Renungan hari ini:
HATI YANG BARU
Yehezkiel 36:26 (TB) "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat"
Ezekiel 36:26 (NET) "I will give you a new heart, and I will put a new spirit within you. I will remove the heart of stone from your body and give you a heart of flesh”
Jika kita perhatikan nas hari ini maka kita akan menemukan ada 2 kata kerja yaitu Kuberikan dan Menjauhkan. Apa makna dari “Kuberikan kamu hati yang baru”? Maksudnya adalah Bapa mau kita berubah dari hati yang sebelumnya, yakni dari tidak taat atau setia dalam menjalankan apa yang sudah dirancangkan bagi hidupkita menjadi hidup yang taat dan setia. Ada sebuah kerinduan di hati Bapa agar kita mau kembali dalam jalan yang sama dengan rancangan-Nya karena melalui hati yang baru, barulah kita dapat memahami isi hati Bapa. Kita diberikan juga roh yang baru di dalam batin kita menggantikan roh kedagingan yang selalu membawa kita untuk mengikuti apa yang ditawarkan oleh dunia. Setan tidak akan lagi memunculkan sosok yang menyeramkan untuk menakuti-nakuti kita, dia juga mengikuti perkembangan jaman secara teknolgi, coba perhatikan kekuatan social media hari ini seiring dengan perkembangan gadget yang super canggih sudah mempengaruhi pola hidup kita dan tanpa disadari oleh roh kedagingan perlahan tapi pasti mengajak kita masuk makin dalam kesesatan modern.
Dalam nas ini kita juga diajak untuk menjauhkan diri dari hati yang keras. Apa yang dimaksudkan dengan hati yang keras? Hati yang keras adalah orang-orang yang sangat sulit menerima pendapat orang lain, susah diajak berbicara atau diskusi dan selalu merasa benar dengan pendapatnya. Mereka lebih suka berdebat meskipun dalam hatinya setuju dengan pendapat kita. Orang yang keras hati akan sangat sulit dinasehati atau diubahkan karena kekerasan hatinya sangat menguasainya sehingga bertumbuh menjadi orang yang degil yang membutakan dan membawa kerugian untuk diri sendiri. Alkitab banyak menggambarkan kelakuan orang Farisi yang terlihat sok rohani, paling suci, paling hebat, paling benar. Apakah ini hanya ada pada jaman Tuhan Yesus? Jangan heran kita pasti akan ketemu dengan orang-orang seperti ini di gereja dimana kita beribadah setiap minggu bahkan di persekutuan atau komsel dll. Kalau kita membaca perjalanan Yesus dari ke 4 Injil pertama banyak yang dapat dipelajari bagaimana kecewa dan marahnya Yesus dengan kelakuan orang-orang Farisi di jaman itu yang selalu membungkus diri mereka dengan hukum Taurat sehingga terkesan sangat suci dan mungkin lebih Alkitabiah dari orang-orang disekitaran kita. Perhatikan reaksi Yesus terhadap sikap seperti ini. “Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka..” Markus 3:5. Kekerasan hati sangat menipu sehingga membuat kita tidak peka Roh Kudus dan tanpa disadari terjebak dalam kebodohan sendiri.
Kitab Amsal banyak mengajarkan kita untuk lebih berhikmat dan jauhkan kebodohan pada diri kita sendiri. “Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya” (Ams. 14:8). Paulus mengajarkan hal yang sama di Perjanjian Baru kepada jemaat di Efesus untuk tidak hidup dalam kekerasan hati. “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif” (Ef. 5:15). Kemudian kita ditegaskan kembali melalui Firman Tuhan “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman” (Ibr. 3:15). Kegeraman biasanya timbul dari hati yang tidak pernah terpuaskan dan kecemaran muncul dari hati yang tidak terjaga dengan baik. Tanpa ada perubahaan dalam kedewasaan iman kita dengan bertobat tentunya kuasa Roh Kudus tidak akan mampu untuk mengambil alih hati yang keras. Karena itu, jauhkanlah dirikita dari hati yang keras agar hati kita menjadi hati yang baru untuk setia dan taat melakukan kehendak TUHAN. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar