. Nabi Mikha berbicara tentang “sisa-sisa milik-Nya”. Istilah sisa ini bermula kita dengar dalam kisah Nabi Elia. Tuhan mengatakan bahwa Ia telah menyisakan tujuh ribu orang Israel yang tidak sujud menyembah Baal. Elia merasa dia sajalah orang yang setia kepada Allah Israel. Kaum Israel sejati hanyalah sisa yang dipilih Allah sebagai umat pilihan-Nya.
Sekarang melalui nabi Mika ini, kita diingatkan bahwa Allah mengampuni kita dengan kasih setia dan anugerah-Nya. Ketika kita memperoleh pengampunan dari Allah, maka kita juga diajari untuk mengampuni sesama kita. Mungkin barangkali kita pernah mengampuni seseorang di depan umum, hal ini terpaksa kita lakukan agar tidak dipermalukan atau dikatakan sombong oleh khalayak ramai. Namun setelah maaf maafan dilakukan, masih belum puas di dalam hati, sehingga cerita demi cerita masih berlanjut.
Hanya mereka yang sudah dipilih Allah sajalah yang menerima pengampunan Allah dari keberdosaannya. Kepada mereka yang menerima pengampunan, mereka mengalami kasih setia Allah dengan limpahnya. Untuk orang yang diampuni, mereka tidak akan berhadapan dengan murka Allah atas dosa-dosanya. Sebab Kristus telah menerima penghukuman oleh karena keberdosaan umat manusia. Di kayu salib itu, hukuman terhadap dosa telah dijatuhkan. Sehingga dosa telah diselesaikan. Sekarang yang tinggal adalah kasih setia Allah yang senantiasa baru setiap pagi. Karena itu, berikanlah pengampunan bagi sesama kita yang menyakiti hati kita sama seperti ALLAH yang mengampuni dosa kita hanya karena anugerah-Nya bagi kita. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar