Renungan hari ini:
TUHAN MENYEGARKAN JIWAKU
Mazmur 23:3 (TB) "Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya"
Psalms 23:3 (NET) "He restores my strength. He leads me down the right paths for the sake of his reputation”
TUHAN menyegarkan itu berarti ada pemulihan atau refresh dari jiwa yang letih menjadi jiwa yang segar kembali. Karena banyaknya pergumulah hidup di dunia ini, maka jiwa kita pun mengalami gangguang. Ada yang gangguannya sedikit maka ia pusing, lebih berat lagi maka ia stress, makin berat lagi bisa menjadi depresi dan akhirnya bisa menjadi stroke. Jiwa yang mengalami gangguan perlu disegarkan kembali. Penyegaran jiwa hanya mampu dilakukan oleh TUHAN. Penyegaran yang dilakukan dunia sifatnya kesenangan sementara saja, lalu akan terulang lagi jiwa yang tertekan itu.
“Mengembalikan kepada posisi yang semula” ada kaitannya dengan “menyegarkan jiwaku”. Pada saat Tuhan mengembalikan berkat kita kepada posisi yang semula, maka ini akan menyegarkan jiwa kita. Raja Daud pada saat menulis kitab Mazmur 23, tidak berada dalam keadaan yang baik (diberkati). Kitab Mazmur 23 ini ditulis pada saat Raja Daud sedang menghadapi pemberontakan dari Absalom, putra sulungnya, yang dia kasihinya. Seperti tertulis dalam kitab 2 Samuel 15, Raja Daud menghindar dari Absalom dengan meninggalkan kerajaannya, walaupun Raja Daud dapat dengan mudah mengalahkan Absalom dengan kekuatan dan kegagahan panglima perang yang ia miliki. Namun karena kasihnya kepada Absalom, Raja Daud rela keluar dari kenyamanannya dan lari ke padang gurun Mahanaim (2 Sam. 17:24).
2 Sam 17:29 juga menggambarkan keberadaan Raja Daud dan pengikutnya yang lapar, haus dan tertekan oleh keadaan ini. Di padang gurun Mahanaim inilah, Raja Daud menulis kitab Mazmur 23. Dia merenungkan bagaimana Tuhan menyegarkan jiwanya. Jiwa terdiri atas; pikiran, perasaan dan kehendak. Dalam hal ini, Raja Daud mengalami penyegaran dan pembaharuan dalam jiwanya bukan hanya secara jasmani saja.
Paulus dalam kesaksian hidupnya juga mengalami hal yang sama. Itu sebabnya ia berkata, “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari” (2 Kor. 4:16). Dibaharui dalam bahasa Yunani adalah “Kainos” yang mempunyai arti diperbaharui dengan keadaan yang baru dan berbeda setiap hari. Untuk mengalami pembaharuan (Kainos) ini diperlukan pembaharuan akal budi (Rm. 12:2).
Seringkali kita berpikir bahwa pada saat kita melalukan perbuatan yang benar di mata Tuhan, kita tidak akan mengalami tekanan, namun pengertian ini tidaklah benar. Dari pembacaan Alkitab di atas kita dapat menyimpulkan bahwa pada saat Raja Daud melakukan tindakan yang benar, dia tetap mengalami tekanan yang besar. Mazmur 42:11 dengan jelas menuliskan bagaimana jiwa Raja Daud tertekan oleh persoalan yang dia hadapi. “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!.
Pendapat lain mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai iman yang kuat tidak akan goyah oleh tekanan yang dihadapi. Pendapat ini juga tidaklah benar karena dari pembacaan di atas kita mengerti bahwa Raja Daud juga goyah imannya dikarenakan pemberontakan Absalom. Namun satu hal yang penting untuk dimengerti bahwa pada saat “tertekan” dan “goyah” Raja Daud tidak berharap pada manusia, melainkan kepada Tuhan. Ini merupakan pelajaran yang sangat penting dan perlu diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena itu, apa pun yang membuat jiwa kita goyah dan tertekan datanglah kepada TUHAN maka TUHAN pasti akan menyegarkan jiwa kita. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar