Renungan hari ini:
ANAK YANG DIKASIHI
Matius 3:17 (TB) lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan"
Matthew 3:17 (NET) And a voice from heaven said, “This is my one dear Son; in him I take great delight”
Pernyataan bahwa Yesus sebagai anak yang dikasihi tertulis juga dalam kitab Markus dan Lukas (Mrk 1:11 Luk 3:22). Baik Markus dan Lukas menyampaikan kembali kata-kata yang terdengar dari langit sebagai, "Engkaulah anak-Ku yang terkasih, kepadamulah Aku berkenan." Jadi yang disapa dengan kata-kata itu ialah Yesus sendiri. Markus mencatat dalam Mrk 1:10, ketika keluar dari air, setelah dibaptis, Yesus langsung "melihat langit terkoyak ..." Lukas menyampaikan kata-kata dari langit tadi setelah menyebut bahwa Yesus juga dibaptis dan "sedang berdoa ...." Kedua Injil ini memang hendak menekankan pengalaman batin Yesus ketika menerima baptisan itu. Pengalaman batin mendapati diri sebagai orang yang disapa sebagai "anak terkasih" oleh Dia yang ada di langit itu dimungkinkan oleh Roh Kudus yang turun ke atas Yesus. Ungkapan "anak terkasih" di situ berarti orang yang amat dekat, yang terpilih untuk menjalankan urusan-urusan Allah. Itulah maksud "kepadamu Aku berkenan". Pengalaman batin ini kemudian menjadi kekuatan Yesus. Bagaimana dengan pemberitaan Matius?
Dalam Matius 3:17 didapati "Inilah anak-Ku yang terkasih, kepadanya Aku berkenan." Jadi bukan sapaan ilahi kepada Yesus sebagaimana tercatat dalam Markus dan Lukas, melainkan sebuah pernyataan tentang dia. Matius kiranya bermaksud membuat yang dialami Yesus secara batin tadi akhirnya juga menjadi pengalaman semua yang hadir di situ, termasuk siapa saja yang menjadi pembaca Injilnya. Jadi ada pewartaan mengenai siapa Yesus itu kepada orang banyak. Dia itu orang yang amat dekat ("anak-Ku yang terkasih") dengan Yang Ilahi dan mendapat perkenan dari-Nya untuk melakukan tindakan-tindakan di antara manusia atas nama-Nya.
Matius juga mendekatkan pengalaman batin Yesus kepada semua orang. Orang banyak dapat ikut serta di dalam pengalaman yang paling batin sekalipun. Bagaimana? Tentu saja bila ikut memperoleh Roh seperti Yesus sendiri. Dikatakan dalam Matius 3:17 (juga dalam Mrk 1:10 Luk 3:22), "Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya." Roh yang bisa tampil sebagai api yang membakar itu kini tampil sebagai yang lemah lembut. Tetapi daya-Nya tetap sama. Dan kekuatan yang turun ke atas Yesus dalam wujud yang lembut itu akan menjadi juga baptisan bagi orang banyak. Yohanes Pembaptis sendiri telah pernah mengatakan hal ini ketika menegaskan bahwa dia yang akan datang itu akan membaptis dengan Roh dan api (lihat Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33). Karena itu, marilah kita pun berusaha menjadi anak yang dikasihi TUHAN agar perjalanan hidup kita disepanjang tahun ini berhasil. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar