Renungan hari ini:
PEKERJAAN YANG DIKEHENDAKI ALLAH
Yohanes 6:29 (TB) Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah"
John 6:29 (NET) Jesus replied, “This is the deed God requires – to believe in the one whom he sent”
Ada banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan bahkan menjadi bagian dari dirikita setiap hari. Pekerjaan bisa menjadi profesi kita maupun pelayanan kita. Yesus menyebut sebuah pekerjaan dalam nas hari ini yakni “percaya.” Dalam pernyataan Tuhan Yesus di sini, percaya menunjukkan sesuatu pekerjaan. Kata “pekerjaan” dalam teks aslinya adalah ergon (ἔργον). Kata ergon menunjuk suatu kegiatan yang terus menerus secara berkesinambungan untuk memperoleh suatu hasil atau ada produknya. Demikianlah, percaya adalah suatu kegiatan yang terus menerus, yang dapat digambarkan sebagai suatu garis Panjang, bukan sebuah titik.
Banyak orang Kristen merasa sudah percaya kepada Yesus Kristus. Dari percaya tersebut mereka memperoleh keselamatan, merasa sudah menjadi anak Allah yang sah, merasa sudah berhak diberkati Tuhan dengan berkat jasmani dan berkat rohani dan kalau mati mereka boleh meyakini masuk surga. Mereka memandang percaya seperti sebuah titik. Bisa dilihat, bagaimana mereka tidak memiliki perjuangan yang proporsional untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Bagi mereka percaya itu sudah final. Titik. Padahal percaya adalah sebuah perjuangan dalam mengisi anugerah yang Tuhan berikan. Percaya yang mereka miliki adalah percaya yang tidak produktif, artinya tidak menghasilkan apa-apa. Percaya seperti itu adalah percaya semu atau percaya palsu. Iman seperti ini adalah iman yang tidak menyelamatkan.
Percaya adalah ergon atau pekerjaan yang akan menghasilkan sesuatu. Hasil dari percaya itu adalah semakin menemukan kemuliaan Allah yang hilang, yaitu semakin segambar dan serupa dengan Allah. Hal ini berarti menjadi anak-anak Allah, bukan saja statusnya tetapi keberadaannya. Keberadaan sebagai anak-anak Allah adalah mengenakan kodrat Ilahi, atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah, di mana seseorang menjadi semakin serupa dengan Yesus.
Jadi kalau seseorang mengaku percaya, maka ia harus berjuang untuk belajar mengenal kebenaran (secara Logos). Untuk ini harus mengalokasi waktu untuk datang ke gereja, ikut pendalaman Alkitab, mendengarkan khotbah melalui CD, youtube, radio, TV, literatur dan lain sebagainya. Selanjutnya orang percaya harus memperhatikan setiap kejadian atau peristiwa yang terjadi. Melalui setiap kejadian tersebut Allah bekerja untuk mematangkan Firman atau Logos dalam kehidupan, sehingga Firman kebenaran menyatu dalam diri orang percaya. Tanpa melalui kejadian atau peristiwa, Firman Tuhan secara Logos hanya menjadi teori semata-mata. Selain itu, setiap orang percaya yang mengerjakan keselamatannya, harus menyediakan waktu setiap hari untuk bertemu dengan Tuhan dalam doa pribadi.
Dari hal ini kita mengerti mengapa kita harus mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Flp. 2:12-13). Kata “kerjakanlah” dalam teks aslinya (Flp. 2:12) adalah katergazesthe (κατεργάζεσθε). “Kerjakanlah”merupakan kata perintah yang artinya juga menyelesaikan (to finish, work out), mencapai (achieve, accomplish).Ada pun kata mengerjakan dalam dalam Filipi 2:13 adalah energon (ἐνεργῶν), dari kata energeo (ἐνεργέω). Kataenergeo bisa berarti bisa digunakan menaruh atau memberikan daya, mengerjakan atau membantu seseorang.
Mengerjakan keselamatan itu kita harus takut dan gentar. Sebab perjuangan mengerjakan keselamatan -yaitu bagaimana memiliki pikiran dan perasaan Kristus- bukan hal yang mudah. Kalau mengerjakan keselamatan dapat dilakukan dengan mudah, maka tidak perlu harus dengan takut dan gentar. Takut dan gentar menunjukkan sulitnya mendaratkan kasih karunia dalam hidup seseorang. Hal ini sejajar dengan pernyataan Tuhan Yesus bahwa untuk selamat harus melalui jalan sempit. Jalan sempit adalah jalan yang sukar. Kita harus berjuang. Banyak orang berjuang masuk, tetapi tidak berhasil (Luk. 13:23-24). Firman Tuhan jelas sekali, bahwa orang percaya harus menaruh pikiran dan perasaan Kristus (Flp. 2:5-7). Orang percayalah yang harus berpikir dan berperasaan seperti Kristus dengan sengaja dan sadar. Hal ini harus dicapai dengan perjuangan seperti seorang yang bekerja (ergon).
Proses memiliki pikiran dan perasaan Kristus bukanlah proses otomatis dalam waktu singkat. Juga bukan sebuah peristiwa yang bersifat adikodrati dan mistis, tetapi melalui sebuah proses natural yang bertahap serta membutuhkan waktu panjang. Diusahakan setiap hari dalam proses “bekerja atau ergon”, untuk dapat mewujudkan percaya yang produktif atau menghasilkan sesuatu. Dengan penjelasan ini, dapatlah disimpulkan bahwa percaya bukan sesuatu yang mudah. Bukan hanya aktivitas nalar, tetapi tindakan yang menuntut segenap hidup kita dipertaruhkan. Karena itu, teruslah berusaha mengerjakan iman percaya dan keselamatan kita hingga akhir hidup kita. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar