Renungan hari ini:
RABI, ENGKAU ANAK ALLAH
Yohanes 1:49 (TB) Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
John 1:49 (NET) Nathanael answered him, “Rabbi, you are the Son of God; you are the king of Israel!”
Pengakuan tulus Natanael ini menjadi sebuah sikap yang patut kita puji dan teladani. Berbeda dengan murid lain yang gampang percaya, Natanael adalah orang yang tidak mudah percaya. Ia terpelajar, kritis dan melihat sosok Yesus dari sisi yang negatif. Yesus datang dari Nazaret, padahal Mesias tak mungkin datang dari kota itu. Tambahan lagi, Nazaret adalah kota yang mempunyai reputasi buruk di bidang moral. Jadi, mana mungkin orang dari Nazaret patut diperhitungkan?
Bertolak belakang dengan sikap Natanael, Yesus justru sabar melayaninya. Ia juga malah melihat Natanael dari sisi positif dan memunculkan kebaikan-kebaikan yang ada pada diri Natanael. Pertama, Yesus memuji ketulusan hati Natanael. Selanjutnya, Yesus menghargai ketekunan Natanael dalam mempelajari Hukum Taurat. Tak lupa, Yesus mengatakan bahwa Ia melihat Natanael di bawah Pohon Ara, suatu bentuk perhatian Yesus atas diri Natanael. Melihat kesabaran serta perhatian yang luar biasa, luluhlah hati Natanael.
Kerap kali kita menemukan orang yang menyebalkan seperti Natanael, selalu mengkritik dan melihat orang dari sisi negatif. Hari ini Yesus mengajarkan kepada kita, bahwa kesabaran serta perhatian yang tulus dapat mengubah hati banyak orang. Tuhan, berilah aku kesabaran manakala bertemu orang-orang yang sulit dan menjengkelkan.
Nathanael dalam Injil memberikan teladan hidup sebagai pribadi yang dengan tulus mau terbuka terhadap kehadiran Tuhan Yesus dalam dirinya. Karena itu, Tuhan Yesus berkata bahwa ia adalah seorang Israel sejati dan tanpa kepalsuan di dalam dirinya.
Tanpa kepalsuan berarti suatu identitas diri yang tampil sebagaimana adanya dirinya dengan kualitas hidup yang sungguh-sungguh memiliki ketulusan hati. Dalam hal ini Nathanael punya kualitas hidup yang dengan tulus mau terbuka dan menerima Yesus sebagai raja dan Tuhan yang hidup.
Karena itu, dalam Injil, Natanael berkata, “Rabi, Engkaulah Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” (Yoh. 1:49). Penerimaan dan pengakuan itu menunjukkan sebuah keyakinan, kepercayaan dan iman yang besar terhadap Tuhan Yesus. Percaya kepada Tuhan Yesus merupakan suatu kualitas hidup yang bermakna bagi dirinya, karena dalam Kristus, tampak sebuah cahaya harapan yang menyejukkan jiwa.
Selain itu, pengakuan Nathanael memberikan suatu pernyataan bahwa Tuhan Yesus adalah seorang Israel sejati, seorang Raja dan Anak Allah yang akan memberikan keselamatan kepada dunia. Dengan itu, pernyataan dan pengakuan terhadap identitas Yesus sebagai Tuhan bukan datang dari diri-Nya sendiri, tapi datang dari orang-orang yang melihat, percaya dan terbuka kepada-Nya.
Tuhan Yesus telah membuka diri-Nya untuk mengundang kita masuk dan menjadi bagian dari diri-Nya. Undangan itu menghasilkan suatu konsekuensi keselamatan bagi setiap orang yang percaya dan mau terbuka kepada kehendak-Nya.
Ketulusan hati untuk mau terbuka merupakan salah satu dasar yang dipakai untuk membangun relasi dengan orang lain. Memang keterbukaan terhadap kehadiran orang lain kadang memberi beban tersendiri dalam hidup kita, karena persisnya, kita belum tahu bagaimana tanggapan orang lain terhadap kita, apakah ia mau terbuka juga terhadap kita atau tidak.
Akan tetapi ketulusan atau kesungguhan hatilah yang menjadikan kita mampu dengan sungguh-sungguh boleh menerima orang lain sebagaimana adanya dirinya dalam hidup kita. Sekalipun ada penolakan terhadap kita. Itulah manusia dengan kehendaknya sendiri yang dengan bebas memilih mau terbuka atau tidak terhadap orang lain. Karena itu, marilah kita dengan tulus hati mengakui Yesus sebagai Anak Allah yang sejati sebagai bukti bahwa kita adalah pengikut-Nya. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar