Renungan hari ini:
KESALEHAN AYUB
Ayub 1:1 (TB) "Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan"
Job 1:1 (NET) "There was a man in the land of Uz whose name was Job. And that man was pure and upright, one who feared God and turned away from evil”
Kesalehan Ayub menjadi teladan orang sepanjang hidup. Banyak orang belajar dari cara hidupnya. Ayub adalah seorang yang diberkati oleh Tuhan. Dia hidupnya lurus, kaya dalam banyak hal, dan digambarkan sebagai orang terhebat di antara semua orang di timur. Ayub tidak menginginkan apa-apa dan dia diberkati dengan berlimpah oleh Tuhan. Dia mendapat manfaat dari perlindungan Tuhan. Bahkan Setan mengenali status Ayub sebagai disukai oleh Tuhan.
Ayub tahu bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan yang tidak berubah; setia untuk menegakkan karakternya yang tak bercacat, berlimpah berkat, dan perisai yang konsisten. Dengan kesalehan Ayub menjadi fondasi dasar bahwa Ayub layak menjadi pemimpin karena dia memiliki jiwa kepemimpinan itu. Dikatakan pada ayat ini bahwa Ayub adalah orang yang saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Seorang pemimpin, apalagi pemimpin Kristen selayaknya seperti sikap dan sifat Ayub tersebut.
Kepemimpinan dan manajemen Ayub berjalan lurus sesuai dengan pemikiran para pengamat pemimpin dan mereka yang pernah menjadi pemimpin. Sehingga, tampaknya menunjukkan sejumlah sifat yang universal. Beberapa sifat tersebut bersifat keturunan atau berkaitan erat dengan lingkungan khusus. Yang lainnya adalah sifat yang dipelajari. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipelajari dari kepemimpinan dan manajemen Ayub:
Pertama, dedikasi tanpa pamrih. Dalam diri seorang pemimpin ada keyakinan terhadap apa yang sedang dilakukannya, sasaran yang ingin diraihnya, alasan yang didukungnya, yang melampaui pribadinya.
Kedua, membutuhkan keberanian. Bertahan walaupun menghadapi berbagai rintangan yang nyata, membuat keputusan dengan informasi yang tidak memadai, mempertaruhkan reputasi dan kesejahteraan materi, membutuhkan keberanian yang didasarkan pada keyakinan. Sebagian besar dari keberanian ini akan menampakkan dirinya dalam ketegasan mengambil keputusan. Keputusan harus diambil. Orang lain boleh bimbang, namun pemimpin membuat keputusan dan melaksanakannya.
Ketiga, memiliki kerendahan hati. Yang menarik, hampir ada kesepakatan yang universal bahwa para pemimpin yang paling menonjol mempunyai kerendahan hati yang membuat mereka bersedia menerima tanggung jawab atas kegagalan dan juga keberhasilan.
Keempat, mampu mendengar orang lain. Selain hal-hal tersebut, seorang Ayub adalah pemimpin yang mau mendengarkan perkataan orang lain. Ia tidak mengandalkan diri sendiri. Ia berserah penuh kepada Allah sehingga Allahpun kemudian memulihkan keadaannya dua kali lipat. Karena itu, jadilah pemimpin yang memiliki karakter seperti Ayub. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar